Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

3 Hati dalam Gelas (11)

22 Maret 2016   14:20 Diperbarui: 22 Maret 2016   14:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[

"Ra, kamu sayang sama ayahmu?" tanya Diah.

"Kenapa bunda tanya?"

"Karena bunda tidak pernah merasa sayang sama bapak.  Bunda memanggilnya bapak," jelas Diah.

"Bunda mimpi tentang bapak?"

"Iya.  Sering ingatan-ingatan masa lalu bunda muncul dalam mimpi.  Mungkin ada yang masih mengganjal di hati bunda.  Selama ini bunda memang hanya menyimpannya sendiri.  Kalau bunda berbagi cerita tentang bapak kepada orang lain, mungkin bunda akan terhindar dari mimpi-mimpi masa lalu bunda."

"Kalau begitu, kenapa bunda tidak ceritakan sama Rara.  Rara akan pegang rahasia ini," kata Rara sambil memeluk Diah.

"Bapak dulu menginginkan anak laki-laki.  Ingin sekali.  Sehingga saat lahir anak laki-laki dari rahim ibu, bapak sangat bahagia sekali.  Tapi, kebahagian itu tak bertahan lama.  Karena kakak laki-laki bunda itu ternyata buta.  Mendapatkan anak laki-lakinya buta, bapak marah.  Marah kepada ibu, marah kepada dirinya sendiri, juga marah kepada anak bayi yang tak tahu apa-apa itu."

Rara merasakan kesedihan itu.

"Bapak yang marah, kemudian menyusun sebuah rencana busuk.  Kakak bunda yang masih bayi itu dibawa bapak ke panti dan diserahkan ke sana.  Ibu tak tahu panti tempat kakak dititipkan.  Dan ibu tak berani melawan bapak yang sedang marah.  Ibu hanya bisa menangis.  Sambil berharap akan lahir bayi laki-laki dari rahimnya sehingga bapak akan senang."

Diah menarik nafas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun