Mohon tunggu...
Mochamad Ridwan
Mochamad Ridwan Mohon Tunggu... Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Bekasi

ASN PNS Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi, Praktisi Data, Dosen Praktisi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Statistik untuk Kesejahteraan: Desa Cantik 2025 dan Masa Depan Bojongmangu

19 Maret 2025   13:41 Diperbarui: 19 Maret 2025   13:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, potensi ekonomi yang menjanjikan. Bojongmangu memiliki sektor unggulan seperti pertanian, peternakan, dan UMKM kerajinan. Dengan data yang terintegrasi, sentra ekonomi di wilayah ini dapat dipetakan dengan lebih baik. Salah satu strategi pengembangan ekonomi berbasis data adalah integrasi dengan platform pasar digital, yang memungkinkan produk-produk unggulan desa menembus pasar yang lebih luas. 

Keempat, dampak infrastruktur Jalan Tol Japek 2. Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2 membuka akses ekonomi baru bagi Bojongmangu. Data lalu lintas dan pertumbuhan usaha di sekitar jalur tol dapat menjadi bahan analisis untuk perencanaan program pemberdayaan ekonomi desa, sehingga mendorong pengembangan ekonomi lokal yang lebih efektif. 

Namun, pelaksanaan Desa Cantik 2025 di Bojongmangu bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan akses internet di beberapa desa, yang berpengaruh pada efektivitas pengelolaan data. Selain itu, variasi kapasitas antar-desa juga menjadi tantangan tersendiri, karena tidak semua desa memiliki kesiapan infrastruktur dan SDM yang sama. Untuk mengatasi hal ini, pendekatan bertahap (phased implementation) akan diterapkan, dimulai dari desa yang telah memiliki infrastruktur memadai, kemudian diperluas secara bertahap dengan pendampingan berkelanjutan. 

Di tengah kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah, tantangan lain yang perlu diatasi adalah keterbatasan sumber daya dalam pelaksanaan program. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih inovatif untuk memastikan bahwa inisiatif seperti Desa Cantik 2025 dapat berjalan secara optimal tanpa bergantung sepenuhnya pada dana pemerintah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah optimalisasi teknologi digital dengan biaya rendah, seperti pemanfaatan aplikasi berbasis open-source untuk pengolahan dan visualisasi data. Selain itu, pelatihan berbasis daring dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa tanpa mengeluarkan biaya besar untuk perjalanan dinas atau pertemuan tatap muka. Tidak kalah penting, kolaborasi dengan universitas dan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta penelitian terapan dapat membuka peluang pendanaan alternatif sekaligus mendukung inovasi berbasis data yang lebih berkelanjutan. 

Ke depan, harapannya adalah program seperti Desa Cantik tidak hanya berfungsi sebagai proyek temporer, tetapi menjadi budaya kerja baru dalam tata kelola desa. Dengan data yang akurat dan terintegrasi, desa-desa di seluruh Indonesia dapat membangun perencanaan yang lebih strategis, mengidentifikasi permasalahan dengan lebih cepat, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk kepentingan masyarakat. Desa yang berbasis data juga memiliki potensi besar untuk menarik investasi, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, karena transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. 

Lebih jauh lagi, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital di tingkat desa, di mana masyarakat tidak hanya menjadi pengguna data tetapi juga turut berkontribusi dalam pengumpulan dan analisisnya. Dengan dukungan teknologi dan peningkatan literasi data, desa-desa dapat membangun sistem informasi yang lebih mandiri, dari pemetaan potensi ekonomi hingga pengelolaan layanan publik yang lebih efisien. Jika harapan ini terwujud, maka bukan tidak mungkin desa-desa di Kabupaten Bekasi akan menjadi pionir dalam pembangunan berbasis data. 

Sebagaimana yang diyakini oleh beberapa ekonom, "Data yang akurat adalah matahari yang menerangi jalan pembangunan." Dengan data sebagai fondasi utama, pembangunan desa yang berkelanjutan dan berbasis fakta bukan lagi sekadar harapan, tetapi sebuah keniscayaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun