Mohon tunggu...
M Iqbal M
M Iqbal M Mohon Tunggu... Seniman - Art Consciousness, Writter, and Design Illustrator.

Kontak saya di Instagram: @mochmad.iqbal.m

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hapus Ospek !: Selain Merampas Kemerdekaan, Ospek Dapat Menurunkan Imun dan Turut Memperpanjang Rantai Penyebaran Covid-19

19 September 2020   18:34 Diperbarui: 22 September 2020   14:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: M.Iqbal.M

Ospek membuat orang menjadi tertekan secara psikologis. Apa yang terjadi jika psikologis anda tertekan ?, tentu saja sistem imun/kekebalan tubuh akan turun. Itu artinya, anda akan mudah terserang berbagai penyakit, salah satunya covid-19. Jika demikian, maka rantai penyebaran covid-19 tidak akan pernah bisa berhenti. Jadi, HAPUS OSPEK !, LAWAN PENINDASAN !. –(Deklarasi Kemanusiaan).

Sekiranya kita tidak terpaku atau dibutakan oleh istilah/definisi ospek yang merupakan akronim/kependekan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus maupun segala macam istilah gantinya, entah itu Disma, LKDT, Makrab, dst.

Sebab, yang lebih penting dari istilah dan definisi ialah fakta lapangan. Tentu saja definisi ospek itu sepintas terdengar baik. Tetapi lihat saja fakta lapangan yang ada seringkali teramat buruk. Jadi, lebih baik hapuskan saja ospek. Lagipula tidak terlalu bermanfaat untuk keberlangsungan mahasiswa dalam berstudi maupun untuk kehidupannya di masyarakat nanti.

*Untuk melihat artikel saya selengkapnya tentang betapa tidak bermanfaatnya ospek, bahkan justru menimbulkan hal negatif, bisa anda lihat di: https://www.kompasiana.com/mochamadiqbalm/5f5feb20097f3630516d0743/hapuskan-ospek-hapuskan-pendidikan-indoktriner-yang-menindas-lawan-premanisme-dan-pembodohan-di-lingkup-akademi 

Bahkan mengikuti kegiatan ospek ialah merupakan suatu ancaman baru dari berbagai ancaman dan tekanan hidup. Mengapa ospek menjadi sebuah ancaman?. 

Coba lihat saja fakta lapangan dari pemberlakuan ospek (atau saat ini ospek virtual) yang seringkali menyuguhkan konten-konten yang penuh dengan tekanan, contohnya adalah ucapan-ucapan kotor dan membentak-bentak, sehingga membuat psikologis mahasiswa baru merasa terancam, bahkan depresi dan komplikasi berbagai penyakit, termasuk covid-19.

Padahal, mahasiswa baru sudah mempunyai banyak tekanan hidup, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini; mulai dari ketidakbebasan/membatasi ruang gerak lantaran menjalankan himbauan #dirumahaja, ancaman dari serangan virus, sampai dengan tekanan dari susahnya mencari uang demi membiayai kehidupan seharinya dan kuliahnya.

Itu semua beban yang ditanggung oleh kebanyakan dari mahasiswa baru. Lalu mengapa ingin menambah beban, dan tekanan dengan tetap memberlakukan kegiatan ospek ?.

Bukankah orang-orang yang masih memberlakukan ospek semacam itu ialah orang yang berpikiran sempit dan picik, serta tidak punya hati nurani dan pantas untuk dilawan ?. Lantaran telah merampas kemerdekaan orang lain sekaligus menggiring seseorang agar imunitas tubuhnya turun dan akhirnya berpotensi terinfeksi virus atau bahkan bisa memperpanjang rantai penyebaran virus covid-19.

JIka berjalannya sistem pendidikan kita seperti itu adanya, maka pendidikan kita masihlah tidak berbeda dengan pendidikan ala Penjajahan Belanda (groentjes) dan Jepang (puronko) ataupun ala Orde Baru, yang masih mengusung pendidikan berunsur senioritas, dominatif, semi-militeristik dan indoktriner, bahkan waktu penjajahan tersebut, mahasiswa baru digunduli dengan dalih 'pengenalan'.

Ketidakseriusan Kampus Dalam Menangani dan Ikut Andil Dalam Menyebarkan Virus Covid-19.

Sejauh ini, berbagai kampus/civitas akademik terlihat tidak serius dalam menangani atau mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Mereka tetap saja memfasilitasi atau membuka peluang untuk para mahasiswa yang berwatak preman seperti itu agar tetap dapat melakukan penindasan kepada mahasiswa baru.

Ketidak tegasan semacam itulah yang membuat tradisi ospek semacam itu tetap berlangsung terus-menerus secara turun-temurun. Itu artinya, bisa dikatakan bahwa para civitas akademik telah gagal membuat regulasi demi ketentraman dan keselamatan mahasiswanya.

Selain itu, bisa juga kita katakan bahwa kampus telah ikut andil dalam menyebarkan virus covid-19, lantaran tetap memberlakukan ospek dan tidak becus dalam mengantisipasi mahasiswa baru yang akan mendapatkan tekanan-tekanan, ancaman maupun penindasan.

Jika demikian, maka mahasiswa baru itu sendirilah yang haruslah berupaya untuk menolak mengikuti kegiatan ospek tersebut. Agar tradisi semacam itu benar-benar bisa dihentikan. Jika tidak, mahasiswa baru itu sendirilah yang akan terkena sialnya. Siapapun mahasiswa baru yang sekedar patuh dan menurut akan teramat dirugikan dan diperbudak oleh panitia ospek/mahasiswa lama.

Jadi, mahasiswa baru harus mempunyai inisiatif sendiri untuk menolak mengikuti kegiatan tersebut, entah dengan cara mengajak teman-teman seangkatan untuk menolak ospek, mendesak terus-menerus kepada pihak civitas akademik, atau dengan cara-cara yang lainnya.

MARI HAPUS OSPEK !, AJAK KAWAN-KAWAN MU UNTUK PROTES !.

DESAK PARA CIVITAS AKADEMIK atau SEMUA PIHAK BERSANGKUTAN untuk MENGHAPUS OSPEK !.

Atau LAWAN, LAWAN, LAWAN dengan CARAMU SENDIRI !.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun