Mohon tunggu...
Moch Alfian Maulana
Moch Alfian Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

alfian maulana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Manajemen Usaha pada UMKM Kafe Tigakata dalam Meningkatkan Penjualan

9 September 2021   01:00 Diperbarui: 9 September 2021   01:18 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Jember (Dokpri)

Gambaran Singkat Potensi Wilayah

Kelurahan Sumbersari merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kecamatan Sumbersari dengan luas wilayah sebesar 37,04 km2 terbagi menjadi 7 wilayah kelurahan yaitu Kranjingan, Wirolegi, Karangrejo, Kebonsari, Sumbersari, Tegalgede, dan Antirogo. 

Demografi jumlah penduduk di Kecamatan Sumbersari menurut data profil kecamatan Sumbersari adalah 131.669 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 65.544 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 66.125 jiwa. Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Sumbersari adalah agama islam dengan jumlah pemeluk sebanyak 126.311 jiwa (Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember, 2020

Mata pecaharian utama dari penduduk di wilayah Sumbersari berdasarkan sensus penduduk yaitu bidang industri sebanyak 5.602 jiwa, bidang pertanian sebanyak 7.434 jiwa, bidang konstruksi sebanyak 2.049 jiwa, bidang perdagangan sebanyak 18.316 jiwa, bidang angkutan atau transportasi sebanyak 2.862 jiwa, dan lain lainya sebanyak 33.362 jiwa (Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember, 2020). 

Wilayah kelurahan Sumbersari memiliki potensi cukup baik untuk mengembangkan usaha di bidang jasa dan perdagangan seperti usaha konveksi, toko sembako, kafe atau warung kopi, kuliner, dan lainnya. 

Usaha kafe merupakan usaha yang cukup banyak dijumpai di kelurahan Sumbersari namun dalam segi pemasaran selama ini hanya meliputi dalam wilayah Kabupaten Jember itu sendiri. 


Pelaku usaha di kelurahan Sumbersari sebagian besar masih bersifat konvensional atau para pelaku usaha belum mengenal sistem pemasaran digital. Salah satunya dengan menggunakan media sosial dalam pemasaran digital sebagai media untuk mempromosikan dan menjual suatu produk kepada para konsumen dengan cakupan yang lebih luas.

Identifikasi Permasalahan

Potensi UMKM dalam perkembangan persaingan bisnis sampai saat ini masih belum diupayakan dengan maksimal. Banyak pelaku usaha (pemilik) justru sering mengalami masalah internal sehingga sulit untuk berkembang dan bersaing. Pemberdayaan UMKM bagi pelaku usaha perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen usaha. 

Selanjutnya, akan dilakukan pengembangan strategi pemasaran produk atau usaha, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan di masa pandemi Covid-19. 

Pandemi Covid-19 cukup memberikan dampak utamanya di bidang ekonomi, seperti hal nya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami penurunan produktifitas usaha, jangankan mendapatkan keuntungan bahkan untuk mengembalikan modal saja belum tentu bisa. 

Banyak pelaku usaha yang mengalami pengurangan aktivitas karena adanya kebijakan pembatasan interaksi sosial yang berujung pada terhentinya proses produksi dan berkurangnya permintaan atas barang ataupun jasa mengakibatkan banyak UMKM yang tidak dapat memaksimalkan keuntungan. 

Fenomena ini juga turut dirasakan oleh sejumlah UMKM di Kecamatan Sumbersari, salah satunya para pelaku usaha kafe yang juga terkena dampak dari pandemi. 

Beberapa dampak dari pandemi Covid-19 yang mengakibatkan adanya pembatasan kegiatan antara lain penjualan mengalami penurunan dan kesulitan mendapatkan bahan baku karena kegiatan supply bahan yang dibatasi sehingga berpengaruh pada terhambatnya proses produksi.

Permasalahan yang banyak dihadapi oleh para pelaku usaha tersebut menumbuhkan gagasan bagi saya sebagai mahasiswa Universita Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di desa Sumbersari untuk membantu pelaku usaha kafe dengan cara merancang program kerja yang dapat bermanfaat dan menciptakan kondisi manajemen yang sesuai dengan konsep manajemen usaha yang baik agar terjamin kelangsungan usaha.  

Pelaksanaan program kerja saya akan dilakukan dengan memberikan pendampingan dan pelatihan untuk pemberdayaan UMKM bagi pelaku usaha agar dapat meningkatkan pengetahuan manajemen usaha. Selanjutnya, akan dilakukan pengembangan strategi pemasaran produk atau usaha secara digital sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan di masa pandemi Covid-19.    

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari mahasiswa Universitas Jember dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Pelaksanaan KKN bertempat di desa Sumbersari, kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dengan waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 10 September 2021. 

Adanya program KKN dengan tematik pemberdayaan wirausaha masyarakat diharapkan dapat membantu pemerintah desa dan para pelaku dalam meningkatkan pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dimasa pandemi Covid-19. 

Pelaksanaan program kerja direncanakan dengan melakukan kegiatan terstruktur untuk mengatasi permasalahan yang ada, dimulai dari penyiapan instrumen pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data, identifikasi permasalahan, dan dilanjutkan dengan pengelolaan data serta penerapan konsep manajemen usaha dan strategi pemasaran digital untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembimbingan dan pelatihan juga dilakukan untuk optimalisasi pengembangan strategi pemasaran digital yang tepat dan kreatif. 

Saya memiliki gagasan untuk melakukan pelatihan dan pembibingan bagi pelaku usaha agar dapat meningkatkan pengetahuan manajemen usaha serta pengembangan strategi pemasaran secara digital berupa promosi dan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial.

Sasaran dari program kerja saya dalam kegiatan KKN ini adalah penguatan manajemen usaha pada UMKM kafe Tigakata dalam meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran digital. 

Adapun pelatihan dan pembibingan yang akan dilakukan meliputi beberapa kegiatan, pertama yaitu pelatihan penggunaan sistem media sosial yang baik, ke-dua yaitu pelatihan pembuatan foto produk yang menjual, kreatif, inovatif, serta menarik bagi konsumen. 

Ke-tiga, dilanjutkan dengan merancang pemasaran melalui konten promosi yang disebarluaskan di media digital (online) dan terakhir melakukan evaluasi dari pelaksanaan program kerja yang telah dilakukan.

Pendampingan kepada pelaku usaha kafe untuk mengoptimalkan produk dan penjualan dilakukan dengan pembuatan foto produk, konten video promosi, dan mengadakan promo dalam pembelian produk dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Promosi dilakukan melalui media sosial secara kreatif agar produk sasaran dapat menarik bagi konsumen lebih luas. 

Metode promosi tersebut juga dapat meminimalisir biaya pengeluaran promosi atau iklan dengan harapan inovasi kreatif ini dapat membantu usaha kafe tersebut dalam mengembangkan dan mengoptimalisasi usahanya. 


Dokpri
Dokpri

Pelaksanaan program kerja sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di desa Sumbersari, kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Berikut ini dapat dicermati model Canvas pelaksanaan KKN dan Road Map pelaksanaan KKN oleh Moch. Alfian Maulana Hakim/KKN BTV-3/Kelompok 35/DPL : Dina Tsalist Wildana, S.H.I., LL.

 

Gambar 3. Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Wilayah Sumbersari (Dokpri)
Gambar 3. Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Wilayah Sumbersari (Dokpri)

  

Gambar 4. Road Map Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Wilayah Sumbersari (Dokpri)
Gambar 4. Road Map Pelaksanaan KKN Back to Village 3 di Wilayah Sumbersari (Dokpri)

Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3

Pelaksanaan program kerja dengan pelaku usaha kafe sebagai sasaran kegiatan terbagi ke dalam empat minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan tersendiri. 

Kegiatan yang dilakukan pada minggu pertama yaitu melakukan observasu dab pengumpulan data untuk potensi desa, kemudian dilanjutkan perkenalan dengan sasaran serta mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh sasaran di masa pandemi Covid-19 ini. 

Setelah diketahui berbagai permasalahan yang dihadapi oleh sasaran kemudian dilakukan diskusi dengan sasaran terkait dengan program kerja KKN untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut.

Pandemi Covid-19 cukup memberikan dampak utamanya di bidang ekonomi, seperti hal nya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami penurunan produktifitas usaha dan penurunan pendapatan. 

Pelaku usaha yang mengalami pengurangan aktivitas karena adanya kebijakan pembatasan interaksi sosial yang berujung pada terhentinya proses produksi dan berkurangnya permintaan oleh konsumen. 

Berdasarkan hasil survei untuk identifikasi permasalahan dari usaha kafe Tigakat yang berlokasi di desa Sumbersari mengalami penurunan omset yang cukup signifikan di masa pandemi saat ini. 

Penurunan omset yang cukup drastis disebabkan oleh pelaku usaha kafe tersebut masih bersifat konvensional dalam melaksanakan usahanya yaitu kurangnya pengembangan dalam strategi pemasaran dari pelaku usaha, kurangnya pemahaman dan pemanfaatan teknologi seperti media sosial, kurangnya akan pemahaman mengenai inovasi produk, dan digital marketing menjadi beberapa penyebab usaha kuliner ini cukup kesulitan menghadapi dampak dari pandemi Covid-19. 

Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi, saya memiliki gagasan dan memberikan saran kepada sasaran untuk memiliki inovasi agar usaha kafe tersebut dapat bertahan di situasi pandemi dan melakukan promosi serta pemasaran secara digital via media sosial. 

Untuk itu, dilakukan kelas pelatihan yang merupakan bentuk program kerja dalam melaksanakan KKN. Mengingat saat ini kondisi pandemi Covid-19 masih genting maka kelas pelatihan tersebut diselenggarakan secara online via Zoom sebanyak empat kali kelas dengan mentor kelas pelatihan yaitu saya sendiri.

Kegiatan kelas pelatihan dilaksanakan pada minggu kedua hingga minggu ke-empat dengan pelaku usaha kafe sebagai sasaran kegiatan. Pelaksanaan kelas pelatihan dilakukan sebanyak empat kali, dimana setiap pelaksanaan kelas memiliki fokus tema pelatihan tersendiri. 

Kegiatan kelas pelatihan yang pertama memberi pemaparan tentang pengenalan pentingnya manajemen usaha modern berbasis digital marketing di masa pandemi covid-19. Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi terkait manajemen usaha yang baik dan strategi pemasaran berbasis digital marketing untuk mengembangkan usaha kafe ini dan agar usaha kafe dapat bertahan dalam situasi pandemi. 

Dilanjutkan dengan kelas pelatihan kedua yang berisi pemaparan tentang pemasaran online bagi umkm. Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi tentang pentingnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi agar tidak ketinggalan oleh kompetitor usaha lain serta memberi pemahaman agar pelaku usaha dapat melakukan pemasaran secara online dengan baik dan mampu menarik konsumen. 

Selain itu, kelas pelatihan ini memberikan pengenalan beberapa media untuk melakukan pemasaran secara online diantaranya yaitu media sosial dan market place. Kegiatan kelas pelatihan yang ketiga memberi pemaparan tentang teknik foto produk yang menjual. 

Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi terkait jenis -- jenis dan perbedaan saat memfoto sebuah produk atau barang jualan, karena masing-masing memiliki kriteria yang berbeda dalam segi pengambilan gambarnya. 

Harapannya dengan pelatihan ini sasaran mampu memahami beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat pengambilan foto produk, diantaranya yaitu komposisi dan sudut atau angle pengambilan fot, karena akan mempengaruhi warna dan kualitas gambar yang dihasilkan. Kelas pelatihan yang terakhir atau ke-empat berisi pemaparan tentang teknik pembuatan konten promosi produk via Instagram. 

Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi terkait teknik pembuatan konten video dan promosi yang dilakukan via Instagram dengan baik dan menarik. 

Pemasaran dan promosi harus tahu bagaimana menggunakan iklan, promosi, penjualan, publisitas, dan penjualan personal untuk mengkomunikasikan suatu produk beserta nilainya kepada konsumen yang dituju.

screenshot-729-6138f5ff0101906d00465f43.png
screenshot-729-6138f5ff0101906d00465f43.png

Gambar 5. Pemaparan materi pelatihan pertama via Zoom dengan sasaran (Dokpri)


Gambar 6. Pemaparan materi pelatihan kedua via Zoom dengan sasaran (Dokpri)
Gambar 6. Pemaparan materi pelatihan kedua via Zoom dengan sasaran (Dokpri)


Gambar 7. Pemaparan materi pelatihan ketiga via Zoom dengan sasaran (Dokpri)
Gambar 7. Pemaparan materi pelatihan ketiga via Zoom dengan sasaran (Dokpri)

Gambar 8. Pemaparan materi pelatihan keempat via Zoom dengan sasaran (Dokpri)
Gambar 8. Pemaparan materi pelatihan keempat via Zoom dengan sasaran (Dokpri)

Setelah seluruh kegiatan pelatihan kelas selesai terselenggara saya melakukan pembuatan foto produk dan video konten promosi yang nantinya akan di-posting melalui media social Instagram. 

Evaluasi berikutnya saya melakukan akumulasi data penjualan dan mengamati respon dari konsumen mengenai konten yang saya promosikan melalui media sosial Instagram dan hasilnya cukup memuaskan karena konsumen banyak yang tertarik dengan produk dan banyak yang berkunjung ke kafe. 

Puji Syukur hasil kegiatan dapat membantu sasaran dan pemasaran dapat lebih dikenal di masyarakat luas. 

Kegiatan pelatihan kelas ini semoga membawa sasaran untuk mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjalankan usaha mereka sehingga mereka dapat bekerja secara optimal tanpa harus meraba-raba terlebih dahulu langkah apa yang harus dilakukan serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru bagi bisnis mereka.

Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3

Kelas pelatihan telah selesai diselenggarakan kemudian pada minggu ketiga dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan dengan sasaran yaitu pelaku usaha kafe Tigakata. 

Pelaksaan kegiatan pendampingan dilakukan pembuatan foto produk yang menarik dan pembuatan konten promosi berupa video produk yang nantinya akan dipromosikan melalui Instagram akun Tigakata. 

Pendampingan ini diharapkan mampu memberi pemahaman bagi sasaran agar dapat mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dan juga dilakukan saat melakukan foto produk untuk keperluan penjualan, mampu melakukan pengambilan foto produk sendiri dengan hanya menggunakan kamera handphone dan menghasilkan hasil yang professional, dan mengetahui apa saja Langkah-langkah saat akan melakukan pengambilan gambar termasuk setting kamera pada smartphone dan pengaturan pencahayaan. 

Selain itu, sasaran diharapkan dapat memahami pentingnya promosi meliputi bagaimana menggunakan iklan, promosi, penjualan, publisitas, dan penjualan personal untuk mengkomunikasikan suatu produk beserta nilainya kepada konsumen yang dituju. Tujuan dari konten promosi adalah untuk menarik viewers (pemirsa) baru untuk mengenal bisnis dan produk.

 

Gambar 9. Pendampingan sasaran (Dokpri)
Gambar 9. Pendampingan sasaran (Dokpri)

Pendampingan yang pertama yaitu membantu target sasaran untuk membuat foto produk yang menarik. Karena target sasaran belum mempunyai foto produk sehingga saya membantu target sasaran untuk pengambilan foto produk-produknya dengan menggunakan kamera handphone. 

Sebelum memulai melakukan foto produk sasaran wajib mengetahui jenis -- jenis dan perbedaan saat memfoto sebuah produk atau barang jualan, karena masing-masing memiliki kriteria yang berbeda dalam segi pengambilan gambarnya. 

Sasaran dibimbing mengenai cara memfoto produk dengan angle dan mendapatkan pencahayaan yang baik agar menghasilkan foto yang optimal, dan menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan dalam karya. 

Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun "mood" suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto. Setelah proses pengambilan foto dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah pengeditan foto dilakukan untuk memaksimalkan hasil foto dan memberikan efek yang sesuai. Kemudian, mengupload hasil foto produk di Instagram dengan disertai hastag maupun caption yang unik.

 

Gambar 10. Pembuatan foto produk (Dokpri)
Gambar 10. Pembuatan foto produk (Dokpri)

Pendampingan kedua yaitu mengadakan promo dalam pembelian produk dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Promosi dilakukan melalui market place dan media sosial secara kreatif agar produk sasaran dapat menarik bagi konsumen lebih luas. 

Metode promosi tersebut juga dapat meminimalisir biaya pengeluaran promosi atau iklan dengan harapan inovasi kreatif ini dapat membantu usaha kafe tersebut dalam mengembangkan dan mengoptimalisasi usahanya.

 

Gambar 11. Pembuatan promo produk (Dokpri)
Gambar 11. Pembuatan promo produk (Dokpri)

Pendampingan ketiga yaitu pembuatan video produk untuk konten promosi via Instagram. Konten promosi merupakan strategi pemasaran dimana kita merencanakan, membuat, dan mendistribusikan konten yang mampu menarik pemirsa yang tepat sasaran, kemudian mendorong mereka menjadi konsumen. 

Tujuan dari konten promosi adalah untuk menarik viewers (pemirsa) baru untuk mengenal bisnis dan produk kita. Sedangkan tujuan kedua adalah mendorong atau mengajak mereka untuk menjadi konsumen.

 

Gambar 12. Pembuatan konten video promosi (Dokpri)
Gambar 12. Pembuatan konten video promosi (Dokpri)

Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat konten promosi yang efektif adalah dengan mengidentifikasi siapa calon konsumen yang diharapkan untuk membeli produk. 

Kenali konsumen dengan baik misalnya kebutuhan akan produk yang akan tawarkan itu apa, biasanya mereka menggunakan media komunikasi apa saja, apa yang mereka sukai untuk dibaca, dan konten yang seperti apa yang mereka sukai di media sosial. 

Setelah proses pengambilan video dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah pengeditan video dilakukan untuk memaksimalkan hasil video dan memberikan efek yang sesuai. Kemudian, mengupload hasil video promosi produk di Instagram.

Capaian Hasil Pengabdian KKN Back to Village dan Peluang Impact-nya

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village 3 berakhir pada minggu keempat dengan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kegiatan yang telah dilaksanakan selama tiga minggu sebelumnya. Kegiatan monitoring dilakukan melalui pemantauan akun Instagram yang telah dijalankan oleh sasaran. 

Sasaran dinilai telah cukup mampu untuk menjalankan akun Instagram secara mandiri seperti upload foto produk dan membuat konten-konten video Instagram yang dapat menarik konsumen. Untuk itu, evaluasi yang diberikan pada tahap ini berupa arahan dan solusi untuk kegiatan yang kurang maksimal.

Evaluasi terkait penggunaan teknologi media sosial berupa Instagram, yaitu sasaran perlu banyak berlatih agar semakin terbiasa dalam pembuatan konten promosi produknya. Karena sebentar lagi mahasiswa KKN telah selesai melakukan pengabdiannya kepada masyarakat diharapkan target atau sasaran dapat melanjutkan secara mandiri atas kegiatan maupun pelatihan dan pendampingan yang telah dilaksanakan.        

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan pada program KKN Back to Village 3 dengan mengajak pelaku usaha kafe Tigakata di Desa Sumbersari, Kabupaten Jember. 

Hasil pelaksanaan program ini secara garis besar membantu dalam proses optimalisasi bisnis usaha kafe Tigakata untuk promosi dan memasarkan produk secara online. 

Dengan program ini usaha kafe tidak hanya diajak untuk membuat promosi dan pemasaran online saja namun juga merancang dan membuat produk inovatif, kreatif, dan dibutuhkan pasar serta membuat konten kreatif dan berkualitas sehingga menghasilkan output maksimal pada usaha kafe Tigakata.

Berdasarkan pada monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan, cukup banyak respon dan impact yang dapat diperoleh secara signifikan berupa tanggapan positif dari masyarakat sekitar dengan adanya usaha kafe Tigakata di Desa Sumbersari. 

Jika dilihat dari aspek sosial dapat merubah pola pikir masyarakat yang menjadikan mereka berpikir dan menemukan peluangnya untuk memulai suatu bisnis dengan berwirausaha sekaligus menurunkan angka pengangguran. 

Selain itu, dalam segi ekonomi sangat signifikan dengan meningkatnya perekonomian pelaku usaha serta para pekerja yang bekerja sebagai karyawan ditempat usaha kafe tersebut. Banyaknya minat konsumen menjadikan usaha kafe ini sebagai cara membuat kedua belah pihak saling menguntungkan.

Testimoni dari Sasaran KKN Back to Village

Testimoni yang dilakukan kepada sasaran setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3, diketahui bahwa pelaku usaha kafe Tigakata yang bertempat di Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, menjadi lebih kompetitif dalam melakukan pemasaran berbasiskan digital marketing serta lebih kreatif dalam berinovasi produknya berbasiskan digital marketing pada media sosial Instagram. 

Selain itu, pelaku usaha kafe Tigakata yang bertempat di Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, dinilai mulai kreatif dalam mengembangkan konten pomosi online dengan mengoptimalisasi pengembangan produk agar inovatif dan berbeda dari kompetitor lain. 

Saran kepada sasaran yaitu pelaku usaha kafe Tigata agar dapat mengembangkan usaha secara berkelanjutan berupa usaha kafe berbasis digital marketing maka pelaku usaha kafe Tigakata harus terus mempelajari dan menggunakan media sosial dengan optimal guna menciptakan pelaku UMKM yang kompetitif dan pelaku usaha kafe Tigakata harus lebih giat dan inovatif dalam memanfaatkan fitur promosi gratis pada media sosial seperti Instagram agar hasil promosi produknya menjadi lebih optimal sehingga membuat konsumen tertarik. (Moch. Alfian Maulana Hakim/KKN BTV-3/Kelompok 35/DPL : Dina Tsalist Wildana).

Penguatan Manajemen Usaha pada UMKM Kafe Tigakata dalam Meningkatkan Penjualan Melalui Strategi Pemasaran Digital

Tematik : Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19

Moch. Alfian Maulana Hakim/181710201086/KKN BTV 3/Kelompok 35

DPL : Dina Tsalist Wildana, S.H.I., LL.M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun