Mohon tunggu...
Moch NaufalPrawirawangsa
Moch NaufalPrawirawangsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

saya selalu mengahabiskan waktu untuk melakukan hobi saya yaitu lari dan angkat beban

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mempertahankan Esensi Guru di Era Kecerdasan Buatan

24 Mei 2024   21:40 Diperbarui: 24 Mei 2024   22:18 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia saat ini telah memasuki era dimana semua kegiatan manusia menggunakan alat pembantu yang disebut AI (Artificial Intelligence),pertama kali dibahas pada tahun 1956 dalam konferensi Dartmouth dan seiring berjalan nya tahun ke tahun telah dilakukan penyempurnaan supaya AI dapat mempermudah kegiatan manusia,disini saya akan sedikit menjelaskan tentang AI dari tahun ke tahun,pada tahun 1900 muncul filsuf yang mengemukakan teori matematika yang menjadi dasar terciptanya artificial intelligence ini, beberapa filsuf juga memberikan teori nya seperti George Boole Alfred North Whitehead, dan Bertrand A. W. Russell, George Boole adalah seorang matematikawan yang menemukan Aljabar Boolean. Ilmu yang menjelaskan operasi logika. Dengan aljabar ini, bisa dibuktikan nilai kebenaran true atau false yang direpresentasikan dengan digit biner 0 dan 1, sama seperti bahasa yang digunakan mesin komputer saat ini. Semua data yang disimpan, diolah, dan disajikan oleh mesin komputer berbentuk angkan atau bit, Sementara itu, Alfred North Whitehead dan Bertrand A. W. Russell mengeluarkan sebuah mahakarya yang sangat penting bagi perkembangan kecerdasan buatan, yaitu Principia Mathematica atau disebut juga PM. PM mencoba menjelaskan aksioma atau kumpulan pernyataan serta aturan inferensi dalam bentuk symbolic logic yang belum bisa dibuktikan, tapi bisa menjadi landasan pemikiran logis,Namun, karya tersebut sempat disanggah pada 1931 oleh Göedel yang mengeluarkan teori incompleteness. Dalam teori itu, ia menjelaskan bahwa PM tidak akan mungkin bisa menjelaskan segala sesuatu dengan lengkap karena akan selalu ada yang tidak sempurna.

Pada Tahun 1930,ada tiga orang yang melanjutkan riset untuk Artificial Intellegience ini,seperti Alan Turing, Claude Shannon, dan John von Neumann. Alan Turing adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan teknologi. Ia adalah penemu Turing Machine dan teori Tes Turing yang bisa menguji tingkat kecerdasan suatu mesin komputer. Pada era sekarang, Tes Turing dapat kita lihat pengaplikasiannya dalam fitur tes CAPTCHA,Sedangkan, Claude Shannon dikenal sebagai bapak dari teori informasi, teori yang lahir sebagai bentuk pengaplikasian Aljabar Boolean. Lalu, John von Neumann adalah orang yang merumuskan bahwa komputer harus dipisahkan menjadi dua bagian, yakni hardware dan software,Pada era ini, para ahli membicarakan bagaimana komputer dapat merepresentasikan pengetahuan. Mesin komputer hanya akan bergerak jika sudah dimasukkan data. Para ahli memperdebatkan bagaimana cara memasukkan data-data tersebut ke dalam mesin agar mesin dapat belajar.

Setelah membahas mengenai perkembangan teknologi buatan,apakah teknologi tersebut dapat menggeser peran guru dalam bidang Pendidikan,disini saya akan menjelaskan pengertian dari guru terlebih dahulu,guru adalah tenaga didik yang memberikan edukasi,bimbingan, dan pelatihan skill kepada anak anak muda di berbagai negara serta guru melakukan evaluasi kepada murid murid nya agar dapat membentuk karakter murid yang dibimbing nya,definisi guru sendiri adalah seseorang yang mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu,mendidik,dan mengarahkan murid nya,di dalam lingkup Pendidikan guru tidak hanya mengajarkan Pendidikan formal,tapi guru juga memberikan ilmu tentang tata krama dan sopan santun yang memiliki manfaat untuk beradaptasi ke Masyarakat luas,guru juga memberikan motivasi kepada murid murid nyam aka dari itu banyak guru yang mengabdi dijadikan sosok yang diteladani oleh para murid murid nya,dari sini kita paham bahwa peran guru sangat penting.

Strategi yang harus guru kuasai Dalam menghadapi era society 5.0, guru harus  dapat memanfaatkan sarana dan prasarana serta peralatan yang ada di sekolah dengan sebaik-baiknya. Selain itu kompetensi juga harus dimiliki, dengan kompetensi skill yang baik, guru di berbgai jenjang pendidikan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka menyongsong era society 5.0. Dimana dalam pembelajaran di era society 5.0 lebih mengutamakan sumber daya manusia (guru dan siswa) sebagai pusat inovasi dalam pembelajaran. Guru SD yang berkompeten akan melahirkan siswa yang rajin dan bersemangat dalam belajar. Hal ini akan membuat siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya atau meningkatkan nilai pelajarannya dengan terus melakukan inovasi dalam pembelajaran. Tantangan guru SD semakin meningkat dengan adanya pencerahan baru bagi sumber daya manusia yaitu tantangan menghadapi era society 5.0. Hal ini pun tidak terlepas dari berbagai peluang yang dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk membina dan mendidik generasi muda agar lebih berdaya saing dan berkiprah di era globalisasi yang tanpa batas. Tantangan guru SD yang begitu kompleks dalam menghadapi era society 5.0 semakin digaungkan di Jepang yang tentunya akan berdampak dan berpengaruh bagi Indonesia. Oleh karena itu, tugas guru sekolah harus mampu menghadapi tantangan yang akan ada. Selain itu, guru SD juga harus memiliki kemampuan yang optimal dan standar kualifikasi khusus untuk dapat membangun karakter siswa dalam mendidik siswa di era society 5.0.  (Abidah et al., 2022).

 strategi yang harus dimiliki oleh guru dalam membangun karakter siswanya adalah 


diberikan pengenalan tentang  pendidikan karakter secara komperhensif.Siswa perlu memahami, menghayati, dan mengaktualisasi nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan pada diri siswa itu sendiri. Upaya dalam membangun hubungan dengan lingkungan sekitar untuk bersikap dan berperilaku yang baik.

Menjalin hubungan yang baik antara guru dan siswa Dalam menciptakan komunikasi yang nyaman dengan siswa, maka guru harus memberikan seluruh perhatian dan berkomunikasi dengan siswa menggunakan budi dan pekerti yang baik.

Menumbuhkan karakter baik dengan mengawasi lingkungan sekitar Siswa di Era Society 5.0 bukan saja berkomunikasi secara langsung dengan bertatap muka, melainkan bisa juga berkomunikasi menggunakan media sosial dengan jangkauan yang lebih luas. Oleh sebab itu, puru perlu mengawasi dengan mengarahkan dan memahami aktivitas dan kegiatan siswa dalam bermedia sosial.(Wulandari et al., 2020)

Referensi

Abidah, A., Aklima, A., & Razak, A. (2022). Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(2c). https://doi.org/10.29303/jipp.v7i2c.498

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun