Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Jangan Main Akrobat dengan Trias Politika

21 April 2019   09:28 Diperbarui: 28 April 2019   15:24 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tendays.org.au

Dunia pernah hidup di zaman filsafat menuju tatanan ideal, sampai para tiran mengusirnya dan membuat dunia rusak selama 200 abad. Sebut saja ketika raja Persia Xerxes menyerang Athena, menghancurkan ribuan buku dan pusat berpikir Acropolis atau ketika Alexander Agung menepikan fisafat Aristoteles gurunya, lalu melancarkan penaklukan di mana-mana.

Bila filsafat tidak disumbat dalam mengatur negara, semestinya semua akan berjalan ideal. Filsafat adalah pemahaman tentang kenyataan yang diperoleh secara logis, kritis, rasional, ontologis dan sistematis. 

Filsafat tidak pernah ingin selesai. Ia bersifat terbuka, dan selalu berakhir dengan pertanyaan baru. Ia bagaikan pengembara intelektual yang tak pernah berhenti. Mestinya ilmu politik sebagai anak kandung filsafat dapat segaris dengannya.

Dalam cara pandang filsafat Trias Politika, pemimpin eksekutif bukanlah sesembahan atau didudukkan lebih tinggi dari lembaga negara lainnya. Mereka berdiri sejajar dan sama kuat, untuk saling bersinergi membangun negeri ini serta menjaga kehendak rakyat yang sudah menggaji mereka.  

Bukan saling membahu untuk tujuan-tujuan politik kekuasaan yang sepele. Kita juga punya MPR sebagai lembaga tertinggi negara, sayangnya mereka terlalu rendah diri dan kurang pandai bersyukur. Politik adalah pilihan antara yang lebih rendah dari dua kejahatan kata George Orwell, Penulis Inggris. ~MNT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun