Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Sebab Zionis Dibela?

30 Desember 2017   19:52 Diperbarui: 22 Oktober 2023   12:33 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Israel diprediksi akan membangun Israel Raya berdasarkan Perjanjian Lama tentang Tanah Yang Dijanjikan sepanjang Nil Mesir dan Eufrat Irak. Namun perspektif ini perlu diluaskan karena tidak semua Yahudi yang mendukung Zionis, beberapa di antaranya mendebat dengan sengit. Di Israel sendiri ada Neturei Karta (Penjaga Kota) sebagai kelompok religius Yahudi yang lahir pada tahun 1938. Kelompok ini menentang paham Zionis dan pembentukan Negara Israel. Berdasarkan keyakinan mereka, orang-orang Yahudi dilarang untuk memiliki negara mereka sendiri sampai kedatangan Mesias Yahudi. Kelompok ini dikenal sebagai pendukung Palestina.

Sedangkan Islam akan memenuhi nubuat akhir zaman dengan perang tak terhindarkan hingga Yahudi tersudut di balik batu dan pohon yang bisa berbicara. Tapi untuk jangka pendek, kandungan minyak bumi dan gas di dalam bumi Gaza akan lebih menggoda. Kehausan Israel akan gas, membuat mereka makin beringas menghantam Hamas yang masih bertahan dengan roket yang selalu melenceng. Dalam soal ini, baik Zionis maupun Otoritas Palestina Al Fattah (sebagai lawan politik Hamas) sama – sama tak menginginkan Hamas berlama–lama di Gaza. Soal gas, Al Fattah bahkan sudah pernah bermain mata dengan Inggris.

Menelisik lebih jauh apa biang penyebab Amerika menjadi pengabdi Zionis adalah transformasi budaya dan cara pandang Yahudi ketika terjadi eksodus dari Inggris menuju Amerika pada abad pertengahan. Menurut Edward Bernard Glick, ada alasan historis mengapa ada keterkaitan ini. The Pilgrim Fathers –julukan untuk asal usul Anglo Saxon di Amerika– membawa serta Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa asli Ibrani.

“Tidak ada negara lain mana pun di zaman itu yang begitu serupa dengan negeri Bani Israel. Kedua bangsa ini begitu mirip dalam kebahagiaannya, dalam kekhasannya dibanding bangsa–bangsa lain,” demikian petikan khutbah pendeta Abied Abbot dalam tahun 1799 dengan judul “Persamaan –persamaan bangsa Amerika Serikat dan Bani Israel”. MNT


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun