Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Walikota Boneka Ala Capone

28 Oktober 2017   13:53 Diperbarui: 28 Oktober 2017   13:55 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Capone: http://vignette3.wikia.nocookie.net

Begitu Walikota Chicago menyatakan perang terbuka kepada para mafia dan gengster, Al Capone, pesohor Cosa Nastra paling lagenda Amerika bisa terduduk dibuatnya. Di titik genting, 1923, Capone melompat dari Chicago, namun seluruh bumi Amerika tak sudi menerimanya, kecuali Cicero, Illinois.

Di era koboi hingga Capone, tiap jengkal tanah Amerika sudah ada penjahatnya. Bukan rakyat Amerika yang menolak Capone, tapi para gengster lebih dahulu menarik pelatuk senjatanya, saat kawanan Capone masih terengah -- engah. Cicero sendiri bukan tanah damai, kepala suku gengster sana, Myles O'Donnel dan William O'Donnel mungkin saja sedang lengah.

Di Chicago sebelum itu, Capone - pria kecil nakal dan tangkas berkelahi - masuk dalam radar bos mafia Chicago Outfit, Johny Torrio. Ia kemudian dididik menjadi penjahat kelas satu. Kolaborasi keduanya  membuat mereka sangat kuat untuk membeli semua-mua, kecuali walikota William Emmett Dever, yang kemudian memburu mereka.

Walikota sebelumnya William Hale Thomson berikut polisi, jaksa, dan hakim sudah masuk dalam daftar gaji mereka, guna mendiamkan setiap bisnis hitam Capone - Torrio. Para penentang akan ditidurkan dengan gepokan dolar, minuman keras, dan rintihan kupu -- kupu Chicago. Menolak, berarti sedang memilih cara mati, apakah kecelakaan, ditembak, atau disiksa terlebih dahulu.

Perhatian media massa pun terhijab oleh karisma dan uangnya. Di depan wartawan yang mencegatnya, Capone selalu merendah, "Aku hanya seorang pebisnis biasa, dan yang aku lakukan hanyalah memuaskan permintaan publik."

Setahun di Cicero, Capone sudah membuat keributan. Ini gegara kebiasaannya menangkar pemimpin akan segera juga dilakukan di sana, sempena Pilkada Cicero. Hal ini dicatat sebagai pilkada paling kelam di Amerika. Saat itu di tiap TPS, para preman utusan Capone dan genk O'Donnel saling baku hantam dan tembak.

Capone praktis mengambil alih mafia Cicero pada 1924 setelah keributan yang menewaskan 200 orang. Sejurus itu, Capone dan walikota bonekanya secara berani menguasai Balai Kota. Mereka seperti ingin memberikan pernyataan yang kuat bahwa kekuasaan mereka merupakan kemenangan besar bagi aliansi Capone dan Chicago Outfit.

Pilkada ala Capone adalah potret suksesi pemimpin yang disaluti permainan kotor. Mereka sanggup mensponsori pilkada sampai terpilih jika perlu dengan cara sangat keras, asal ada jaminan keamanan bagi bisnisnya. Ini akan menjadi kegelisahan nurani sepanjang sejarah pilkada.

Kegelisahan lain adalah,  ketika para calon pemimpin tak punya pilihan, ia dikelilingi para mafia dari segala penjuru dengan maksud sama. Belum lagi setiap langkah mereka dikuntit oleh petualang -- petualang politik dari kawanan yang tak berniat untuk membuat negeri ini maju. Yang terkenang dalam pikiran mereka hanyalah menduduki tampuk kekuasaan dan berpesta kelak dengan mengerkah APBD.

Kegelisahan lain adalah, ketika publik menganggap ritual jual beli suara sebagai biasa. Adat istiadat pilkada begitu rupakah yang akan kita wariskan? Tanpa ada tanda -- tanda ini akan berakhir. Dan perlu diingat, suara tidak selalu dibeli dengan uang, tapi bisa juga dengan mufakat -- mufakat, janji -- janji, pencitraan, kamuflase, dan romantika. Paternalisme, primordialisme, nepotisme pula adalah tiga pilar sebagai cara ekonomis yang bisa membuat pemilih memilih tanpa syarat, tanpa substansi.

Kita sangat butuh walikota macam William Emmett Dever, tak goyang oleh hasutan uang dan tekanan Capone, tapi membuat serangan balik dengan membersihkan seluruh mafia di kotanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun