Mohon tunggu...
Muhammad NuraliffudinSaputra
Muhammad NuraliffudinSaputra Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis sebagai gambaran diri dan informan bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sehari Menjelajah Banjarmasin : Menyusuri Kehidupan Sungai dan Budayanya

10 Januari 2020   20:26 Diperbarui: 10 Januari 2020   20:52 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam perjalanan Anda pun akan melihat banyak rumah yang berada di bantaran sungai. Salah satu jenis rumah yang menarik adalah Rumah Lanting.  Rumah ini dibuat mengapung di atas air dengan bantuan tali yang diikat di pohon agar rumah tidak hanyut terbawa arus sungai.

Sebelum melanjutkan perjalanan, tak ada salahnya untuk mengisi tenaga dengan makan siang. Di sekitar Siring Tendean banyak rumah makan tersedia. Mulai dari yang menjual makanan khas sampai cafe-cafe mudah dijumpai di sepanjang Jalan Pierre Tendean dan sekitarnya. Salah satu makanan yang sangat direkomendasikan adalah Selada Ayam Banjar yang dijual di Warung Sani, Kampung Melayu.

Makanan ini terbuat dari kentang kukus yang ditumbuk kasar yang diberikan parutan timun, potongan wortel, tomat dan telur rebus, serta ayam yang sudah dibumbui.

Disajikan dengan saus yang terbuat dari susu dicampur dengan bumbu halus dan memiliki cita rasa yang manis serta dilengkapi dengan emping. Karena bahan-bahan segar tersebut, Selada Ayam Banjar termasuk makanan sehat dan cocok bagi yang sedang menurunkan berat badan.

Anda juga bisa memilih alternatif makanan khas Banjarmasin yang lain. Salah satu yang sudah tersohor namanya adalah Warung Soto Banjar Bang Amat. Warung ini berada tepian Sungai Martapura tepatnya di Jalan Banua Anyar dan dapat diakses melalui jalur darat maupun sungai. Sesuai namanya, warung ini menyajikan Soto Banjar sebagai menu andalan. Soto Banjar sendiri berbeda dengan soto-soto lain yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

Berbahan dasar ayam serta memiliki aroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, cengkih dan bunga lawang. Kuah sotonya juga dicampurkan dengan sedikit susu sehingga membuat warna kuahnya agak sedikit keruh. Cara penyajian pun juga berbeda karena disajikan dengan potongan ketupat, bihun, telur bebek rebus dan perkedel kentang. Cita rasanya yang gurih sangat cocok untuk dijadikan santapan makan siang.

Setelah tenaga kembali terisi, perjalanan dapat Anda lanjutkan dengan mengunjungi kawasan Kampung Sungai Jingah. Dulu, Kampung Sungai Jingah memang terkenal dengan kawasan pemukiman para saudagar-saudagar.

Oleh karena itu banyak rumah adat khas Banjar yang dibangun disini seperti Gajah Manyusu dan Gajah Baliku.

Rumah-rumah tersebut tetap dipertahankan dan masih dihuni sampai sekarang. Di kampung ini juga Anda dapat menemukan pengrajin Kain Sasirangan. Sasirangan merupakan teknik pewarnaan kain dengan cara menjahit motif dengan teknik jelujur lalu diikat dan diwarnai. Anda dapat melihat secara langsung proses pembuatan Kain Sasirangan dan membelinya sebagai buah tangan untuk sanak saudara.

Museum Waja Sampai Kaputing atau Museum Wasaka bisa menjadi penutup perjalanan Anda di Banjarmasin. Museum ini menempati sebuah rumah adat banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang khas menjulang tinggi.

Rumah ini dulunya merupakan hunian bagi saudagar kaya yang kemudian dijadikan cagar budaya untuk mempertahankan bentuk arsitekturnya. Waja Sampai Kaputing sendiri berarti tetap bersemangat dan kuat bagaikan baja dari awal sampai akhir yang diambil dari semboyan Pangeran Antasari untuk menggelorakan semangat rakyat Banjar dalam menghadapi perang melawan penjajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun