Mohon tunggu...
M Nafis Al Mukhdi
M Nafis Al Mukhdi Mohon Tunggu... Masih Belajar, Pembuat Konten/Penulis, Kontributor

Saya Nafis, lahir hari Senin, 25 al-Muharram 1423 H bertepatan 8 April 2002. Sekarang, saya tinggal di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Pernah bersekolah di MIN 24 HSU, MTs Nurul Huda, dan MAN 1 HSU. Pernah kuliah di STAI Rasyidiyah Khalidiyah, mengambil program studi Pendidikan Agama Islam. Sekarang saya adalah Guru Al-Qur'an di SMPIT Ihsanul Amal Alabio. Menulis adalah hobi saya, hal itu melibatkan kebahasaan dan teknologi yang membuat saya tertarik. Jadi, selain menulis cerita, saya juga kontributor di proyek Wikimedia Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agar anak menjadi penyejuk mata

23 Juli 2025   16:18 Diperbarui: 23 Juli 2025   16:18 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agar anak menjadi penyejuk mata

M. Nafis Al - Mukhdi, S.Pd - Guru Al-Qur'an 7B SMPIT Ihsanul Amal 

Allah mengajarkan sebuah doa di QS. Al-Furqan[25]:74, agar manusia mengharapkan anugerah kepada istri dan keturunan menjadi penyejuk mata. Penyejuk mata yang dimaksud bukanlah makna secara harfiah, seperti obat tetes yang diiklankan.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengartikan "qurrata a'yun" sebagai penyenang hati. Hal tersebut diwujudkan melalui ketaatan kepada Allah. Langkah pelaksanaannya tentu melalui pendidikan.

Allah mengajarkan dalam QS. At-Tahrim[66]:6, bahwa pendidikan itu dimulai dari diri sendiri. Sebagaimana Rasulullah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Ahzab[33]:21, seorang pendidik harus menyerahkan pengharapan kepada Allah dan menjadi teladan yang baik.

Dalam melaksanakan pendidikan, Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan poin mengejutkan ketika memaparkan adab seorang guru. Padahal Allah sudah menjelaskannya Thaha[20]:132, ketika mengajak anak kepada kebaikan, seorang pendidik memang diminta untuk bersabar. As-Saadi dalam tafsirnya menjelaskan sabar yang dimaksud adalah menyempurnakan proses pembelajaran dan istiqamah dalam melaksanakannya.

Pada akhir ayat tersebut juga menegaskan untuk mengembalikan segalanya kepada Allah. Dalam QS. Yasin[36], diceritakan tentang seseorang yang berangan kepada sebuah kaum untuk mengetahui tentang pengampunan Allah. Pada akhirnya, orang tersebut hanya berucap bahwa dirinya hanyalah seorang penyampai yang jelas. Pemahaman itu datangnya dari Allah, karena itulah kita memintanya.

Sekarang, mari bertanya kepada diri sendiri. Jika ingin anak kita menjadi penyejuk mata, sudahkah kita menjadi penyejuk mata bagi anak? Tepatkah sudah cara kita mengajar kepada anak tersebut. Mulailah dari pribadi untuk menyempurnakan segala kebaikan, baru ajak orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun