Suatu hari, nabi Muhammad berbicara dengan pembesar Quraisy. Saat itu, Nabi mengarahkan seluruh perhatiannya kepada orang ini karena Nabi sangat ingin agar dia masuk Islam.
Tiba-tiba, datanglah seorang yang buta. Abdullah bin Ummi Maktum namanya. Dia sudah ingin masuk Islam sejak lama. Kedatangannya tanpa ragu langsung bertanya tentang wahyu yang diterima oleh nabi. Dia menyela pembicaraan yang sedang berlangsung untuk meminta Nabi membacakan dan menjelaskan tentang wahyu tersebut.
Dia yang buta tidak mengetahui bahwa Nabi sedang berbicara dengan orang lain. Dia mengulang permintaannya beberapa kali. Akhirnya, Nabi berwajah masam dan berpaling darinya. Sampai turunlah wahyu.
( * * )
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). ('Abasa: 1-3)
Yakni menginginkan agar dirinya suci dan bersih dari segala dosa.
( )
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? ('Abasa: 4)
Yaitu memperoleh pelajaran untuk dirinya sehingga ia menahan dirinya dari hal-hal yang diharamkan.
( * )
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. ('Abasa: 5-6)
Adapun orang yang serba cukup, maka kamu melayaninya dengan harapan dia mendapat petunjuk darimu.
( )
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). ('Abasa: 7)
Artinya, kamu tidak akan bertanggungjawab mengenainya bila dia tidak mau membersihkan dirinya (beriman).
( * )
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedangkan ia takut (kepada Allah). ('Abasa: 8-9)
Yakni dengan sengaja datang kepadamu untuk mendapat petunjuk dari pengarahanmu kepadanya.
( )
maka kamu mengabaikannya. ('Abasa: 10)
Teguran ini adalah bentuk pengajaran bagi Nabi Muhammad dan umatnya, agar dapat bersikap baik terutama dalam memprioritaskan tamu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI