Mohon tunggu...
Nafis Athaya
Nafis Athaya Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah, IPB University

Nafis Athaya merupakan seorang anak muda yang visioner dan berdedikasi dalam pengembangan ekonomi syariah serta keberlanjutan lingkungan. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Umum Sharia Economics Student Club (SES-C) IPB 2024/2025, sekaligus Koordinator Sobat Bumi IPB Pertamina Foundation, di mana ia aktif dalam inisiatif energi terbarukan dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, ia juga merupakan founder dari MooLagi, sebuah usaha yang berfokus produk minuman berbasis susu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Kesadaran dan Kompetensi Menuju Transisi Energi dan Keberlanjutan

1 Maret 2025   12:16 Diperbarui: 1 Maret 2025   12:16 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sobat Bumi IPB dalam Capacity Building Pertamina Foundation

Dalam upaya memperkuat kapasitas generasi muda dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan, Pertamina Foundation melalui program Capacity Building Sobat Bumi menghadirkan narasumber inspiratif yang membahas transisi energi, green economy, dan peran generasi muda dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Narasumber 1: Dian Elvira Rosa -- Deputy Team Leader and Component Manager Communication Renewable Energy Skills Development (RESD) 

Sebagai seseorang yang aktif dalam membina kemitraan strategis dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Indonesia, Dian Elvira Rosa membahas pentingnya mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam menghadapi transisi energi.

Saat ini, dunia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil yang berasal dari tiga sumber utama: batu bara, Liquefied Natural Gas (LNG), dan minyak bumi. Ketergantungan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan berdampak signifikan terhadap lingkungan, salah satunya melalui peningkatan emisi karbon dioksida (CO2). Data menunjukkan bahwa sejak tahun 1880 hingga 2024, suhu bumi terus meningkat akibat aktivitas manusia yang mengandalkan energi berbasis fosil. Pemanasan global ini memicu berbagai bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan badai ekstrem yang berdampak luas pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Menyadari kondisi tersebut, transisi menuju energi terbarukan menjadi solusi yang tak terelakkan. Namun, peralihan ini harus dilakukan secara bertahap dan matang dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, peningkatan literasi energi terbarukan, serta kesiapan SDM yang mampu mengelola dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

Dalam kaitannya dengan cita-cita Indonesia Emas 2045, transisi energi menjadi isu yang krusial. Diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan mayoritas penduduk berusia produktif antara 16 hingga 24 tahun. Hal ini menjadi peluang besar bagi negara untuk memanfaatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan menuju pembangunan berkelanjutan.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah generasi mendatang akan menikmati kondisi lingkungan yang sama seperti saat ini? Jika perubahan iklim tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin besar. Sebagai contoh, bencana banjir yang semakin sering terjadi menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian dan masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menciptakan sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Green Economy sebagai Solusi

Green Economy atau ekonomi hijau adalah konsep pembangunan ekonomi yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan, efisiensi sumber daya, dan kesejahteraan sosial. Prinsip utama dari ekonomi hijau adalah mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, serta mendukung praktik bisnis yang ramah lingkungan.

Ekonomi hijau juga mendorong lahirnya Green Jobs, yaitu pekerjaan yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi sumber daya, dan perlindungan lingkungan. Menurut Green Jobs Society Renewable Energy Survey 2024, sektor ini terus mengalami pertumbuhan pesat dan diprediksi akan menjadi pilar utama dalam ekonomi global di masa depan. Ada empat sektor utama yang menjadi fokus dalam ekonomi hijau, yaitu:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun