Mohon tunggu...
Mukhotib MD
Mukhotib MD Mohon Tunggu... Penulis - consultant, writer, citizen journalist

Mendirikan Kantor Berita Swaranusa (2008) dan menerbitkan Tabloid PAUD (2015). Menulis Novel "Kliwon, Perjalanan Seorang Saya", "Air Mata Terakhir", dan "Prahara Cinta di Pesantren."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengangankan Muhammadiyah yang Inklusi

19 November 2022   21:35 Diperbarui: 19 November 2022   21:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Foto oleh kompas.com

Tidak menutup kemungkinan keputusan organisasi akan menjadi bias gender, dengan absennya perempuan dalam struktur kepemimpjan pusat.

Misalnya, saat akan merumuskan kebijakan organisasi mengenai perubahan iklim akan memiliiki cara pandang terhadap berbagai situasi global terhadap perubahan cuaca ekstrim yang kesemuanya akan memerngaruhi kehidupan perempuan.

Sebut misalnya, ketersediaan air bersih, dan kesehatan reproduksi perempuan yang memiliki perbedaan dengan laki-laki, dan karenanya membutuhkan perhatian yang lebih. Kebijkana ini akan terkait erat dengan penurunan AKI dan AKB di Indoensia.

Selebihnya, soal partisipasi penyandang disabilitas dalam kepemimpinan Muhammadiyah penting mendapatkan peluang. Sehingga mereka akan memberikan pengaruh terhadap kebijakan organisasi dengan menggunakan perspektif mereka sebagai penyandang disabilitas. Hadirnya penyandang disabilitas dalam strurktur organisasi akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengembangan program pendidikan dan kesehatan.

Hadirnya penyandang disabilitas akan menjamin Muhammadiyah akan mendorong adanya kebijakan universal design yang akan memnbuka aksesibilitas penyandang disabilitas dalam mengkases layanan pendidikan dan kesehatan yang memiliki jangkauan cukup luas sampai ke pelosok negeri, bahkan yang berada di wilayah terluar Indonesia.

Dengan aksesibiltas yang terbuka ini, akan membantu para penyandang disabilitas untuk memperbaiki tingkat pendidikan yang bisa mereka jangkau. Dan pada akhirnya akan memperbaiki tingkat ekonomi mereka dengan terbukanya peluang kerja yang lebih luas bagi penyandang disabilitas.

Belum soal masyarakat adat. Seberapa jauh Muhammadiyah memikirkan keterlibatan mereka dalam kepemimpinan organisasi. Masyarakat merupakan kelompok yang selama ini diabaikan oleh banyak kelompok, dan sebagiannya juga menjadi korban dari kebijakan pengelolaan sumber daya alam. Mereka tergusur dari tanah mereka sendiri, terbuang dari tempat tinggal dan tanah kelahirannya.

Ketercapaian semangat 'Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta' tentunya harus memperhatikan tiga kelompok rentan selama ini terpinggirkan dari pusaran pembangunan di negeri ini.

Selamat Bermuktamar .....  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun