Mohon tunggu...
Muhammad Multazam
Muhammad Multazam Mohon Tunggu... Lainnya - www.mltazam.com

Blog Sejak 2012

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meningkatkan Rasa Nasionalisme di Era Digital

13 Desember 2017   14:15 Diperbarui: 13 Desember 2017   14:20 17939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjabaran diatas rasanya sudah cukup detail menjelaskan bahwa generasi muda yang dalam UUD 1945 disebut sebagai pemuda wajib memiliki rasa nasionalisme. Memang untuk menumbuhkan rasa nasionalisme secara langsung bukanlah hal mudah, semua membutuhkan proses. Rasa nasionalisme bisa dilahirkan dan ditingkatjkan dengan pendidikan karakter sedini mungkin. Namun era globalisasi seperti menjadi penghalang untuk mewudkan cita-cita setiap generasi muda memiliki rasa nasionalisme tinggi, karena begitu banyak pengaruh dari era globalisasi tersebut.

Generasi Muda pada Era Globalisasi

Secara umum globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Sedangkan secara bahasa era globalisasi bisa artikan sebagai zaman dengan proses yang mendunia yang telah banyak mengubah berbagai bidang dan aspek kehidupan. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf, telepon dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan aktivitas ekonomi, sosial dan budaya di kalangan masyarakat dunia

Pada dasarnya memang tidak ada yang salah dengan era ini, hanya saja sering kali generasi muda terjebak dengan kegemerlapan era globalisasi. Generasi muda Indonesia seperti sedang berada di zona nyaman namun nyatanya bisa kapan saja menikam. Hal ini dikarenakan seperti yang kita ketaui bersama bahwasanya ada begitu banyak kenyamanan yang ditawarkan di  era ini. Apabila kita sebagai genersi muda tidak teliti bisa saja pengaruh dunia luar membuat dan mengubah pola piker sehingga berdampak kepada hilangnya rasa cinta dan jiwa nasionalisme. Hal inilah yang harus dihindari oleh para generasi muda di era globalisasi.

Sebagai pemuda yang terlahir di era globalisasi sudah semestinya kita memahami segala tantangan hidup kedepanya dalam bernegara sebagai salah satu bentuk menumbuhkan rasa nasionalisme. Jangan pernah terbawa kegemerlapan budaya baru yang masuk, bisa saja budaya tersebut merupakan awal dari pelemahan karakter hingga akhirnya memudarkan bahkan menghilangkan rasa nasionalisme yang kita miliki. Lagi-lagi pendidikan karakter menjadi pilihan utama           

Pendidikan Karakter Pada Generasi Muda

Rasa nasionalisme wajib dimiliki oleh seluruh generasi muda selaku generasi penerus Indonesia, dan nasionalisme juga menjadi syarat mutlah dalam hidup bernegara. Dalam upaya membangkitkan rasa nasionalisme pada generasi muda ada banyak hal yang wajib dilakukan oleh pemerintah. Salah satu yang terpenting dan mendasar adalah memperkuat fondasi dengan pembentukan karakter sejak dini melalui pendidikan karakter kebangsaan pada generasi muda.

Pendidikan karakter untuk mencintai negara merupakan salah satu hal yang harus ditanamkan bagi tiap-tiap generasi muda sedini mungkin. Karakter untuk mencinta bangsa dan negara merupakan fondasi awal untuk membentukan karakter jiwa nasionalisme dan upaya membangkitkan rasa nasionalisme pada generasi muda Indonesia. Secara umum pendidikan pendidikan karakter adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan mendidik yang diperuntukkan bagi generasi muda. Tujuan utama dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk dan menyempurnakan individu generasi muda dengan cara melatih kemampuan diri mereka sehingga mereka mengerti dan memahami jati diri mereka masing-masing.

Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia yang kita kenal seperti yang diajarkan oleh pendiri republic ini Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter. Sedangkan pada bangsa Romawi pendidikan karakter lebih menekankan pada pentingnya aspek keluarga. Unsur dasar pendidikan karakter ala Romawi ialah memberikan nilai seperti mengutamakan kebaikan, kesetiaan, dan berperilaku sesuai dengan norma dalam masyarakat.

Pendidikan yang lebih berorientasi kepada pembentukan karakter sudah semstinya mendaptkan perhatian khusus dari pemerintan ataupun lembaga terkait yang berfokus kepada pendidikan di Indonesia. Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, dan ini bisa didapatkan setelah adanya pendidikan karakter yang baik. Ketika setiap pemuda Indonesia tetah memiliki karakter nasionalisme yang terbentuk sejak dini dari pendidikan-pendidikan yang berfokus pada pendidikan karakter dapat dipastikan tidak akan ada lagi generasi yang apatis untuk peduli dan cinta tanah air Indonesia ini.

Sudah sepatutnya setiap kita memiliki rasa nasionalisme. Nasionalisme tidak hanya untuk mereka yang sedang atau telah mengabdikan diri untuk negeri ini, namun lebih dari itu nasionalsme harus dimiliki oleh tiap-tiap anak bangsa. Khusunya generasi muda, semestinya memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, karena cerita masa depan negeri ini ada di tangan generasi muda hari ini. Jangan biarkan arus globalisasi yang begitu tinggi membuat kita melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia, hingga menghilangkan rasa nasionalisme yang ada di dalam diri kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun