Mohon tunggu...
Sakti
Sakti Mohon Tunggu... Insinyur - Urbanis, Humanis, Moderat

Urbanis, Humanis, Moderat

Selanjutnya

Tutup

Gadget

5 Alasan Mengapa WhatsApp Sulit Ditinggalkan Orang Indonesia

19 Januari 2021   10:04 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:27 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Adanya isu soal pembaruan kebijakan privasi WhatsApp pada awal tahun 2021 ini nyatanya disambut dengan respon negatif oleh mayoritas pengguna WhatsApp. Persyaratan baru ini telah menyebabkan protes di kalangan pakar teknologi, pendukung privasi, pengusaha miliarder, dan organisasi pemerintah, serta memicu netizen untuk menaikkan tagar #DeleteWhatsApp

Beragam ajakan untuk pindah ke aplikasi chatting lain, seperti Telegram, Signal bahkan BIP atau Palapa pun bermunculan. Perusahaan analitik software seluler Sensor Tower berkata Signal sudah diunduh sebanyak 17,8 juta kali pada di Apple serta Google selagi minggu dari 5 Januari sampai 12 Januari. Itu meningkat 61 kali lipat dari hanya 285.000 pada minggu sebelumnya mengutip Apnews pada Jumat (15/1).

Adapun Telegram tercatat tersedia 15,7 juta unduhan dalam periode 5 Januari sampai 12 Januari. Jumlah itu kira-kira dua kali lipat 7,6 juta unduhan pada minggu sebelumnya. Sedangkan WhatsApp mengalami penurunan unduhan menjadi 10,6 juta, turun dari 12,7 juta pada minggu sebelumnya.

Namun, walaupun direspon dengan kehebohan, namun nyatanya sampai saat ini WhatsApp tetap populer digunakan. Oleh karena itu, kami membuat daftar 5 alasan mengapa aplikasi WhatsApp sulit untuk ditinggalkan, utamanya bagi orang Indonesia. Simak daftarnya sebagai berikut

1. Sudah Terbiasa
Faktor familiaritas dan kebiasaan memang sulit untuk dirubah. Apalagi kalau aplikasi WhatsApp sudah kamu gunakan selama beberapa tahun. WhatsApp sudah menjadi percakapan sehari-hari. Orang sudah terbiasa dengan kata-kata, "Cek WA ya" atau "Shareloc di WA dong". Pindah ke aplikasi chat lain belum tentu menawarkan hal-hal seperti ini.

2. Grup Chat Masih Aktif Terus
Grup-grup alumni atau grup kantor selalu on, bahkan bisa 24 jam. Informasi resmi maupun gosip-gosip yang muncul tiap hari tentu menjadi hal yang sayang untuk diabaikan. Anda tentu tidak ingin ketinggalan semua informasi ini, bukan?

3. Orang Tua Masih Memakai WhatsApp
Orang tua saya tidak tahu chatting, tapi selalu memakai WhatsApp untuk melakukan video call. Orang tua cenderung susah untuk belajar menggunakan aplikasi di smartphone. Jadi bila ada aplikasi yang mereka kuasai, cenderung itu yang akan digunakan terus menerus.

4. Orang Masih Butuh Aplikasi Untuk Membuat Status
Salah satu pertanyaan awam orang yang pindah ke Signal adalah apakah aplikasi tersebut bisa untuk membuat status atau tidak. Karena bagi orang Indoesia, saling berbagi informasi dari penting sampai hoax tarafnya hampir setara kewajiban.

Orang Indonesia memang suka begitu. Suka curhat, suka menolong, suka pamer, suka sombong terselubung, suka humblebrag, cepat bahagia, cepat terharu, dll. Dan semua itu harus dibagi kepada orang lain melalui status WhatsApp.

Kalau ada aplikasi chatting yang tidak bisa melakukan fungsi seperti ini, maka kemungkinan akan sulit diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun