Mohon tunggu...
Khasbi
Khasbi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Cerita Kehidupan

Mahasiswa IAINU Kebumen. Suka membaca, menulis dan diskusi. Penyuka wacana kritis yang progresif-revolusioner. Aktif di organisasi PMII dan juga salah satu penggagas Institut Literasi Indonesia (ILI).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sapuan Angin Selatan

24 Juli 2019   03:15 Diperbarui: 24 Juli 2019   19:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Singgih Hidayat*

Pada Sabtu malam atau akrab disebut 'malam mingguan' aku mempunyai kebiasaan yang menarik, yaitu Perjanjenan. Perjanjenan adalah semacam upacara wajib bagi perindu-perindu Nabi Muhammad Saw. Tradisi keagamaan yang sudah makin jarang dilakukan oleh masyarakat urban.

Tapi tidak bagi kami. Kebiasaan Perjanjenan sudah mengakar pada santri Langgar Raudhatut Thalab Desa Trikarso. Setiap malam Minggu pasti banyak santri duduk-duduk di langgar.

Yah, walaupun anak-anak itu datang dengan tujuan lain tetapi tak jadi masalah. Kebanyakan mereka datang untuk bermain Game Free Fire (tembak-tembakan). Tapi mereka tetap mengikuti Perjanjen terlebih dahulu.

Begitulah orientasi mereka datang ke langgar. Tapi itu benar-benar tak jadi masalah, karena Langgar Raudhatut Thalab akan semakin hangat.

Namun, alangkah baiknya jika kita memperbaiki niat. "Perjanjenan kan dalam rangka mendapat syafa'at Nabi Muhammad Saw," ucap Gus Lombo.

Aku sangat percaya bahwa ruh Nabi Muhammad Saw, hadir bersama para perindu yang syahdu. Bahkan, aku sangat tersentuh ketika momen srakalan berlangsung. Momen srakalan adalah momen ketika tepat di baca 'mahalul qiyam'.

Kalimat puitis itu ialah, "Marhaban Ya Nural 'aini..."

Kitab yang sering kami baca di acara Perjanjen adalah Al Barjanji karya Syaikh Al Barjanji.

Sebenarnya, Perjanjenan ini ditujukan dalam rangka membacakan riwayat Nabi Muhammad Saw. Mulai dari kelahiran Nabi Muhammad Saw sampai beliau wafat. Tentu dengan berbagai dinamika yang di hadapi beliau selama menyebarkan agama Islam.

"Semoga, kita semua mendapat luberan syafa'atnya, Amin..." ucap Gus Lombo suatu ketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun