Indonesia menurut hasil beberapa riset mengenai kecerdasan, orang Indonesia dinyatakan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata bangsa Asia, apalagi bangsa lainnya di dunia. Saat disebut: “kecerdasan orang Indonesia di bawah rata-rata”, itu berarti juga kecerdasan para pembuat kebijakan publik dan penyelenggara negara. Rendahnya kecerdasan itu tergambar pada penggunakan kata DNA di program ESQ yang disebut di bawah ini. Test yang dilakukan ESQ dan Kemensos ternyata hanya sebuah daftar pertanyaan berjumlah 99 untuk melacak bakat siswa.
ESQ (Emotional, Spiritual Quotient) Leadership Center adalah lembaga pelatihan yang dikembangkan oleh Ary Ginanjar Agustian. Program ini menggabungkan kecerdasan emosional dengan nilai-nilai spiritual (termasuk ajaran Islam) dalam pelatihan karakter.
Baru-baru ini ESQ memasarkan sebuah "tes DNA berbasis AI" untuk memetakan bakat siswa. Kompas melaporkan bahwa Sekolah Rakyat - program pendidikan gratis kemensos - menggunakan "tes DNA berbasis AI" yang dikembangkan ESQ untuk mengetahui potensi murid. Dari keterangan resmi ESQ maupun media, ternyata tidak ada pengambilan sampel genetik: tes ini hanyalah serangkaian pertanyaan, yang hasilnya dianalisis pakai AI.
Metode Pelaksanaan dan Isi Tes
Berdasarkan liputan media, "tes DNA" ESQ sebenarnya adalah kuisioner singkat. Kompas menyebutkan: "Tes DNA tersebut berupa mengisi 99 pertanyaan, yang menurut Ary hanya memakan waktu 10 menit."
IDN Times juga mencatat bahwa tes bakat tersebut membutuhkan "10 menit untuk menjawab 99 pertanyaan". Jadi dalam praktiknya siswa hanya mengisi sekitar 99 item soal singkat, lalu algoritma AI ESQ memetakan bakatnya. Tidak ada pemindaian sampel biologis atau analisis genetik sama sekali. Ini berbeda jauh dengan sebutan "tes DNA" medis yang biasa kita kenal yang memerlukan sampel dari bagian tertentu tubuh siswa untuk dianalisis di laboratorium DNA.
Kompas jelas menyatakan tes ESQ hanya kuisioner 99 soal (10 menit). Tidak Ada Sampling Genetik. Bahkan informasi resmi ESQ tidak menyebutkan pengambilan sampel DNA. ESQ hanya menganalisa jawaban murid pada kuesioner. Sedangkan kata "AI" dalam tes ini merujuk pada penggunaan kecerdasan buatan untuk menilai jawaban, bukan pemrosesan sekuens DNA.
Perbedaan dengan Tes DNA Genetik Sebenarnya
Dalam konteks ilmiah dan hukum Indonesia, "tes DNA" biasanya merujuk pada pemeriksaan genetik yang sebenarnya. Misalnya, dalam konteks pengadilan, tes DNA digunakan sebagai bukti biologis hubungan darah. Di dunia komersial, ada perusahaan yang benar-benar menjual "Talent DNA Test" dengan menganalisis sampel genetik pelanggan. Sebagai contoh, situs DNA Testing Choice menjelaskan bahwa "Talent DNA Test" dari New Life Genetics "menganalisis DNA Anda untuk mengungkap bakat dan keterampilan yang terpendam" dan memeriksa gen neurotransmiter otak. Artinya, tes itu benar-benar menguji materi genetik.
Meski demikian, ada sebutan "talent DNA" yang cukup sering dipakai secara kiasan di psikologi karier. Misalnya, situs Gallup menyebut "Your CliftonStrengths themes are your talent DNA", sebagai metafora untuk kekuatan unik bawaan seseorang. Dalam arti ini "DNA" hanya sarana penyebutan tentang ciri bawaan, bukan tes biologis.