Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Masih Swinging!

7 Januari 2024   14:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   14:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Jokowi bagi-bagi bansos (TVOne News)

Jejak hitam Capres 2 sudah jelas, kata mereka. Jadi jangan dipilih. Lalu saya bertanya: Capres lainnya gak punya jejak hitam? Atau capres lain gak berpotensi membuat jejak hitam nanti?

Membuat daftar jejak hitam atau bahkan daftar prestasi tentu mudah saja dibuat oleh siapa saja. Namun daftar seperti itu siapa yang akan baca? Saya sendiri mungkin sekali tidak akan baca. Atau yang baca adalah mereka yang menganggap dirinya terdidik, intelektual, lebih cerdas dari masyarakat kebanyakan?

Sementara itu pemilih terbanyak di DPT itu (lihat datanya) adalah mereka yang tidak terpelajar (paling tinggi SMA) dan wong cilik (berpenghasilan kurang dari UMR). Mereka gak tertarik membaca daftar prestasi capres atau daftar jejak hitam capres seperti itu. Mereka tertarik dengan makan gratis atau susu gratis, juga BLT atau Bansos.

Karena bidang saya adalah neuroscience, maka saya mengamati personality disorder dari masing-masing Capres. Ternyata semuanya memiliki ciri ASPD (AntiSocial Personality Disorder). Hampir semua politisi memang begitu. Yang membedakan mereka satu dan lainnya hanya gradasi atau tingkatan ASPD-nya, ada yang ringan ada yang berat.

Mereka yang memiliki ciri ASPD berpotensi untuk membuat jejak hitam nantinya, bahkan sebelumnya mereka sudah pernah membuat jejak hitam. Sebagian dari jejak hitamnya tidak terlihat, dan sebagian lagi terlihat nyata.

Ada beberapa sebutan yang populer dari ASPD ini, terutama di media, yaitu sociopath, narcissist, psychopath atau gabungan dari semuanya. Masing-masing dari sebutan itu memiliki ciri yang menonjol, namun semuanya memiliki kesamaan, yaitu: manipulator yang ulung, kurang atau tidak memiliki empathy, grandiosity yang gede banget, impulsive, PFC-nya kurang bekerja sempurna, sehingga cenderung pada pelanggaran hukum, norma, atau aturan.

Memilih capres di 2024 memang lebih sulit dibandingkan dengan beberapa pilpres sebelumnya. Jangan terjebak pada pola pikir lama yang membuat kalian fokus hanya pada 2 capres yang sebelumnya pernah dibenci oleh sebagian masyarakat, yaitu Prabowo & Anies. Anda patut mencoba pendekatan yang belum pernah digunakan sebelumnya, misalnya melihat 3 capres dari sudut pandang personality disorder. Yang mana menurut kalian dari tiap 3 Capres itu yang memiliki ciri sociopath, narcissist, psychopath? Yang mana tingkatannya paling berat atau membahayakan masyarakat?

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun