Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelayan Masyarakat dan Kesehatan Mental

16 Oktober 2022   21:46 Diperbarui: 28 Agustus 2023   13:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Kesehatan mental menyebabkan kerugian sebesar 1 triliun dolar (USD) per tahun secara global.
2. Kesehatan mental mengurangi produktivitas, menyebabkan gangguan kesehatan, dan merusak relationships.
3. Mereka yang kesehatan mental yang terganggu bisa saja tetap bekerja atau belajar di sekolah, dan bahkan melakukan aktivitas sosial lainnya, namun mereka hanya menghasilkan output atau kualitas yang terbatas.
4. Dari seluruh anggaran kesehatan di berbagai negara di dunia, biasanya pemerintah hanya mengalokasikan 3% saja untuk kesehatan mental masyarakat.
5. Setiap 1 dolar yang dikeluarkan pemerintah untuk menangani kesehatan mental di masyarakat akan menghasilkan 4 dolar, karena membaiknya kesehatan dan meningkatkan kemampuan bekerja dan produktivitas masyarakat. Pemerintah pun akan menghemat uang dalam penyelenggaran layanan kesehatan dan kesejahteraan.

Bisa dilihat dari poin-poin di atas, bagaimana pentingnya kesehatan mental dari sudut pandang kepentingan masyarakat atau negara. Di provinsi DKI Jakarta, kita melihat dengan jelas, berapa ratus triliun yang "menguap percuma" entah kemana hanya dalam beberapa tahun terakhir ini.

Bagaimana Mengukur Kesehatan Mental?

Kita hidup di era digital di mana akses kepada sumber-sumber informasi semakin terbuka lebar, nyaris tanpa batas. Sehingga tidak sulit lagi untuk memperoleh berbagai informasi tentang cara untuk mengukur kesehatan mental menurut berbagai riset sains terakhir. Ini artinya orang awam sekalipun bisa ikut mendeteksi kesehatan mental seorang pelayan masyarakat. Apalagi para ahli kesehatan mental juga banyak bertebaran di seantero negeri ini.

Mengukur kesehatan mental tentu sejak dahulu sudah ada, misalnya dengan menggunakan sains seperti psikologi. Namun 3 dekade terakhir ini juga sudah ada sains yang baru berkembang, yaitu neuroscience & positive psychology yang dianggap bisa menambah akurasi dalam mengukur kesehatan mental.

Ini link bagus untuk lebih dalam tentang cara baru mengukur kesehatan mental (klik di sini).


Gambar: theconversation.com
Gambar: theconversation.com
Setidaknya ada 2 pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengukur kesehatan mental seseorang calon pemimpin atau pelayan masyarakat:

1. Apakah calon memiliki skills dalam menurunkan tingkat stres.
2. Apakah calon memiliki banyak ciri dari toxic people.

Penjelasannya begini:

1. Apakah calon memiliki skills atau pengetahuan dalam menurunkan tingkat stres?
Semua orang tak mau mengalami stres, namun tak semuanya tahu apa saja yang merugikan saat mengalami stres, terutama stres yang berat dan panjang.

Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, kesehatan mental yang baik akan menghasilkan kecerdasan yang lebih baik, produktivitas, kreativitas, inovasi, ketangguhan di situasi sulit, kecenderungan pada kebajikan atau kestabilan emosi, dan kesehatan tubuh yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun