Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BTS, K-Pop, dan Neuroscience

12 Juni 2021   01:34 Diperbarui: 12 Juni 2021   11:30 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://finance.yahoo.com

Yang cukup aneh dari demam K-Pop ini adalah mayoritas orang Korea itu tak beragama (formal), bahkan disebut tak bertuhan (Tuhan yang personal). Namun para K-Pop stars justru diidolakan oleh mereka yang beragama dan bertuhan.

Saya juga mengenal beberapa teman yang hampir semua anaknya (ABG) bisa berbahasa Korea dengan "lancar", hanya karena belajar sendiri melalui Internet. Mereka fasih menyanyikan lagu-lagu Korea, bahkan mengerti percakapan yang ada di film Korea tanpa text terjemahan yang sedang mereka tonton. Luar biasa kekuatan idola mereka itu dalam memotivasi mereka untuk mempelajari bahasa Korea.

Itu sebabnya berbagai perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumtif berlomba menggunakan beberapa boy dan girl band Korea untuk mendongkrak penjualannya.

Salah satu yang memanfaatkan popularitas boy band Korea di Indonesia adalah McDonald. Baru-baru ini McD merilis produk (paket) yang diberi nama "BTS Meal". Produk ini tentu biasa saja, karena berisi produk yang sudah dijual dengan nama paket yang berbeda sebelumnya. Namun produk ini "dibungkus" dengan segala yang berbau BTS, yaitu teks atau gambar boy band BTS. Tentu dengan warna khas BTS, yaitu warna ungu.

Mendadak-sontak seluruh gerai McD dibanjiri para bang ojol dan para ABG yang ingin memiliki produk BTS Meal ini. Sebenarnya mereka hanya ingin memiliki bungkusnya saja, bukan isinya. Maka datanglah satgas COVID-19 ke berbagai gerai McD untuk menertibkan kerumunan, bahkan menutup banyak gerai McD.

Meski dilarang beroperasi, namun McD sebenarnya sukses dalam marketing. McD benar ketika memutuskan untuk menggunakan nama besar BTS untuk mendongkrak penjualannya. Sayangnya McD lupa, bahwa sekarang masih masa pandemi.

Fenomena BTS ini tentu bukan fenomena baru. Dulu The Beatles di tahun 60an digilai penggemarnya hingga membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Namun kegilaan pada idola rupanya tak ada batasnya, hingga bungkus makanan yang ada teks dan gambar idola mereka pun bisa digilai. Bungkus BTS itu sudah ada yang menawarkan di toko online dengan harga ratusan ribu rupiah. Entah ada yang beli atau tidak.

==o==

Loretta Breuning, salah satu neuroscientist terkenal di dunia yang awalnya adalah seorang ahli perilaku mamalia. Ia aktif di Inner Mammal Institute dan telah menulis beberapa buku, di antaranya adalah buku berjudul: "Meet Your Happy Chemical".

Sering kita dengan kalimat ini: manusia adalah makhluk sosial. Artinya ia akan lebih bertahan hidup jika bersama dengan kelompoknya, menurut Loretta Breuning.

Hormon oxytocin dan serotonin akan terpicu keluar jika ia bersama kelompoknya, apalagi dengan orang yang ia rasakan bisa melindunginya. Perlindungan yang ia dapatkan dari orang lain itu bisa berupa sikap mengasihi atau sekedar berinteraksi satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun