Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beriman Kepada Akhirat

2 Januari 2015   20:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Agama Islam menjadikan iman kepada akhirat sebagai salah satu dari 6 rukun iman. Lima rukun iman lainnya adalah beriman kepada Allah, para malaikat, para  rasul,  kitab-kitab yang pernah diturunkanNya  dan takdir.

Tidak Islam saja yang  mempercayai akhirat. Sebagian besar agama mengajarkan keimanan kepada akhirat. Agama-agama samawi selain Islam (Yahudi dan Nasrani) juga mendoktrinkan keimanan kepada akhirat. Agama Hindu juga mengajarkan keimanan kepada akhirat, sama halnya dengan agama budha.

Kepercayaan kepada akhirat versi agama Kristen digambarkan oleh Dante Alighieri dari Italia dalam “Divine Comedy” menjelaskan perjalanan melalui neraka. Dalam agama Hindu ada kisah Yudistira yang diputuskan Dewa sebagai penghuni surga, sedangkan 4 saudaranya para Pandawa masuk neraka. Yudistira memutuskan untuk tinggal di neraka bersama saudaranya. Akhirnya Dewa mengalah,  semuanya dipindahkan Tuhan masuk surga.

Berdasarkan hasil pencarian  dengan program Quran Digital, Al-Quran menjelaskan tentang akhirat pada banyak surat dan pada ratusan ayat. Ada banyak surat yang secara khusus menjelaskan suasana pada hari kiamat, antara lain surat  al-Qari’ah, al-Gaasyiah, az-Zalzalah, al-Insyiqaaq, al-Qiayamah,  al-Infithaar, dan al-Waaqi’ah. Selain itu ada 123 ayat yang di dalamnya disebutkan tentang akhirat, 153 ayat yang menyebutkan tentang kiamat, 175 ayat tentang surga,  dan 243 ayat tentang neraka.

Keimanan kepada akhirat menurut ajaran Islam adalah prosesi pengadilan kepada setiap manusia.  Seluruh umat manusia yang pernah hidup di dunia baik muslim atau non muslim akan menghadapi prosesi pengadilan di akhirat (QS/22:17). Setiap orang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia, dan dia tidak mempunyai penolong kecuali pahala yang berhasil dikumpulkannya dari kebaikan dan amal saleh yang telah dlakukannya.

Setelah dunia hancur lebur karena kiamat,  manusia dihidupkan kembali untuk berkumpul di padang mahsyar. Pada waktu itulah,  setiap orang akan diadili untuk kemudian menerima keputusan Tuhan tentang pahala dan dosa yang diperbuatnya selama hidup di dunia. Manusia yang melakukan perbuatan dosa akan dihukum dengan memasukkan mereka ke dalam neraka. Sedangkan manusia yang hidupnya diisi dengan iman,  kebaikan dan amal saleh, akan dimasukkan Tuhan ke dalam surga. Hal itu berlaku baik bagi muslim maupun non muslim (QS/2:62 dan /5:69).

Selaku manusia kita menyadari bahwa hidup di dunia dipenuhi oleh ketidak adilan.  Hukum yang dibuat manusia seringkali tidak menghasilkan keadilan karena adanya mafia peradilan yang menjadikan keputusan pengadilan tidak menghasilkan keadilan.  Selain itu banyak manusia yang lolos dari penjara karena kemampuan mereka untuk menghindari hukum. Banyak orang yang teraniaya dan dizalimi tidak bisa membalas dan membela diri. Banyak orang kaya raya dari hasil kemungkaran tanpa tersentuh hukum. Banyak pemimpin dan pejabat negara yang memperkaya dirinya dengan menyalahgunakan kekuasaan yang mereka punyai.

Banyak manusia yang mampu meloloskan diri dari hukum di dunia. Tetapi dihadapkan pada pengadilan Tuhan, mereka tidak bisa lagi berkelit. Kejahatan dan kezaliman yang mereka lakukan akan mendapatkan hukuman yang setimpal,  yaitu siksaan di dalam neraka.

Hanya Tuhan yang mengetahui kebaikan dan kejahatan yang dilakukan setiap orang. Soalnya banyak sekali orang jahat yang berpura-pura sebagai orang baik, berlagak sangat agamis, berlagak sangat santun untuk menutupi kejahatannya.  Selain manusia itu sendiri,  hanya Tuhan yang mengetahui  kebaikan dan keburukan yang pernah diperbuat oleh setiap orang.

Seluruh pejabat negara bersumpah tidak akan menerima sesuatu apapun yang bersifat pemberian dengan menyalah gunakan kekuasaan dan kewenangan yang mereka punyai. Tapi sumpah itu tidak ada gunanya,  jika pejabat yang bersangkutan tidak meyakini bahwa Tuhan mengetahui segala yang dia perbuat. Acara pengucapan sumpah jabatan hanya menjadi seremoni belaka.

Oleh sebab itu, di akhiratlah tempat di mana pengadilan sesungguhnya akan berlangsung. Pengadilan yang dihakimi langsung oleh Tuhan. Setiap orang akan menerima catatan tentang kebaikan dan kejahatan yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia. Orang baik akan masuk surga,  dan orang jahat akan masuk neraka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun