Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Gerindra Dukung Ahok Atau Dipermalukan Rakyat

13 Februari 2016   09:25 Diperbarui: 13 Februari 2016   11:12 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang paling terpukul tentu saja Ketum Gerindra, Prabowo Subianto. Ia akan malu tujuh keliling. Ia menjadi politisi yang gagal beruntun selama 12 tahun karir politiknya. Ia mengalami 6 kali kekalahan yang menyakitkan dan belum pernah sekalipun menang. Ia kalah dalam konvensi capres Partai Golkar pada 2004. Ia kalah dalam Pilpres 2009 sebagai cawapres bersama Megawati sebagai capres. Ia kalah dalam Pilpres 2014 dan kalah pula  dalam gugatan hasil Pilpres di MK. Lalu koalisi parpol yang dipimpinnya, KMP kalah dan  hancur berkeping-keping. Terakhir, jika prediksi itu kenyataan, ia kalah pula dalam Pilgub DKI 2017. Jadi sungguh memalukan, sungguh keterlaluan.

Saya sebenarnya berharap, setelah hampir seluruh parpol anggota KMP merapat dan menjadi pendukung Presiden Jokowi, timbul kesadaran baru pada internal Partai Gerindra. Mereka seharusnya lebih mendengarkan suara dan aspirasi rakyat, bukannya terus bertahan menjadi “public enemy” karena hanya menyuarakan kritik dan ejekan kepada Pemerintah yang dicorongi oleh Fadli Zon.

Oleh sebab itu, sikap yang diambil Partai Gerindra yang menolak revisi UU KPK sudah pada jalur yang benar. Gerindra telah mendengarkan dan berpihak kepada rakyat yang tidak menginginkan kewenangan KPK dipreteli. Rakyat justru senang dengan banyaknya kader partai yang ditangkap KPK dan dimasukkan ke dalam bui. Artinya semakin banyak uang Negara yang bisa diselamatkan, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam urusan revisi UU KPK, biarkan PDIP babak belur berjuang sendirian  dan kalah. Apalagi Partai Gerindra termasuk partai yang paling bersih dalam catatan korupsi. Jadi tidak ada gunanya mendukung PDIP atau Golkar yang ngebet hendak melakukan revisi UU KPK karena terus menerus kadernya tersenggol KPK.

Oleh sebab itu, Partai Gerindra seharusnya berjiwa besar untuk berdamai dengan Ahok. Bertarung habis-habisan melawan Ahok merupakan pertaruhan yang sia-sia dan dengan tingkat resiko yang sangat tinggi. Partai Gerindra seharusnya dapat memahami dan menerima alasan Ahok keluar dari Gerindra. Pada waktu itu, alasan Ahok keluar dari Gerindra sebenarnya dapat diterima oleh akal sehat.

Ahok keluar karena Gerindra merupakan partai pemrakarsa untuk merevisi UU Pilkada, hendak menjadikan Pilkada tidak langsung oleh DPRD. Pada hal Ahok yakin benar bahwa ia dan Jokowi hanya bisa menang Pilgub karena pemilihan langsung oleh rakyat.

Oleh sebab itu, tentunya akan sangat mengasyikan menyaksikan Pilgub DKI 2017, di mana Ahok sebagai calon Independen juga didukung oleh PDIP bersama Gerindra dan Nasdem. Akhirnya Ahok menang, semuanya menang dan yang paling diuntungkan tentunya adalah rakyat Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun