Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan tren yang dinamis sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Pada tahun 2022, provinsi dengan jumlah kunjungan tertinggi adalah Jawa Timur (200,5 juta), diikuti oleh Jawa Barat (123,5 juta), Jawa Tengah (110,3 juta), dan DKI Jakarta (56 juta). Namun, pada tahun 2023, terjadi lonjakan signifikan di beberapa provinsi seperti Jawa Barat (156,2 juta), Jawa Timur (207,1 juta), dan Bali (20,8 juta), mencerminkan pemulihan pasca-pandemi dan peningkatan mobilitas domestik. Tahun 2024 mencatat pertumbuhan luar biasa di Jawa Timur (218,7 juta), Jawa Barat (167,3 juta), dan Jawa Tengah (146,8 juta), sementara provinsi seperti Nusa Tenggara Barat juga mengalami peningkatan tajam dari 4 juta (2022) menjadi 13,7 juta (2024). Di sisi lain, beberapa provinsi seperti Papua dan Papua Barat tetap mencatat angka kunjungan yang relatif rendah, data ini menyoroti potensi besar bagi provinsi-provinsi di kawasan timur Indonesia untuk terus dikembangkan sebagai tujuan wisata domestik.
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa mendominasi angka kunjungan, dengan Jawa Timur mencatat jumlah tertinggi pada 2024, yaitu lebih dari 218 juta orang. Disusul oleh Jawa Barat dan Jawa Tengah yang masing-masing menerima lebih dari 167 juta dan 146 juta kunjungan. DKI Jakarta dan Banten juga mencatat angka yang tinggi, menunjukkan peran penting wilayah urban dan penyangga dalam mobilitas wisatawan domestik. Bali, sebagai ikon pariwisata nasional, mengalami lonjakan dari 14 juta kunjungan pada 2022 menjadi lebih dari 22 juta pada 2024, menandakan pemulihan pariwisata yang kuat.
Tingkat Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Nusantara (2022–2024)
Selama tiga tahun terakhir, pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara ke berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan pola yang beragam. Beberapa provinsi mengalami lonjakan signifikan, sementara lainnya justru mengalami penurunan atau stagnasi.
Provinsi dengan Pertumbuhan Tertinggi
- Nusa Tenggara Barat mencatat skor pertumbuhan tertinggi (3.27), menandakan keberhasilan promosi destinasi dan peningkatan konektivitas wisata.
- Maluku (1.65), Sulawesi Utara (1.25), dan Kalimantan Barat (0.97) juga menunjukkan pertumbuhan positif yang kuat, mencerminkan peningkatan minat terhadap destinasi non-mainstream.
- Jambi, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah mencatat skor di atas rata-rata nasional, menunjukkan pemulihan dan pengembangan pariwisata lokal yang efektif
Provinsi dengan Pertumbuhan Moderat
- Provinsi seperti Riau (0.47), Sumatera Selatan (0.48), dan Bengkulu (0.48) menunjukkan pertumbuhan stabil, menandakan potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
- Gorontalo (0.80) dan Nusa Tenggara Timur (0.37) juga menunjukkan tren positif, mendukung pengembangan wisata berbasis alam dan budaya.
Provinsi dengan Pertumbuhan Negatif
- Jawa Timur (-1.37), Sulawesi Barat (-1.62), dan Sulawesi Tenggara (-1.49) mengalami penurunan signifikan, yang dapat dikaitkan dengan pergeseran preferensi wisatawan atau tantangan dalam pengelolaan destinasi.
- Provinsi besar seperti Jawa Barat (-0.83), Jawa Tengah (-0.87), dan DKI Jakarta (-0.46) juga menunjukkan penurunan, meskipun tetap mencatat jumlah kunjungan tinggi secara absolut.
- Bali, meskipun populer, mencatat skor pertumbuhan negatif (-0.37), yang bisa mencerminkan saturasi pasar atau transisi ke wisata internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI