Mohon tunggu...
Rina Kurniawati
Rina Kurniawati Mohon Tunggu... Konsultan dan Akademisi

Berbagi wawasan tentang kepemimpinan, karakter, pariwisata, dan dinamika sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat di Tengah Perlambatan Ekonomi

10 Oktober 2025   13:57 Diperbarui: 10 Oktober 2025   18:27 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb.1 Tingkat Pertumbuhan PDB Riil Per Tenaga Kerja Prov. NTB (Sumber BPS, 2025)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2025), kondisi ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup kompleks. Produk Domestik Bruto (PDB) riil per tenaga kerja NTB mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,26 persen per tahun. Penurunan ini mencerminkan adanya perlambatan pada sejumlah sektor utama, termasuk pertambangan dan industri pengolahan yang selama ini menjadi kontributor besar terhadap perekonomian daerah. Fluktuasi harga komoditas global serta ketergantungan ekonomi terhadap sektor primer menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tren ini.

Meski demikian, sektor ketenagakerjaan memperlihatkan sinyal positif. Berdasarkan data yang sama, jumlah tenaga kerja pada sektor usaha mikro dan kecil di NTB tumbuh sebesar 0,09 persen per tahun. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya ketahanan dan kemampuan adaptasi sektor mikro dan kecil dalam menghadapi perubahan ekonomi. Kegiatan ekonomi berskala kecil, termasuk usaha kuliner, perdagangan lokal, serta pariwisata berbasis komunitas, terbukti mampu menjadi penyangga utama lapangan kerja di tingkat lokal.

Gb.2 Jumlah Tenaga kerja Mikro & Kecil di Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)
Gb.2 Jumlah Tenaga kerja Mikro & Kecil di Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)

Peningkatan jumlah tenaga kerja mikro dan kecil juga mencerminkan semakin luasnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif. Pemerintah daerah melalui berbagai program pemberdayaan, pelatihan kewirausahaan, dan dukungan permodalan turut berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas pelaku usaha kecil. Upaya ini sekaligus menjadi strategi penting dalam memperkuat struktur ekonomi daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, meskipun PDB riil NTB mengalami kontraksi, pertumbuhan tenaga kerja di sektor mikro dan kecil memberikan sinyal resilien terhadap guncangan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian NTB tengah mengalami proses transformasi menuju basis ekonomi rakyat yang lebih kuat, dengan peran signifikan dari sektor informal dan usaha kecil dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi daerah.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan perkembangan positif meskipun fluktuatif akibat berbagai dinamika global dan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2025), tingkat pertumbuhan wisatawan mancanegara ke NTB tercatat meningkat rata-rata 1,62 persen per tahun. Angka ini menggambarkan adanya pemulihan dan peningkatan minat wisatawan asing terhadap destinasi unggulan NTB seperti Lombok dan Sumbawa, terutama pasca-pandemi dan seiring promosi internasional yang semakin intensif.

Gb.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)
Gb.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)

Peningkatan kunjungan wisatawan juga beriringan dengan kenaikan kinerja sektor akomodasi. Data BPS mencatat bahwa tingkat pertumbuhan hunian kamar hotel berbintang naik sebesar 0,09 persen per tahun. Meskipun kenaikan ini relatif kecil, tren tersebut menandakan adanya kestabilan dan perbaikan permintaan di sektor perhotelan. Pertumbuhan ini juga memperlihatkan bahwa kapasitas daya tampung wisatawan di NTB terus terjaga seiring dengan peningkatan kualitas layanan dan infrastruktur pariwisata.

Gb. 4 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)
Gb. 4 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang Prov. NTB (Sumber: BPS, 2025)

Pemerintah daerah bersama pelaku industri pariwisata berperan penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ini melalui berbagai kebijakan pengembangan destinasi dan promosi berkelanjutan. Peningkatan aksesibilitas melalui pembangunan infrastruktur transportasi, penyelenggaraan event berskala nasional dan internasional seperti MotoGP Mandalika, serta promosi pariwisata halal menjadi faktor pendorong utama yang memperkuat daya tarik NTB di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun