Mohon tunggu...
Miss Debbie
Miss Debbie Mohon Tunggu... Guru - Perempuan Sederhana

Perempuan Sederhana | Hidup Sederhana | Hidup Berdampak | Cinta Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Biarkan Saja, toh Masih Anak-anak"

2 November 2020   11:09 Diperbarui: 2 November 2020   11:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarkan saja, toh masih anak-anak

Pernah mendengar pernyataan seperti ini?

Ataukah kitalah pribadi yang sering mengucapkan kalimat ini ketika berhadapan dengan tingkah anak-anak yang bisa membuat tetangga naik pitam atau menimbulkan keributan, pertengkaran antar saudara dan lain sebagainya.

Pembiaran....

Terlihat sederhana, sometimes seperti solusi untuk orang tua sehingga suasana rumah menjadi lebih kondusif atau tidak membuat orang tua malu di depan umum.

Tanpa kita sadari, kita sebagai orang tua maupun Guru (dalam hal ini Guru Anak Usia Dini) melakukan hal yang bertolak belakang dari apa yang seharusnya dilakukan.

Penanaman nilai-nilai moral dan pembentukan karakter seyogyanya dimulai justru pada usia dini, pada masa golden age-nya. Pada saat inilah pembiasaan-pembiasaan dilakukan secara berulang-ulang untuk membentuk karakter anak, melatih kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonalnya dan juga kecerdasan eksistensialnya.

Banyak kali kita membiarkan saja atau kompromi tanpa penjelasan dan bimbingan lebih lanjut ketika menemukan tindakan anak-anak yang jelas-jelas penting untuk diarahkan tetapi kita memakai alasan karena "dia masih kecil". 

Contohnya; saat anak merebut mainan teman, tidak mengucapkan terima kasih/ tolong/ maaf/ permisi, tantrum saat tidak dibelikan mainan atau apa saja yang diinginkan dan masih banyak hal lainnya yang pada akhirnya "terlihat seperti" kita, para guru dan orang tua justru ada di bawah kontrol anak-anak. Padahal sangat jelas bahwa anak diayomi dan diarahkan oleh orang tua maupun guru.  

Nah, sebab itulah kita para orang tua maupun guru jangan sampai terjebak dalam rantai pembiaran ini tetapi kita perlu memperlengkapi diri untuk tidak "diatur" oleh anak tetapi "mengatur" anak sesuai porsinya.

Biarkan saja, toh masih anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun