Mohon tunggu...
Misri Gozan
Misri Gozan Mohon Tunggu... Guru Besar Teknik Kimia - UI, Ketua BATAP LAM TEKNIK-IABEE Persatuan Insinyur Indonesia

Ketua BATAP dan Komite Eksekutif LAM TEKNIK, Persatuan Insinyur Indonesia Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Pengasuh Pendidikan Dasar, Menengah dan Pesantren

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menakar Validitas Alat Ukur Akreditasi Teknik di Indonesia

7 Juni 2025   20:39 Diperbarui: 8 Juni 2025   01:14 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menakar validitas Instrumen LAM TEKNIK (Sumber: Misri Gozan)

Jika anda menggunakan timbangan, entah baru atau lama, kadang muncul keraguan: apakah angka yang ditampilkan benar-benar mencerminkan berat badan Anda? Pertanyaan senada kadang muncul dalam dunia pendidikan tinggi teknik di Indonesia: apakah alat ukur yang digunakan LAM Teknik untuk menilai mutu program studi sudah bekerja sebagaimana mestinya?

Keraguan ini dijawab secara serius melalui sebuah riset ilmiah oleh para peneliti lintas kampus yang dipublikasikan di International Journal of Engineering Education , yang merupakan salah satu jurnal papan teratas (Q1). Penelitian tersebut meneliti apakah sistem penilaian akreditasi LAM Teknik yang menggunakan pendekatan Input–Process–Output (IPO) memang valid sebagai alat ukur mutu pendidikan teknik di Indonesia. Dengan kata lain, apakah indikator yang digunakan benar-benar menggambarkan kualitas yang terjadi di lapangan, atau sekadar mencatat apa yang terlihat di atas kertas.

Mengapa Harus Diuji?

LAM Teknik adalah lembaga akreditasi mandiri di dalam tubuh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang diberi tugas menilai mutu program studi teknik di seluruh Indonesia. 

Untuk melakukan penilaian, LAM Teknik menggunakan pendekatan IPO: input yang mencakup sumber daya dan kesiapan program studi; proses yang meliputi pelaksanaan pembelajaran, penelitian, pengabdian, serta tata kelola; dan output yang mencerminkan hasil nyata seperti lulusan, publikasi, dan dampak sosial. 

Total ada 74 elemen yang dinilai, 32 pada input, 26 pada proses, dan 16 pada output. Meskipun jumlah indikator output lebih sedikit, aspek inilah yang justru memiliki bobot nilai tertinggi.

Namun pertanyaannya bukan hanya soal banyak atau sedikit indikator. Pertanyaannya lebih mendasar: apakah hubungan antara input, proses, dan output itu nyata dan kuat? Jika tidak ada hubungan yang masuk akal di antara ketiganya, maka bisa jadi instrumen ini belum sepenuhnya mampu menggambarkan mutu pendidikan yang sesungguhnya. 

Itulah yang menjadi fokus utama penelitian ini. Menguji instrumen akan memberi keyakinan akan kehandalannya dalam memastikan mutu program studi Teknik sebagai bagian dari akuntabilitas dan transparansi lembaga publik ini.   

Apa Temuan Peneliti?

Penelitian ini mengumpulkan data dari 263 program studi teknik sarjana di seluruh Indonesia yang menjalani akreditasi LAM Teknik pada tahun 2022. Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antara input dan proses sangat kuat. Program studi yang memiliki dosen berkualitas, fasilitas memadai, dan mahasiswa yang cukup banyak umumnya juga mampu menyelenggarakan proses pendidikan dan tata kelola yang baik. Dalam hal ini, sistem IPO terbukti bekerja sebagaimana mestinya: input yang baik cenderung menghasilkan proses yang baik pula.

Yang menarik, hubungan antara proses dan output justru lemah. Artinya, proses yang tampak baik, misalnya banyaknya kelas, jumlah riset yang dilakukan, atau kerja sama dengan mitra eksternal, belum tentu menghasilkan lulusan yang unggul atau karya ilmiah yang berdampak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun