Mohon tunggu...
Wisnu Hastama
Wisnu Hastama Mohon Tunggu... Hoteliers - Do i have to lose you too...

Belajar, mencoba, gagal, mencoba lagi dan lagi...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tolong Genggam Tanganku ( bag : pertama )

4 November 2014   19:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"KRIINGGG..KRIINGGG..."
Dan alarm otomatisku pun membangunkanku dari tidur tanpa mimpiku. Gimana mau mimpi, perasaan baru aja aku nutup mata, eh udah harus bangun lagi.
Dengan berat mata kucoba untuk melototin jam, dan alhasil jam udah nunjukin jam 07.08 yang artinya aku kudu salto menuju tempat pemandian.
Oh iya, nama saya wisnu. Saya asli solo. Sebenernya saya aslinya pemalu, eh bukan-bukan. Saya tetep asli solo, cuman orangnya aja yang pemalu.
Hari ini, hari interview saya setelah bulan kemaren dapat kartu merah dari tempat kerja sebelumnya karena kehabisan kontrak. Dan ternyata menyebalkan juga menunggu interview kerja selama satu bulan.
"wisnu, tuh si gendut dibangunin!" Mamak berteriak dari belakang rumah yang mungkin suaranya sampe kecamatan juga.
"ndut, bangun. Ada yang nyari tuh!"
"siapa mas ?"
"mamak, katanya mau di kasih duit!"
Adikku pun langsung dengan semangat 45 teriak.
"ya mak, langsung on the way."

Jam nunjukin ke angka 09.00 dan saya pun masih setia aja nunggu bus yang tak kunjung datang. Kadang menunggu itu perlu bukan ?
Dari kejauhan terdengar teriakan dari kondektur bus yang semangatnya ngalahin pejuang 45.
"sewu.sewu.sewu..."
"yok yang ke lawang sewu..."
Saya dan para penunggu lainnya akhirnya bergegas naik ke bus, bahkan ada yang sampe pake gaya rol depan lho biar gak ketinggalan bus. Di dalem bus pun juga saya harus berdiri, maklum bangku penuh dan hanya saya sama seorang cewek yang gak dapet jatah bangku. Dan si cewek pun dengan setia berdiri di belakangku.
Gak tau angin dari mana, tetiba ada yang sengaja nepuk nepuk lengan saya.
"kenapa mbak ?" Tanyaku dengan heran.
"gak kenapa kenapa kok mas."
"lha ntu, kenapa dari tadi nepukin pundakku ?"
"yeee, sapa yang nepukin. Kondekturnya tuh!" Serunya.
Saya pun langsung noleh ke arah kondektur yang berwajah buas.
"ongkosnya mas ?"
"ya elah om, ngomong dong! Nepukin aja, kan belum muhrim."
Sahutku dengan dongkol. Dan cewek tadi pun tersenyum senyum kecil.
Apa aku lucu ? Mungkin. Buktinya tuh cewek senyum senyum. Hahaha.
"mbak, maaf ya. Salah sasaran tadi." Celetukku memecah kebuntuan.
"gpp kok mas, santai aja."
"gimana kalo mbak pindah di depan aja ? Biar bisa pegangan, dari tadi mbak kayak penyanyi dangdut lho, goyang kesana kemari."
"mbok dari tadi mas nawarinnya!"
Dan aku pun hanya cengar cengir kayak kebo di sawah aja.
Jam 10.30 saya pun sampe di tempat tujuan dengan selamat. Dan dengan sedikit grogi, memasuki ruang tunggu interview yang hanya 3 orang dan bisa di pastiin kalau akulah arjuna. Eh, maksudny akulah yang terkhir.
Satu demi satu para pelamar masuk ruang interview, dan hanya tinggal aku sendiri berdiam diri.
"saudara wisnu, silahkan masuk!" Terdengar security tanpa senyum dan keramahan memanggilku untuk memasuki ruang interview. Dan aku pun melangkahkan kaki kecilku menuju ruang interview.
Setelah memasuki ruang interview, aku pun di kagetkan dengan sosok cewek yang tak asing di mataku.
"selamat pagi saudara wisnu." Sapanya dengan halus.
"se.selamat pagi mbak."
"silahkan duduk!"
"hehe, mbak. Maaf ya, mbak yang tadi naik bus sama saya bukan ?"
"iya mas, yang tadi kayak penyanyi dangdut."
"hehe, maaf ya mbak."
"tidak apa apa mas. Bisa kita mulai ?"
"iya mbak!"
Dan interview pun berjalan seperti seharusnya.
Jam udah nunjukin jam 11.45. Gila, cepet banget. Dan saya pun berjalan keluar gedung sambil celingukan cari warung tenda, sekedar beli es teh sambil ngehitungin berapa vespa yang lewat di sepnjang jalan. Kurang kerjaan banget kan ? Emang kurang sih. Hahaha...
"belum pulang mas ?" Tetiba ada suara mendarat mulus di sebelahku.
"eh mbak, belum nih. Minum dulu, soalnya haus mbak."
"ou, kebetulan nih."
"kebetulan kenapa mbak ?"
"kebetulan ada kamu, bisa di traktir nih."
"hah, gak usah mbak. Ngrepotin, aku bayar sendiri aja ya?"
"yeee, maksudnya kamu bayarin saya gitu."
"owalah, kirain mbak yang mau nraktir, hahaha."
"kamu gak mau nyogok saya nih ? Biar bisa ke trima." Ucapnya sambil tertawa kalem.
"yeee, dosa lho mbak. Lagian aku juga gak suka nyogok mbak,"
"trus, sukanya apa ?"
"njorogin mbak, hahaha."
Dan kita pun tertawa garing. Sederhana, tapi serasa nyaman dengan keadaan apa adanya.
"ya, udah. Saya duluan ya mbak ?" Pamitku.
"eh, iya mas. Hati hati ya."
"iya mbak, terima kasih."
Baru aja saya jalan sekitar 5 meter. Eh, 6 meter, 7 meter ding. halah, gak tau lah. Saya pun memutuskan untuk putar balik.
"eh, mbak! Namanya siapa ?" Tanyaku.
"ambar."
"ouw, boleh minta no hp gak ?"
"gak boleh!"
"kalo nomer pin ?"
"pin apa ?"
"pin ATM aja mbak. Hehehe."
"yeee, maunya tuh!"
"hahaha."
Dan akhirnya aku pun saling tukeran pin bbm

bersambung...

alunan kata sederhana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun