Mohon tunggu...
Misnoto MANTEK
Misnoto MANTEK Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Asal dari Desa Jate Kecamatan Giligenting Pulau Giliraja Kabupaten Sumenep. Buku yang pernah terbit yaitu Sajak untuk Fitri (Zunnur, 2016) dan Indahku dalam Junimu {Antologi bersama Miftahul Hanifah Qohar} (Al-Qalam Media Lestari, 2017). Rutinitas menulis di Blog Jendela Sastra, Kompasinia, dan Blog Pribadi gudangkarya16.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menabung untuk Masa Depan

30 Agustus 2017   17:26 Diperbarui: 19 September 2017   11:46 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kebutuhan manusia seringkali menjadi acuan dalam kehidupan mereka. Setiap hari kebutuhan itu semakin meningkat. Sehingga beberapa orang yang penghasilannya hanya cukup untuk menjadi pengganjal perut saja, tidak mampu untuk memenuhi semua kebutuhan itu. Kebanyakan di antara mereka terjerumus ke jalan yang salah. Mereka rela mencuri hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka, bahkan ada sebagian orang yang rela membunuh orang lain hanya untuk itu.

Dalam hal ini, kebutuhan yang diperlukan akan berdampak negatif terhadap perilaku seseorang, terutama bagi mahasiswa. Karena mahasiswa kebanyakan yang tidak bisa membedakan dimana itu kebutuhan dan juga keinginan. Dimana, bagi mereka semua yang inginkan harus capainya, tanpa peduli mau dapat darimana uang yang akan mereka pergunakan. Sehingga jika mereka kekurangan untuk kebutuhan yang sangat penting, mereka harus berkorban matia-matian untuk itu.

Sangat penting sekali bagi para mahasiswa untuk mampu mengatur finansial yang mereka dapatkan dari orang tuanya. Mahasiswa yang masih bergantung pada orang tua semua yang mereka butuhkan pastinya harus dari uang yang didapatkan dari orang tuanya. Dari inilah terbukti sekali bahwasanya mahasiswa harus bisa mengatur pengeluaran mereka. Terus bagaimana dengan mahasiswa yang sudah mempunyai pekerjaan atau PP ke kampus?

Sama halnya dengan mahasiswa yang masih mendapat tunjangan dari orang tuanya. Mahasiswa yang sudah mendapatkan pekerjaan ataupun mahasiswa yang PP ke kampus juga seharusnya mampu mengatur finansial mereka. Mahasiswa walaupun sudah mempunyai pekerjaan belum tentu gaji yang mereka dapatkan akan mencuki semua yang mereka butuhkan. Begitu pula mahasiswa yang PP ke kampus, mereka belum tentu selamanya bergantung kepada orang tuanya. Masak iya, ada tugas ini masih minta orang tua. Ada kebutuhan ini itulah masih mau minta kepada orang tuanya. Kita sudah mahasiswa bro, kapan madirinya?

Terus bagaiman seorang mahasiswa itu mengatur finansial yang mereka punya? Jawabannya hanya satu, Menabung. Sepertinya pepatah mengatkan, "Menabung masa muda, beruntung masa tua". Walaupun saat ini kita masih harus bersusah payah dan merelakan berbagai kepenting yang akan lebih banyak menghabiskan uang. Kita harus memikir kembali, apa mungkin orang tua kita mampu membiayai masa depan kita? Pertanyaan ini seharusnya ada dalam benak kita. Karena jika kita tak memikirkan masa depan yang mungkin akan lebih waw dari pada yang saat ini kita rasakan.

Robert T. Kiyosaki mengatakan "Kecerdasan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dan menghasilkan uang. Uang tanpa kecerdasan finansial akan membuat uang cepat habis". Biarlah seorang mahasiswa mempunyai kecerdesan lebih tinggi dari dosennya sehingga dosennya kalah di atasnya dan juga banyak uang yang mereka dapatkan. Tapi jika ia tidak mampu menggunakan kecerdasan finansialnya, maka uang yang mereka dapakan hanya numpang bernaung saja bahkan hanya numpang lewat saja. Dari ini seharusnya kita mengabil sekertas uang yang kita dapatkan untuk kita tabung. Bagaimana menabung yang baik itu?

Sebenarnya bagi mahasiswa menabung itu beragam cara. Ada yang menggunakan celengan, ada yang hanya menyelipkan di bawah lipatan bajunya dan juga ada yang menyimpan uangnya di Bank. Semua itu juga dapat membantu bagi mahasiswa untuk mengatur pendapatan yang mereka dapatkan. Namun jika seorang mahasiswa yang menabung hanya di celengan atau bahkan hanya menyelipkan di bawah lipatan baju saja, semua itu akan merangsang kita untuk mengambilnya.

 Contohnya saja, saya seorang mahasiswa yang masih mendapatkan jatah dari orang tua, kebiasaan saya setiap hari harus menabung uang sebesar Rp. 2.000,- dan saya hanya menyelipkan di bawah lipatan baju saja. Namun hal itu hanya merangsang diri saya untuk mengabilnya, begitu pula dengan menabung di celengan. Saya berganti menabung uang saya di Bank yang dilindungi LPS. Namun saya menyimpan setiap bulan sebesar Rp. 100.000,-. Baru kali ini saya merasakan nyaman dalam menabung.

Tabungan di Bank selain juga meminimalisir keinginan untuk membeli sesuatu yang tidal terlalu penting, juga akan dapat bermanfaat bagi kita jika sudah dalam masa tua. Masa depan kita masih panjang dan mungkin akan lebih kejam dari pada saat ini. Semua produk akan berharga lebih mahal dari yang saat ini kita jalani. Jika kita tidak menabung dari sekarang makan kita akan merasa bingung dalam menjalani masa depan kita.

Masa depan yang masih belum tentu arahnya kemana dan bagaimana kita akan menyikapinya, akan terasa menjadi beban untuk kita. Banyaknya kebutuhan yang harus kita jalani di masa depan, juga banyak finansial yang harus kita keluarkan. Seumpanya kita ingin meneruskan kuliah ke S2. Untuk meneruskan kuliah ini juga akan membutuhkan biaya. Mungkinkah semua biaya untuk kita meneruskan kuliah harus minta sama orang tua yang sudak tua? Terus kapan kita akan mandiri?

Jika kita menabung dari sekarang di sebuah Bank, suatu saat nanti akan kita rasakan sendiri nikmat dari kita menabung. Jika kita ingin kuliah umpamanya, atau suatu saat nanti kita ingin membeli apapun di masa depan. Maka dengan uang yang kita tabung di Bank akan berguna bagi kita. Kita tidak akan merasa bingung dengan keadaan yang kita hadapi di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun