Mohon tunggu...
Misbahul Ulum
Misbahul Ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Juru ketik, anak petani tulen, mantan karyawan negara.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setya Novanto dan Pelecehan Nalar Publik

19 November 2017   20:33 Diperbarui: 19 November 2017   21:04 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Merdeka.com

"Papa Mana- pama mana - papa mana , di mana? di mana? di Jonggol !!!"

Di tengah rasa penasaran publik terhadap keberadaan Setnov, tersiar kabar bahwa ia kecelakaan dan harus dirawat di salah satu Rumah Sakit di daerah Permata Hijau. Menurut penuturan Penasehat Hukumnya, Setnov harus dirawat karena kecalakaan parah, bagian depan mobil ringsek, kacanya pecah. Sebuah gambaran kecekalaan yang mengerikan, sepertinya.

Dalam kasus kedua ini, nalar publik seolah kembali ingin dilecehkan. Kecelakaan yang dinarasikan sebagai kecakalaan luar biasa, ternyata tidak lebih dari inseiden kecil yang sangat biasa saja. Bahkan, secara lebih vulgar, bisa dikatakan bahwa insiden itu hanyalah sebuah rekayasa saja.

Ada beberapa penalaran yang bisa kita gunakan untuk menyebut bahwa insiden itu tidak mencerminkan kecelakaan sesungguhnya.

  1. Kendaraan yang digunakan pada saat terjadinya kecelakaan adalah Toyota Fortuner. Bukan mermaksud merendahkan Toyota Fortuner, tapi dalam konteks ketua DPR ini, rasanya hal tersebut sangat sulit diterima. Sebab, Setnov adalah sosok yang selama ini dikenal senang mengoleksi dan mengendari mobil-mobil mewah. Untuk itulah, kecekalaan Setnov dengan menggunakan Toyota Fortuner hampir menjadi sesuatu yang mustahil, kecuali mobil tersebut sengaja dibeli dan digunakan hanya untuk ditabrakkan ke tiang listik.
  2. Sebagai ketua DPR, Setnov sudah seharusnya dikawal oleh Patwal. Namun, saat kecelakaan terjadi, tidak ada tanda-tanda Patwal yang menyertainya.
  3. Kecekakaan terjadi di tempat yang hampir tidak miliki potensi kecelakaan. Sebab lokasi kecelakaan adalah kawasan yang memang bukan berlalulintas padat. Anehnya lagi, kecelakaan tersebut adalah kecelakaan tunggal, terjadi begitu cepat, dan minim saksi mata.
  4. Kondisi mobil yang digunakan "merabrak tiang listrik" juga terlihat biasa saja, tidak ada kerusakan parah seperti yang dinarasikan. Bahkan, Airbag juga tidak mengembang. Padahal secara prosedural, air bag akan mengembang dengan kecepatan di atas 30 km/jam. Ini semakin menunjukkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi dalam kondisi mobil melaju dengan kecepatan rendah. Mungkin mirip orang yang sedang berlatih menyetir.
  5. Kenapa hanya Setnov yang luka parah? Padahal seperti diketahui kecelakaan tersebut tidak hanya dialami Setnov, tepai juga melibatkan sopir dan ajudannya. Jika dibuat urutan korban, yang paling layak dirawat adalah sopir karena dia yang paling depan dan paling merasakan benturan. Atau jangan-jangan memang Setnov sendiri yang mengemudikan mobil tersebut.

Dari beberapa penalaran yang sangat standar ini, ada baiknya Setnov menyudahi sandiwara yang sudah terlanjut menjadi bahan candaan dan guyonan hampir semua orang ini. Namun, jika benar Setnov sakit parah, kita doakan semoga lekas sembuh dan siap menghadapi kasus hukum yang menjeratnya.

Yang jelas, kalau memang merasa benar dan tidak terlibat, hadapi dan buktikan kalau KPK salah. Namun jika memang terlibat, akui saja dan segera bertaubat selagi pintau taubat masih dibuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun