Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hidup Pas-pasan Terus? Mungkin Masalahnya Ada di Cara Kamu Berpikir tentang Uang

17 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2025   13:29 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hidup pas-pasan (sumber:freepik/tirachardz)

Di tengah pembicaraan soal biaya hidup yang terus melonjak dan gaji yang terasa tak seberapa, banyak orang mengira masalah keuangan hanya soal nominal penghasilan. 

Padahal, di balik angka-angka itu, ada sesuatu yang jauh lebih menentukan: cara kita berpikir.

Banyak dari kita hidup dalam keyakinan dan pola pikir yang tampak wajar, tapi sebenarnya justru mengunci diri di lingkaran finansial yang sempit. 

Kita sibuk menyalahkan keadaan, harga barang, atau nasib buruk, tanpa sadar ada pola mental yang bikin dompet tak pernah benar-benar bernapas lega.

Mari kita bahas satu per satu pola pikir yang sering tak disadari tapi membuat keuangan makin berat --- dan kenapa penting sekali untuk mulai mengubahnya.

1. Hanya Fokus Bertahan Hidup, Bukan Berkembang

Banyak orang yang hidup dengan prinsip sederhana: yang penting hari ini bisa makan, bayar kontrakan, beli kuota, dan bertahan hidup. 

Sekilas ini terdengar realistis dan rendah hati, tapi kalau ditarik lebih jauh, cara berpikir ini justru bisa menjerat kita di posisi yang sama bertahun-tahun.

Masalahnya sederhana: biaya hidup tidak pernah berhenti naik. Harga beras, transportasi, kesehatan --- semuanya bergerak naik setiap tahun. 

Jadi, ketika kita berhenti pada level "cukup buat hari ini", tanpa berusaha meningkatkan kemampuan finansial, kita sedang menyiapkan diri untuk tertinggal di masa depan.

Lebih berbahaya lagi, mindset bertahan hidup membuat kita kehilangan dorongan untuk tumbuh. 

Ketika ada peluang untuk ikut pelatihan, belajar skill baru, atau mencoba pekerjaan sampingan, kita menolaknya karena merasa "udah cukup". Akibatnya, potensi untuk memperbaiki kualitas hidup hilang begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun