Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Lagi Kejar Diskon, Tren Slow Shopping Ajak Konsumen Lebih Bijak

8 Oktober 2025   12:46 Diperbarui: 8 Oktober 2025   14:30 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi slow shopping (sumber:freepik/freepik)

Dalam situasi seperti ini, slow shopping bisa terasa tidak praktis. Ada kalanya kita memang membutuhkan sesuatu secara mendesak, atau tidak punya cukup waktu untuk melakukan pertimbangan panjang. 

Bagi sebagian orang, tempo belanja yang lambat bisa terasa mengganggu ritme hidup mereka yang dinamis.

Selain itu, tidak semua orang cocok dengan pendekatan ini. Bagi mereka yang terbiasa dengan efisiensi tinggi dan kecepatan, melambat bisa menimbulkan frustrasi. 

Maka, slow shopping sebaiknya tidak dilihat sebagai aturan kaku, melainkan pilihan gaya hidup yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi.

Cara Sederhana Menerapkan Slow Shopping

Menerapkan slow shopping sebenarnya tidak sulit. Kuncinya ada pada kesadaran dan kebiasaan kecil. Langkah pertama yang paling sederhana adalah membuat daftar kebutuhan sebelum berbelanja. 

Dengan begitu, kita memiliki panduan yang jelas dan tidak mudah tergoda oleh barang lain yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Langkah berikutnya adalah menikmati prosesnya. Saat berbelanja, beri waktu untuk menyentuh produk, membandingkan kualitas, dan memikirkan manfaat jangka panjangnya. 

Jangan terburu-buru mengambil keputusan hanya karena takut kehabisan. Jika perlu, beri jeda beberapa jam atau bahkan beberapa hari sebelum benar-benar membeli.

Kita juga bisa menerapkan prinsip "one in, one out"---setiap kali membeli barang baru, pastikan ada satu barang lama yang dikeluarkan. 

Cara ini membantu menjaga keseimbangan konsumsi dan mencegah penumpukan barang yang tidak perlu. Perlahan, slow shopping akan terasa alami, bahkan menyenangkan, karena kita mulai menikmati setiap keputusan yang diambil dengan sadar.

Slow Shopping dan Gaya Hidup Berkelanjutan

Lebih dari sekadar tren, slow shopping sebenarnya punya hubungan erat dengan gerakan sustainable living. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun