Seiring berkembangnya teknologi, gaya hidup, dan akses terhadap sumber penghasilan alternatif, kemungkinan besar career minimalism akan semakin meluas.
Namun, bukan berarti generasi muda kehilangan ambisi. Mereka hanya mendefinisikan ulang kesuksesan dengan cara yang lebih personal dan realistis.Â
Kesuksesan kini bukan semata-mata jabatan, tetapi kualitas hidup, kebebasan waktu, dan ruang untuk mengejar passion.
Perusahaan yang bisa memahami perubahan ini dan menyesuaikan strategi mereka akan lebih unggul dalam menarik serta mempertahankan talenta terbaik. Sebaliknya, mereka yang terjebak pada pola lama mungkin akan ditinggalkan.
Kesimpulan
Career minimalism mencerminkan perubahan besar dalam paradigma dunia kerja. Gen Z tidak lagi melihat pekerjaan sebagai pusat identitas atau satu-satunya jalan menuju kesuksesan.Â
Mereka mengutamakan fleksibilitas, keseimbangan hidup, serta peluang untuk menyalurkan passion di luar pekerjaan utama.
Perusahaan yang mampu membaca tren ini akan lebih mudah beradaptasi dengan realitas baru tenaga kerja.Â
Sebaliknya, mereka yang tetap memaksakan model lama berisiko kehilangan generasi pemimpin masa depan.Â
Career minimalism bukan sekadar "malas bekerja" seperti stereotip yang sering muncul, melainkan cara baru untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat, seimbang, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI