Mereka juga menghargai budaya kerja yang terbuka, fleksibel, dan suportif. Pola kepemimpinan otoriter atau kaku bagi mereka adalah sesuatu yang ketinggalan zaman.Â
Gen Z ingin bekerja dengan nilai yang sejalan dengan hidup mereka, bukan semata-mata demi promosi.
Pentingnya Side Hustle bagi Gen Z
Di era career minimalism, side hustle menjadi bagian penting dalam hidup anak muda.Â
Gen Z dikenal sebagai generasi "Employee+", yang berarti mereka bukan hanya karyawan, tetapi juga pelaku usaha kecil, kreator konten, freelancer, atau pengembang proyek sampingan.
Data Harris Poll menunjukkan 57% Gen Z memiliki side hustle---angka yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.Â
Pekerjaan sampingan ini bukan hanya untuk menambah penghasilan, tetapi juga menjaga passion, mengasah skill, dan sebagai sarana ekspresi diri.Â
Dari berjualan online, menjadi influencer, hingga freelancing kreatif, side hustle menjadi cara Gen Z mendefinisikan kesuksesan versi mereka sendiri.
Fenomena ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan utama tidak lagi memonopoli identitas seseorang.Â
Karier profesional hanya satu sisi dari kehidupan, sementara sisi lain diisi dengan aktivitas produktif yang memberi kepuasan emosional. Inilah salah satu alasan mengapa career minimalism semakin populer.
Dampak Career Minimalism bagi Perusahaan
Tren career minimalism memiliki implikasi besar bagi perusahaan. Jika banyak talenta muda tidak lagi mengejar posisi manajerial, muncul risiko perusahaan akan kesulitan mencari calon pemimpin masa depan.Â
Calibre Careers, misalnya, menyebutkan potensi terjadinya kekurangan pemimpin di masa depan karena generasi muda tidak tertarik mengejar jabatan tinggi.