Dalam beberapa kasus, workaholism juga berakar dari masalah psikologis seperti rasa tidak aman, perfeksionisme, atau keinginan untuk selalu terlihat 'sibuk' sebagai pelarian dari kehidupan pribadi yang kosong atau rumit.
Ciri-Ciri Seorang Workaholic
Tidak semua orang yang bekerja keras bisa langsung dikategorikan sebagai workaholic.Â
Namun, jika kamu atau seseorang di sekitarmu menunjukkan beberapa tanda berikut, ada baiknya mulai mengevaluasi ulang hubunganmu dengan pekerjaan.
1. Mengabaikan Kepentingan Pribadi
Salah satu tanda paling mencolok dari seorang workaholic adalah mengabaikan kebutuhan pribadi. Mereka cenderung menunda atau bahkan meninggalkan waktu untuk istirahat, liburan, berinteraksi dengan keluarga, atau memeriksa kondisi kesehatan.
Workaholic biasanya merasa bersalah ketika mengambil cuti atau menikmati waktu santai.Â
Mereka sulit membedakan batas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Akibatnya, hidup menjadi tidak seimbang, yang lama-lama bisa menimbulkan dampak buruk bagi kondisi fisik dan emosional.
2. Selalu Terbayang-Bayang Pekerjaan
Bayangkan kamu sedang bersantai di akhir pekan, tetapi pikiranmu terus melayang ke tumpukan laporan di meja kerja.Â
Bahkan saat sedang nonton film atau makan malam bersama teman, kamu masih memikirkan email yang belum sempat dibalas. Ini adalah salah satu ciri khas workaholism.
Ketika pekerjaan menjadi beban mental yang terus-menerus mengganggu waktu luang, seseorang kehilangan kesempatan untuk benar-benar memulihkan diri.Â
Tubuh boleh saja istirahat, tetapi pikiran tetap aktif bekerja. Jika terus dibiarkan, hal ini bisa menurunkan kualitas hidup dan membuat seseorang merasa lelah secara emosional.
3. Kesulitan Tidur karena Terlalu Fokus pada Pekerjaan
Seorang pelatih karier bernama Victoria Paine pernah membagikan pengalamannya sebagai workaholic yang kesulitan tidur akibat beban kerja berlebih.Â