Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Hanya Bikin Pikiran Adem, Slow Living Juga Sehatkan Finansial

22 April 2025   06:00 Diperbarui: 22 April 2025   12:19 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi slow living (sumber:freepik/freepik)

Kuncinya adalah mindful spending, alias sadar ke mana uang kita mengalir. Kalau dulu kamu sering merasa heran kenapa gaji cepat habis, sekarang kamu jadi lebih ngerti penyebabnya. 

Dan ketika kamu bisa menyisihkan, walaupun sedikit, itu akan membentuk kebiasaan baru. Misalnya mulai dari Rp10.000 per hari. Lama-lama jadi besar. Dana darurat mulai terbentuk, tabungan bertambah, dan akhirnya muncul rasa aman secara finansial.

Hidup dengan pelan dan sadar ternyata justru bikin kita bisa "ngebut" dalam hal menabung. Karena kita enggak ngabisin tenaga buat kejar-kejaran beli barang, energi itu dialihkan buat bangun pondasi finansial yang kokoh.

Risiko Utang Konsumtif Jadi Lebih Kecil

Salah satu tantangan keuangan terbesar zaman sekarang adalah utang konsumtif. Kita tergoda untuk upgrade barang demi tampil lebih keren atau terlihat "berhasil". 

Handphone baru keluar, langsung pengen. Padahal yang sekarang masih bagus, kamera bening, performa oke. Tapi karena semua orang di sekitar kita ikut ganti, rasanya kayak ketinggalan zaman kalau enggak ikutan.

Nah, orang yang menjalani slow living biasanya lebih kebal sama jebakan ini. Mereka sadar bahwa upgrade bukan hal yang wajib, apalagi kalau cuma demi gengsi. 

Mereka lebih fokus pada fungsionalitas, bukan sekadar tampilan. Akibatnya, keinginan untuk ambil cicilan kartu kredit atau paylater demi barang-barang konsumtif juga menurun drastis.

Karena, jujur aja, banyak dari kita yang terjerat utang bukan karena kita enggak mampu, tapi karena kita pengen diakui. Dan itu yang pelan-pelan bisa merusak kondisi keuangan. 

Gaji baru masuk, eh udah langsung habis buat bayar cicilan sesuatu yang sebenarnya enggak kita butuhkan. Dengan mindset slow living, risiko terjebak dalam lingkaran utang konsumtif bisa ditekan secara signifikan.

Tapi Hati-Hati, Slow Living Bukan Alasan untuk Malas

Meski penuh manfaat, slow living tetap bukan solusi instan untuk semua orang. Ada jebakan yang harus dihindari, yaitu ketika "hidup pelan" disalahartikan sebagai "hidup lamban". 

Slow living bukan berarti kita berhenti produktif atau jadi enggak punya target keuangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun