Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karoshi: Dampak Budaya Kerja Berlebihan terhadap Kesehatan Mental di Jepang

14 Februari 2024   18:00 Diperbarui: 16 Februari 2024   00:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi jepang. sumber: freepik

Kematian akibat karoshi umumnya disebabkan oleh penyakit fatal seperti stroke atau serangan jantung. Namun, stres dan depresi yang muncul akibat tekanan kerja juga menjadi penyebab bunuh diri di kalangan pekerja Jepang. 

Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa seseorang yang bekerja lebih dari 12 jam per hari selama bertahun-tahun cenderung mengalami gangguan kesehatan dan mental.

Budaya Kerja Ekstrem: Pengorbanan yang Terlalu Besar

Budaya kerja ekstrem di Jepang menghasilkan contoh-contoh yang benar-benar ekstrem. Beberapa pekerja dilaporkan bekerja lebih dari 4000 jam dalam setahun, setara dengan lima bulan penuh bekerja dan lembur tanpa henti. 

Fenomena ini mencerminkan bagaimana budaya korporat yang bersifat kompetitif dan menuntut dapat mendorong individu untuk mengorbankan waktu istirahat dan kehidupan pribadi demi mencapai target kerja yang tinggi.

Faktor penyebab budaya kerja ekstrem yang meluas di Jepang mencakup prinsip harga diri yang tinggi. Seseorang akan merasa malu jika tidak bisa bekerja sekeras atau sepanjang waktu seperti rekan kerjanya. 

Selain itu, ancaman pemecatan dan diskriminasi oleh manajemen perusahaan terhadap pekerja yang tidak memenuhi standar kekerasan kerja telah menjadi aturan tidak tertulis dalam dunia kerja Jepang.

Pekerja Jepang sering kali merasa terjebak dalam lingkaran setan ini, di mana bekerja lebih keras dan lebih lama menjadi norma yang sulit untuk dilanggar. 

Bahkan, banyak pekerja yang bekerja secara lembur siang dan malam seringkali tidak dibayar sesuai dengan upaya dan waktu kerja yang mereka curahkan.

Langkah Pemerintah dan Upaya Mengatasi Budaya Kerja Ekstrem

Menghadapi tantangan budaya kerja yang berlebihan, pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi isu ini. 

Aturan dan regulasi diterapkan untuk membatasi jam kerja, dan perusahaan diwajibkan untuk memastikan agar pegawai mengambil cuti dan libur yang telah disediakan. 

Meskipun demikian, perlu diakui bahwa upaya ini belum mencapai titik di mana budaya kerja yang seimbang benar-benar terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun