Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Debt Trap Diplomacy: Bagaimana Pinjaman China Mengancam Kedaulatan Negara Berkembang

16 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 17 Oktober 2023   13:40 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi debt trap diplomacy. sumber: freepik

Kasus yang paling mencolok adalah penyitaan pelabuhan Hambantota di Sri Lanka. 

Negara ini tidak mampu membayar utang pinjamannya, dan China mengambil alih pelabuhan tersebut dengan sewa jangka panjang. 

Ini memicu kontroversi dan membuat Sri Lanka kehilangan kendali atas aset strategisnya, sementara China memperkuat posisinya di wilayah tersebut.

Perdebatan tentang Jebakan Utang China

Sejauh ini, diskusi tentang jebakan utang China telah menjadi perdebatan panas di komunitas internasional. Ada sejumlah argumen yang perlu dipertimbangkan:

1. Sentimen Politik dan Cerita Konspirasi

Sebagian besar bukti yang ada tentang jebakan utang China didasarkan pada laporan media dan pengamatan netral. 

Beberapa pihak menyatakan bahwa jebakan utang ini lebih merupakan cerita konspirasi yang dipolitisasi daripada praktik yang konsisten dan terencana. 

Faktanya, banyak negara-negara berkembang mengalami kesulitan membayar utang mereka, baik kepada China maupun lembaga keuangan internasional lainnya.

2. Penghapusan Utang dan Restrukturisasi

Saat beberapa negara berkembang menghadapi kesulitan dalam membayar utang, China telah menawarkan penghapusan utang dan restrukturisasi sebagai solusi. 

Hal ini menunjukkan bahwa negara pemberi pinjaman tidak selalu memiliki niat jahat untuk menyita aset negara peminjam. 

Mereka juga memiliki insentif untuk mempertahankan hubungan baik dengan negara peminjam.

3. Ketidaksetaraan dalam Ketentuan Pinjaman

Salah satu kritik terhadap praktik pinjaman China adalah ketidaksetaraan dalam ketentuan pinjaman, termasuk bunga yang tinggi dan ketentuan yang merugikan bagi negara peminjam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun