Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Pertemuan Itu Bernama Bali #11

6 November 2019   07:52 Diperbarui: 6 November 2019   07:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Siapa yang meprintkan tiketnya pak.?"Biasanya kan Monik yang pesan dan print." Tanya Monik

Bapak dan ibu saling pandang sebentar

"Tadi bapak minta tolong pesan di masjid."Kata bapak sedikit berdusta

"Alhamdulillah, semoga Monik tidak ada kegiatan kampus ya pak."

****

Monik hanya bisa mengantarkan kedua orang tuanya ke Bandara, namun dia bilang, kalau nanti kegiatan kampus bisa di tunda, dia akan menyusul kedua orang tuanya ke Bali, Arian dan Winda juga sekarang sudah tidak tiap hari lagi ke rumah Jarot, kadang satu minggu satu kali, atau satu minggu dua kali, mereka masih menanyakan keberadaan Jarot, tapi kali ini Winda dan Arian belum datang ke rumah Jarot, sehingga mereka tidak tahu kalau bapak dan ibu Jarot akan ke Bali.

Setelah di pastikan bapak dan ibunya masuk bandara, baru Monik meninggalkan bandara untuk menuju kampus.

Setelah kepergian Jarot, bapak dan ibu jarang bepergian keluar kota, paling kalau ada hajatan keluarga yang jauh baru bapak dan ibu keluar kota, ini adalah perjalanan yang sudah lama tidak mereka lakukan.

Sesuai surat Jarot, di katakan dia nanti yang menjemput begitu bapak dan ibu keluar dari bandara di pintu kedatangan, bapak dan ibu berharap benar nanti saat mereka keluar dari pintu kedatangan ada sosok Jarot disana.

Perjalanan ini dirasa bapak dan ibu adalah perjalanan paling lama yang mereka rasakan. Karena perjalanan ini adalah perjalanan ingin bertemu dengan putra mereka yang pergi sudah dua tahun, dan selama dua tahun baru tiga kali bapak dan ibu mendapat kabar dari Jarot melalui surat.

Setiba di pintu keluar bandar udara Ngurah Rai Bali, bapak dan ibu berjalan perlahan dengan masing-masing membawa traveling bag yang di geret, melihat puluhan penjemput, siapa tahu ada sosok Jarot, namun sampai berada di pojok mereka tidak menemukan sosok Jarot, beberapa pengemudi menawarkan jasa untuk mengantarkan mereka, bapak bilang maaf, sudah ada yang menjemput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun