Mohon tunggu...
Mirza Adi Prabowo
Mirza Adi Prabowo Mohon Tunggu... Psikolog Klinis

Psikolog klinis dengan minat pada membaca, menulis, fotografi, seni, dan dunia otomotif. Tertarik mengeksplorasi dinamika emosi, relasi manusia, dan proses penyembuhan jiwa. Menulis untuk menjembatani psikologi dengan kehidupan sehari-hari dan menyuarakan sisi humanis dari setiap pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Cermin Retak Dibalik Kelas Parenting

29 September 2025   07:11 Diperbarui: 29 September 2025   18:14 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ironisnya, anak yang tumbuh di bawah tekanan orang tua perfeksionis ini sering justru mengalami masalah psikologis sendiri, seperti rendahnya self-esteem, kecemasan sosial, hingga kesulitan mengambil keputusan.

Mengaca Sebelum Mengajar

Sebelum memikirkan "bagaimana cara membuat anak sabar", mungkin orang tua perlu bertanya: "Apakah saya sudah cukup sabar?"


Sebelum berharap anak berani minta maaf, orang tua perlu bertanya: "Apakah saya pernah dengan tulus meminta maaf pada anak saya ketika saya salah?"

Proses parenting sejati dimulai dari keberanian orang tua untuk bercermin.

Ketika anak melihat ayahnya mengendalikan marah, ia belajar regulasi emosi.
Ketika anak mendengar ibunya berani bilang "Maaf, tadi Ibu salah", ia belajar kerendahan hati.
Ketika anak melihat orang tuanya berusaha memperbaiki diri, ia belajar bahwa manusia itu wajar salah, tapi lebih penting lagi wajar untuk berubah.

Sebelum memikirkan "bagaimana cara membuat anak sabar", mungkin orang tua perlu bertanya: "Apakah saya sudah cukup sabar?"
Sebelum berharap anak berani minta maaf, orang tua perlu bertanya: "Apakah saya pernah dengan tulus meminta maaf pada anak saya ketika saya salah?"

Proses parenting sejati dimulai dari keberanian orang tua untuk bercermin.

Ketika anak melihat ayahnya mengendalikan marah, ia belajar regulasi emosi.
Ketika anak mendengar ibunya berani bilang "Maaf, tadi Ibu salah", ia belajar kerendahan hati.
Ketika anak melihat orang tuanya berusaha memperbaiki diri, ia belajar bahwa manusia itu wajar salah, tapi lebih penting lagi wajar untuk berubah.

Kelas Parenting Hanya Jembatan, Bukan Tujuan

Mengikuti kelas parenting tentu bermanfaat---ia memberi wawasan, strategi, bahkan motivasi. Tetapi, itu semua hanyalah jembatan. Tujuan akhirnya adalah perubahan nyata dalam diri orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun