Mohon tunggu...
M. Irsyad Maulana
M. Irsyad Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa

ZONA BACA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Interpretasi Pendidikan Ekologi

14 Oktober 2025   01:36 Diperbarui: 14 Oktober 2025   01:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INTERPRETASI PENDIDIKAN EKOLOGI 

Oleh M. Irsyad Maulana

 

Pendidikan ekologi sering kali dianggap hal yang sepele atau bahkan jarang dibahas, padahal sebenarnya sangat penting untuk dipahami secara mendalam. Lewat pendidikan ekologi kita bisa belajar bagaimana menjaga keseimbangan alam dan memahami peran manusia di dalamnya. Kalau hal ini terus diabaikan dampaknya bisa besar buat kehidupan kita ke depan  mulai dari kerusakan lingkungan, perubahan iklim, sampai berkurangnya sumber daya alam. Maka dari itu pendidikan ekologi seharusnya jadi bagian penting dalam dunia pendidikan, supaya sejak dini kita terbiasa berpikir dan bertindak dengan cara yang lebih peduli terhadap lingkungan. Pada tulisan ini akan memaparkan Pendidikan ekologi secara teoritik dan aplikatif secara singkat, Sbb;

A. Pengertian Pendidikan dan Ekologi

Sebenarnya apa itu pendidikan Ekologi? Mari kita pahami bersama-sama, kita mulai dari memahami pendidikan terlebih dahulu. pendidikan  menurut  John  Dewey  pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosional yang dibutuhkan agar seseorang dapat berinteraksi secara baik dengan lingkungan alam maupun dengan sesama manusia.[1] Kemudian menurut Pendidikan menurut  Freire argues Pendidikan berperan sebagai sarana untuk membantu generasi muda menyesuaikan diri dengan sistem yang berlaku serta membentuk kepatuhan terhadap norma yang ada.[2] Menurut Ibnu Khaldun pendidikan merupakan proses pemanfaatan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai aspeknya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Melalui pendidikan, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu menggunakannya untuk menghasilkan manfaat, menciptakan kemaslahatan, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas masyarakat sesuai dengan bakat dan kecenderungan individu masing-masing.[3]

Kemudian apa itu pendidikan Ekologi ? Menurut Ernst Haeckel (1866) mendefinisikan ekologi Ekologi dipahami sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[4]  Interaksi antara keduanya membentuk suatu sistem yang saling memengaruhi dan berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.  Kemudian menurut Weka Widayati (1996) menjelaskan  bahwa dalam kajian ekologi manusia terdapat hubungan yang erat antara manusia dan lingkungannya. Ekologi mencakup keseluruhan ekosistem yang terdiri atas faktor biotik, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, serta faktor abiotik, seperti suhu, air, cahaya, kelembaban, dan kondisi topografi. [5] Dari pengertian tersebut Ekologi adalah cabang ilmu yang mengkaji interaksi timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu sistem yang bersifat dinamis dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dari pengetian di atas Pendidikan ekologi dapat dipahami sebagai proses pengembangan kemampuan intelektual, emosional, dan keterampilan yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan alam maupun sosial secara harmonis. Melalui pendidikan individu dibimbing untuk memahami realitas kehidupan, menyesuaikan diri dengan nilai dan sistem yang berlaku, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan. pendidikan juga berfungsi sebagai sarana untuk mengoptimalkan potensi diri sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat diterapkan dalam kehidupan nyata guna menciptakan kemaslahatan, manfaat, serta peningkatan kualitas masyarakat secara berkelanjutan.

 

B. Memahami Konsep dasar Ekologi

Konsep dasar ekologi sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Jadi para pembaca tidak perlu bingung memikirkan apa hubungan antara ilmu ekologi dengan pendidikan lingkungan, atau mempertanyakan apakah ekologi termasuk ilmu terapan atau hanya konsep teoritis. Secara singkatnya ekologi merupakan bidang ilmu yang bersifat interdisipliner karena memadukan berbagai cabang ilmu seperti ilmu bumi, geografi, dan biologi, serta memiliki penerapan langsung dalam kehidupan manusia. Secara umum konsep dasar ekologi terdiri atas dua komponen utama, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik mencakup seluruh makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi dan menciptakan dinamika kehidupan dalam suatu ekosistem. lingkungan abiotik meliputi unsur-unsur tak hidup seperti air, udara, tanah, cahaya, suhu, dan mineral yang menjadi penopang utama bagi keberlangsungan kehidupan. Keseimbangan antara kedua komponen ini menjadi kunci utama bagi kelestarian alam dan keberlanjutan ekosistem di bumi.[6]

 

C. Relevansi ekologi dengan Ilmu Lainnya 

Ilmu ekologi bisa dibilang bersifat interdisipliner karena mencakup berbagai bidang ilmu yang berhubungan dengan lingkungan. Misalnya ada ekologi manusia yang membahas tentang bagaimana manusia berinteraksi secara sosial dalam lingkungannya. Lalu ada juga ekologi perkotaan yang berperan dalam perencanaan dan pembangunan kota supaya tetap ramah lingkungan. Kemudian ada bidang agroekologi yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam di sektor pertanian, serta penerapannya juga bisa terlihat dalam bidang kehutanan dan perikanan. Semua cabang ini menunjukkan bahwa ekologi bukan cuma soal alam, tapi juga tentang bagaimana manusia mengatur dan menjaga keseimbangan hidup di dalamnya.

Kalau ditanya apakah ilmu ekologi punya relevansi dengan pelajaran di sekolah? jawabannya tentu saja ada. Ilmu ekologi bisa dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang membahas tentang lingkungan, selama masih berhubungan dengan komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (unsur tak hidup). Kedua komponen ini bisa diinterpretasikan ke dalam berbagai bidang ilmu yang sifatnya interdisipliner.

 Jika dipahami secara sederhana, ekologi ini bisa dipahami sebagai konsep atau teori dasar, sedangkan penerapan dari konsep tersebut dikenal sebagai ilmu lingkungan. Nah, ilmu interdisipliner ini bisa dipelajari oleh siswa karena bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ilmu ini terbagi menjadi dua bagian utama. Pertama disiplin ilmu seperti IPA, IPS, Geografi, dan Biologi, yang secara langsung mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya. Kedua kajian tentang berbagai masalah lingkungan yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi nyata terhadap isu-isu ekologis di sekitar mereka. Belajar ekologi di sekolah tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini.

 Menurut ahli lingkungan soeriaatmadja tahun 1989 yang dikutip oleh Yunus Wahid dalam penelitiannya, ilmu ekologi itu sebenarnya merupakan gabungan antara ilmu murni dan ilmu terapan. Artinya, konsep atau teori yang ada dalam ekologi, seperti daur energi, rantai makanan, dan keseimbangan ekosistem, tidak hanya dipelajari sebagai pengetahuan saja, tapi juga bisa langsung diterapkan untuk menyelesaikan masalah nyata di lingkungan sekitar.[7] Jadi bisa disimpulkan bahwa teori ekologi (ilmu murni) memberi dasar pemahaman bagi kita untuk melakukan tindakan nyata dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan (ilmu terapan). Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Nila Siska Sari (2020), dijelaskan bahwa pendidikan ekologi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Artinya, pendidikan ini menggabungkan antara konsep ilmiah dengan nilai-nilai etika lingkungan, tanggung jawab sosial, serta keterampilan hidup yang mendukung upaya pelestarian alam. Jadi, pendidikan ekologi tidak sekadar membahas pengetahuan tentang lingkungan, tetapi juga menanamkan sikap dan kebiasaan nyata untuk menjaga keseimbangan alam dalam kehidupan sehari-hari.

 

D. Pendidikan Ekologi di Sekolah 

Penerapan pendidikan ekologi di sekolah perlu dikelola dengan cara yang tepat supaya hasilnya benar-benar terasa. Sekolah punya peran penting sebagai tempat membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. Karena itu lembaga pendidikan bisa dibilang jadi ujung tombak dalam menciptakan generasi yang sadar akan pentingnya menjaga alam dan keberlanjutannya. Supaya tujuan itu tercapai sekolah perlu mendesain pendidikan ekologi dengan baik mulai dari bagaimana kegiatan belajar dikaitkan dengan lingkungan, bagaimana nilai-nilai kepedulian ditanamkan lewat aktivitas sehari-hari di sekolah, sampai bagaimana guru dan siswa sama-sama terlibat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan di sekolah untuk menguatkan penerapan pendidikan ekologi:

 

1. Membangun kultur pendidikan ekologi di sekolah
Langkah pertama yang penting adalah membentuk budaya sekolah yang peduli lingkungan. Artinya, seluruh warga sekolah mulai dari guru, siswa, hingga tenaga kependidikan dibiasakan untuk bersikap ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya dengan membiasakan hemat energi, mengelola sampah, menjaga kebersihan kelas, dan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

2. Proses pembelajaran dengan kurikulum yang terintegrasi dan proyek yang aplikatif
Pendidikan ekologi sebaiknya tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan isu-isu lingkungan yang sesuai dan nyata di sekitar siswa. Kemudian pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) juga sangat efektif, karena siswa bisa langsung menerapkan konsep yang dipelajari ke dalam kegiatan nyata, seperti membuat taman vertikal, daur ulang sampah, atau meneliti kualitas air di lingkungan sekolah. 

3. Menciptakan kawasan penghijauan di sekolah
Sekolah dapat menyediakan area khusus untuk penghijauan, seperti taman sekolah, kebun kecil, atau area tanaman obat keluarga (TOGA). Kegiatan ini tidak hanya memperindah lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi sarana belajar langsung bagi siswa untuk memahami proses ekologi, seperti fotosintesis, rantai makanan, dan siklus air.

4. Kebebasan ekspresi dan kreasi peserta didik dalam pendidikan ekologi
Peserta didik perlu diberi ruang untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka dalam menjaga lingkungan. Misalnya melalui karya seni dari bahan daur ulang, lomba inovasi ramah lingkungan, atau kampanye hijau yang mereka rancang sendiri

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Surya. Ilmu Lingkungan: Bermetode Service Learning. PT Kanisius, 2020.

 

Jackson, Julia. "An Assessment of Paulo Freire's Pedagogy of Hope in U.S. Urban Schools." Theses, Dissertations and Culminating Projects, 1 Januari 2017. https://digitalcommons.montclair.edu/etd/36.

 

Mualif, Ahmad. "Analisis Korelasi Antara Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Mendidik." Jedchem (Journal Education and Chemistry) 5, no. 1 (2023): 1. https://doi.org/10.36378/jedchem.v5i1.2797.

 

Rosminah, Makhrani Sari Ginting, Silvia Permata Sari, Lusia Sulo Marimpan, Rizka Nabilah, Linda Noviana, Agustina Etin Nahas, Halimatus Syahdia Hasibuan, Sarah Fiebrina Heraningsih, Nurlita Pertiwi, Achmad Sofian, Fadlan Pramatana, dan Winny Laura Christina Hutagalung, Arsyad Yunus. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Yayasan Kita Menulis, 2024.

 

Sari, Meitia Rosalina Yunita. "Relevansi Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Dengan Pendidikan Modern." An-Nuur 13, no. 1 (2023). https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.159.

 

Sisca Beatrix Kairupan. Ekologi Adminstrasi Negara Indonesia. CV Tahta Media Group, 2024.

 

Widayati, Weka. Ekologi Manusia: Konsep, Implementasi, dan Pengembangannya. Unhalu Press (kini Universitas Halu Oleo Press), 2011.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun