Mohon tunggu...
Mirna Basthami
Mirna Basthami Mohon Tunggu... Arsitek - Mirna Basthami

Arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia dan Magister di bidang Urban Design lulusan Universiti Putra Malaysia dengan kajian utama Pedestrian Walkway for All. Tertarik pada bangunan tua,kota tua,sejarah kota,Kota Berkelanjutan, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Taman Bermain Anak-anak: Korelasi Elemen Buatan dan Alam terhadap Pembentukan Karakter

27 Agustus 2021   19:43 Diperbarui: 27 Agustus 2021   22:23 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: Dokumen Pribadi

Yuval Noah Harari seorang sejarahwan mengatakan bahwa sebuah sejarah tidak akan pernah terulang kembali.  Begitu juga dalam kehidupan kita sebagai manusia terhitung sejak masa kanak-kanak. Masa dimana penuh dengan memori yang pada akhirnya menjadi pondasi mereka untuk berpijak dimasa depan. 

Memang masa penuh bermain namun bermain yang sangat penting dalam pembentukan karakter mereka. Dan, taman bermain sebagai alat yang sangat membantu untuk tumbuh kembang dimasa ini.Masa dimana sering diidentikkan dengan waktu untuk bermain. Tidak ada masa yang paling padat waktu bermainnya ketimbang masa anak-anak. 

Pada masa ini, bermain adalah proses membangun diri, membangun mental, membangun kekuatan fisik, membangun bahasa dan membangun kemampuan sosialisasi anak. 

Karena seyogyanya, bermain dan belajar itu seperti raga dan jiwa bagi anak-anak. Tanpa raga, jiwa hanyalah udara hampa. Tanpa jiwa, raga adalah kerangka tanpa makna.

Bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Taman bermain adalah merupakan area yang nyata untuk mengajar anak-anak secara langsung. Karena bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak. 

Dengan bermain, sianak mendapatkan sangat banyak pembelajaran yang tentu saja sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang mereka secara langsung.

Sejarah adanya pertama kali taman bermain yaitu dibuat di Jerman. Negara tersebut menginstruksikan membuat taman bermain sebagai area pembelajaran untuk anak-anak. Mereka mengkreasi dan membuat area bermain untuk mengajar anak-anak sebagai area yang nyata untuk mereka bermain. 

Konsep ini kemudian diadopsi negara lain di dunia yang ditujukan untuk pengembangan aspek masa pertumbuhan anak-anak termasuk di Amerika Serikat yang pertama kali dibuat di San Fransisco di area Golden Gate Park pada tahun 1887,.

Kemudian, taman bermain untuk umum diperkenalkan di seluruh negeri pada tahun 1907 oleh Presiden Roosevelt yang mana salah satu pernyataan beliau yang sangat berkesan yaitu:

"Jalan-jalan kota adalah taman bermain yang tidak memuaskan untuk anak-anak karena berbahaya. Halaman belakang maupun halaman rumput depan rumah tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain anak-anak kecil. Anak-anak yang lebih tua yang bermain pertandingan-pertandingan olahraga harus mempunyai tempat yang khusus untuk keperluan tersebut. Dan karena bermain adalah kebutuhan dasar, taman bermain harus disediakan untuk setiap sekolah bahkan lingkungan ataupun perkotaan".

Ada dua desain taman bermain yang pernah kita lihat. Yaitu desain dengan elemen buatan manusia dan desain dengan elemen alam. Taman bermain dengan elemen buatan manusia sering kita jumpai di mana-mana baik di luar ataupun di dalam ruangan. 

Elemen taman bermain buatan sekarang ini semakin berkembang. Variatif dan kreatif. Makin disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan untuk kembang tumbuh masa kanak-kanak sesuai perkembangan zamannya. 

Dengan permainan buatan ini, banyak aktifitas yang bisa dilakukan oleh anak-anak. Dengan permainan ini, anak-anak melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh. Dampaknya secara fisik, anak akan menjadi lebih sehat dan otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat.

Sedangkan elemen yang kedua yaitu elemen alam. Apakah masih ingat masa ketika kita masih anak-anak ketika kita bermain di luar rumah? Entah itu memanjat pohon, berbaring-baring memutar di atas tanah yang berumput hijau, memetik bunga dan sebagainya. 

Tentu saja semua kenangan itu masih ada di memori kehidupan kita sampai saat ini. Jika dilihat dari pengalaman kita tadi, semua elemen permainan asal mulanya dari alam. 

Memang kebanyakan anak-anak pada jaman dulu bermain dengan memanfaatkan elemen yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal. Entah itu berupa pohon, rumput ataupun tanah.

Ternyata, tanpa disadari sangat bermanfaat bagi pertumbuhan jiwa masa kanak-kanak kita. Yaitu alam telah mengajarkan kita kepada keharmonisan, keheningan, kesunyian dan keseimbangan. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membangun karakter dalam diri manusia yaitu peaceful dan calm.

Salah satu negara yang terlihat banyak taman bermainnya dalam berbagai bentuk yaitu di Jepang. Mereka banyak memanfaatkan elemen alam seperti batu, pasir, pohon, tanah dan air. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kepercayaan Shinto dikehidupan masyarakatnya.  Yaitu keharmonisan, keheningan, kesunyian dan keseimbangan. 

Hanya dengan batu-pasir-tanah-pohon, jadilah sebuah taman bermain anak-anak. Masyarakat Jepang selalu percaya bahwa keseimbangan atau keharmonisan itu ada di alam. Apa yang tampaknya berlawanan itu kenyatannya justru saling melengkapi. Terlihat seperti foto di atas.

Di negara ini juga, kita bisa melihat contoh bagaimana suatu taman bermain anak dapat dibuat secara ekonomis tetapi indah dan tentu saja selaras dengan lingkungan di sekelilingnya.

Indah dan selaras di sini terpancar dari alat permainan yang digunakan yaitu batu-pasir-tanah dan pohon yang mana anak-anak sebagai pengguna menyatu dengan alam dan dunia fisik di sekelilingnya. 

Dengan susunan batu-tanah-pasir-pohon secara tidak langsung mengajarkan kepada anak-anak hubungan Sang Pencip ta alam, dunia. Yaitu tentang keseimbangan hidup, mencintai lingkungam, mencintai alamnya, mencintai semua hasil yang telah diciptakanNya. 

Susunan elemen alam tersebut disusun dan diolah untuk alat permainan seperti tempat untuk bersembunyi, berkeliling, memanjat dan loncat-loncat. tempat bercanda dan bercanda ria dan tempat untuk menunggu matahari tenggelam.

Di taman bergaya ala mini, mereka bebas mengekspresikan dunia anak yaitu bermain. Di taman bermain dengan elemen alam mini, mereka secara tidak langsung belajar mengenal, mencintai dan bertanggung jawab terhadap hasil alam dan lingkungannya.

Anak-anak yang berjalan dan bermain di atas tanah taman bermain ini menghayati alam yang tidak terhalang oleh gedung-gedung, seolah-olah bebas walaupun sebenarnya di situ berdiri banyak Gedung sehingga pelestarian alam tetap akan terjaga. Kontras dan selaras antara taman bermain dan alam sehingga menghasilkan lingkungan yang dibentuk.

Kesimpulan

Pada akhirnya, semua taman bermain dibuat dan didesain untuk tujuan yang sama yaitu untuk bersenang-senang, ada tantangan dan tentu saja aman bagi penggunanya. Taman bermain dengan elemen buatan manusia makin berkembang disesuaikan dengan kebutuhan masa kanak-kanak sekarang. 

Tetapi sebagai manusia yang berasal dari tanah, kita harus selalu mengenalkan kepada anak-anak bahwa elemen alam juga bisa dijadikan simple life pleasure yang sangat berguna untuk mengajarkan kehidupan yang mencintai lingkungannya agar planet bumi kita ini berkelanjutan terus tanpa juga harus berhenti dengan permainan meluncurnya dengan elmen buatan manusia seperti kebanyakan sekarang ini. 

Segala sesuatu yang dicintai anak-anak akan terus dikenang di dalam relung hati manusia sampai masa tua. Hal yang paling indah yang pasti bisa kita selalu rasakan adalah bahwa jiwa kita tetap berkelana di atas tempat-tempat yang dulu pernah kita singgahi. 

Dan pengalaman masa kanak-kanak di taman bermain yang mengenalkan kepada buatan ,manusia dan alam akan membuat pembentukan karakter masa kanak-kanak semakin sempurna-----bahagia dan indah. Dan, tentu saja akan dikenang disepanjang masa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun