Mohon tunggu...
MS
MS Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

Life must go on. seberat apapun masalah kita, Allah sudah menyiapkan solusinya. setelah ikhtiar jangan lupa tawakkal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Ambil

24 Oktober 2020   14:13 Diperbarui: 24 Oktober 2020   14:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu usiaku 14 tahun, kelas 2 SMP. Setelah menerima luka itu, aku berniat kabur dari rumah di malam hari. Pukul 22.00 saat kulihat ibu dan ayahku tertidur, diam-diam aku menyelinap, membuka pintu perlahan. Aku pergi tanpa membawa apapun dari rumah. Hanya baju yang melekat ditubuhku dan jam tangan coklat kesayanganku. Aku belum tahu mau kabur kemana. Yang aku tahu, aku harus pergi. Aku ngga bisa tinggal dirumah ini lagi. Aku bertekad kalau aku sudah sukses nanti, aku akan kembali untuk menjemput ibuku lagi. Yang ku lakukan, aku tahu ini ada di serial-serial tv yang sering ku tonton dengan ibu. Aku berjalan ke arah barat, aku berjalan baru 15 menit, kala itu ada angkringan yang buka. Pemilik angkringan melihatku dan bertanya

'Mau kemana nang? Ini sudah malam kok belum tidur' tanya mbah darmo, aku tahu namanya dari banner angkringannya.

Aku memilih diam karena tidak tahu harus menjawab apa.

'Sini nang, minum dulu' ajaknya.

Aku diberikan mbah darmo teh hangat gratis. Lalu aku pamit, setelah mengucapkan terimakasih. Aku ingin berjalan lagi karena ini baru keluar komplek rumahku. Tapi tiba-tiba mbah darmo mengatakan sesuatu kepadaku. Namun, aku tidak terlalu jelas mendengarnya.

'Apa mbah?' tanyaku

'Hati-hati, ada yang melihatmu. Jangan ambil apapun dari jalan. Banyak masalah hidup itu wajar nang' kata mbah darmo mengulanginya.

'Memangnya apa yang bisa ku ambil di jalanan ini? Dan siapa yang melihatku? Bulan?' pikirku sambil melajutkan perjalanan.

Aku melihat jam tangan coklat yang selalu melingkar di tanganku. Waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB. Kala itu aku sedang istirahat dipohon yang besar. Sangat besar, dengan daun yang amat rimbun. Aku terlalu lelah berjalan, hingga tak sadar aku tertidur sejenak dibawah pohon itu, aku merasa ada yang telah membangunkanku. Aku bangun, dan aku dikejutkan ketika melihat sekelibat cahaya dari langit menuju ke pohon besar lain disamping pohon besar yang sedang kusandari. Setelah cahaya itu hilang aku menghampiri pohon itu dan aku sungguh terkejut. Disana aku melihat ada sebuah keris dan wayang yang berjejer. Aku mengambilnya dan menaruhnya di saku. 'lumayan nih buat pedang-pedangan. Bagus' ucapku. Saat itu aku masih anak remaja dengan segala kenakalannya. Aku juga belum percaya dengan hal-hal mistis, karena itu aneh.

Aku kembali melihat jam tangan coklat kesayanganku. Waktu menunjukkan pukul 12 malam tepat. 'lama juga aku tidur' pikirku. Aku hendak melanjutkan perjalan lagi, baru satu langkah meninggalkan pohon itu aku seolah mendengar bisikan dengan bahasa jawa 'muleh... muleh,.. muleh...' (pulang, pulang, pulang). Seketika bulu kudukku merinding, aku tau tempat ini, aku ada di gang komplek sebelah. Suasananya sangat sepi, tidak ada motor atau satupun orang yang berjalan. Akhirnya aku memutuskan akan kembali pulang kerumah. Ku rasa aku tidak sanggup dan aku tidak tahu harus kemana, aku juga memikirkan ibuku.

Aku kembali berjalan pulang, perjalanan pulang terasa lebih cepat. Disepanjang jalan aku masih merinding. Entah kenapa, tapi rasanya beda. Aku kembali melewati angkringan mbah darmo. Kembali mbah darmo memanggilku. Tapi aku malah berjalan lebih cepat. Aku seketika teringat kata mbah darmo untuk tidak mengambil sesuatu di jalan. Tapi aku mengambil wayang dan keris ini. Mbah darmo berteriak kepadaku, namun kali ini menggunakan bahasa jawa 'ati-ati nang. Ati-ati, kue ws di titi. Ojo digugu' (hati-hati nak. Hati-hati, kamu sudah di incar. Jangan ditiru).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun