Mohon tunggu...
Miranda Mahroza
Miranda Mahroza Mohon Tunggu... IPB University

Miranda Mahroza adalah mahasiswa Analisis Kimia yang gemar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efek Mematikan Sibutramin: Mengapa Harus Waspada?

2 Oktober 2025   21:53 Diperbarui: 2 Oktober 2025   21:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obat pelangsing mengandung sibutramin (Sumber: CanvaAI)

Seiring dengan berkembang pesatnya era digital, memiliki tubuh langsing menjadi tren dikalangan masyarakat, terutama wanita. Tren memiliki tubuh langsing muncul akibat banyaknya platform media massa yang memperlihatkan bahwa tubuh langsing merupakan bentuk tubuh ideal (Fattah et al. 2024). Selain itu, standar media sosial zaman sekarang, membuat stereotype bahwa cantik itu langsing. Hal inilah yang membuat para wanita berlomba-lomba untuk memiliki tubuh langsing.

Tren tersebut diikuti dengan peningkatan yang pesat dalam penggunaan suplemen pelangsing tradisional akibat banyaknya orang yang mencari cara cepat dalam menurunkan berat badan. Namun, kurangnya regulasi dalam industri ini menghasilkan produk yang tidak memenuhi standar dan berpotensi membahayakan kesehatan. Salah satu zat yang mengkhawatirkan adalah sibutramin, yang sebelumnya digunakan untuk menekan nafsu makan (Anggraeni et al. 2024).

Bayangkan, hanya karena ingin tubuh lebih ramping, seseorang harus kehilangan nyawanya. Terdengar mengerikan, bukan? Namun, inilah kenyataan yang terjadi akibat penggunaan obat pelangsing berbahan sibutramin. Beberapa laporan medis menyebutkan adanya kasus serangan jantung, stroke, hingga kematian setelah konsumsi obat ini. Pertanyaannya, mengapa masih banyak orang tergiur mengonsumsinya?

Apa Itu Sibutramin?

Sibutramin adalah obat yang dulu dipasarkan sebagai penekan nafsu makan untuk mengatasi obesitas. Obat ini bekerja dengan memengaruhi neurotransmitter di otak sehingga penderitanya merasa cepat kenyang (Suparmi et al. 2024). Sayangnya, efek yang dianggap "keajaiban" ini menyimpan bahaya besar. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, bahkan juga FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat serta European Medicines Agency (EMA), telah menarik izin edar sibutramin sejak 2010 karena risiko kesehatannya lebih besar daripada manfaatnya.

Efek Samping yang Membahayakan

Sibutramin bukan sekadar obat biasa. Efek sampingnya terbukti berbahaya bagi kesehatan, bahkan berpotensi mematikan. Beberapa di antaranya:

  • Meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Studi SCOUT (Sibutramine Cardiovascular Outcomes Trial) menemukan peningkatan signifikan kejadian kardiovaskular pada pasien yang mengonsumsi sibutramin (Suparmi et al. 2024).
  • Menaikkan tekanan darah dan denyut jantung (Suparmi et al. 2024). Kondisi ini berbahaya bagi penderita hipertensi.
  • Gangguan psikologis. Termasuk depresi, kecemasan, hingga insomnia (Hibatullah et al. 2022).
  • Efek samping lain. Mulai dari mulut kering, sembelit, hingga gangguan pernapasan (Suparmi et al. 2024).

Dengan sederet risiko ini, sibutramin sudah seharusnya mendapat label sebagai obat berbahaya.

Meskipun sudah dilarang, kenyataannya sibutramin masih sering ditemukan dalam produk pelangsing ilegal yang dijual bebas, terutama secara online. BPOM berkali-kali merilis daftar suplemen dan jamu yang diam-diam mengandung sibutramin. Pada 2023, misalnya, ditemukan beberapa merek jamu pelangsing terkenal di marketplace yang mengandung senyawa ini. Sayangnya, banyak konsumen tidak menyadari karena label produk tidak mencantumkan kandungan berbahaya tersebut. Kondisi ini menjadi masalah serius karena banyak konsumen tidak menyadari bahaya yang mengintai di balik penggunaan produk pelangsing yang mengandung sibutramin.

Mengapa Harus Waspada?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun