Memperkenalkan Purwakarta Lewat Tulisan
Ini adalah cara yang bisa saya lakukan untuk kota kelahiran sekaligus kota tempat saya tinggal maupun mencari nafkah. Melakukan sesuatu yang positif dengan memperkenalkan potensi wisata maupun kuliner di Purwakarta lewat tulisan yang saya buat.
Kabupaten Purwakarta memiliki luas wilayah 825,74 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 992,86 ribu jiwa (sumber BPS Kabupaten Purwakarta) dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Meskipun wilayahnya kecil namun Purwakarta memiliki keindahan alam yang tidak kalah cantik dengan daerah lainnya.
Daerah Purwakarta termasuk yang daerah yang beriklim panas namun tidak semua wilayah di Purwakarta beriklim panas. Salah satu wilayah di Purwakarta yang udaranya sejuk bahkan dingin ketika di malam hari adalah Kecamatan Wanayasa.
Saya memilih Wanayasa sebagai salah satu tempat "niis" atau tempat untuk menenangkan diri saat weekend baik itu berwisata atau hanya sekedar untuk menikmati udaranya yang masih segar.Â
Kecamatan Wanayasa memiliki banyak potensi wisata yang sangat indah yang terdiri dari air terjun, danau, gunung, perkebunan teh, maupun hutan pinus. Dan salah satu objek wisata yang belum lama saya kunjungi adalah kawasan hutan pinus Kebo Burangrang.
Satu bulan lalu, setelah PPKM turun ke level 3, saya berniat untuk menghabiskan waktu di tempat yang sejuk dan Wanayasa menjadi pilihan utama saya apalagi saat itu saya masih belum ada keberanian berpergian ke luar kota.Â
Karena hampir semua tempat wisata sudah saya kunjungi, saya pun inginnya ke tempat wisata yang belum banyak orang ketahui. Kemudian saya pun mencari namun kali ini melihat di maps sampai akhirnya saya menemukan tempat wisata yang belum saya kunjungi. Dan tempat wisata itu bernama "Kebo Burangrang"
Kebo Burangrang merupakan area kawasan Hutan Pinus yang meskipun berada di daerah Wanayasa Purwakarta namun pengelola hutan tersebut berada di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Wanayasa, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cisalak, KPH Bandung Utara.
Ekowisata Kebo Burangrang terletak di daerah Kampung Pari Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Ekowisata ini sebetulnya sudah dibuka di bulan Desember 2020 dan karena situasi pandemi yang semakin meningkat jumlahnya dan berpengaruh pada sektor pariwisata maka semua tempat wisata saat itu tutup. Dan semenjak September kemarin, area wisata di Purwakarta sudah dibuka kembali termasuk Kebo Burangrang.
Kawasan ekowisata ini dikelola atas inisatif warga setempat yang tergabung di LMDH Desa Sumurugul, mereka ingin mengembangkan potensi wisata berupa kawasan hutan pinus di daerahnya sekaligus untuk membantu perekonomian warga.Â
Untungnya menurut Pak Rahmat Amin, salah satu pengelola Kebo Burangrang yang menemani saya saat itu mengatakan bahwa KPH Bandung Utara mendukung sangat dibukanya Kebo Burangrang sebagai kawasan Ekowisata apalagi pengelolaan ini tanpa merusak keasrian hutan pinus tersebut.
Masih menurut Pak Rahmat, bahwa area ekowisata hutan pinus tersebut dinamakan Kebo Burangrang karena sebelumnya area tersebut dijadikan warga setempat sebagai tempat memberi makan sapi yang dalam Bahasa Sunda sering disebut kebo dan Burangrang sendiri adalah nama gunung yang terletak di daerah tersebut.
Kawasan Kebo Burangrang sangat asri, sangat sejuk dan membuat betah padahal pembangunan areanya belum 100 persen mengingat kawasan ini sempat ditutup lama pada saat PSBB maupun PPKM.Â
Adapun yang membedakan hutan pinus Kebo Burangrang dengan kawasan hutan pinus lainnya selain untuk area berkemah, juga terdapat beberapa rumah pohon dan bangunan dari bambu hasil rancangan Pak Rahmat yang juga seorang arsitek.Â
Kelak nantinya di kawasan ini akan dibangun taman edukasi, area pertunjukkan di hutan pinus, dan akan dibangun jalur menuju kawasan air terjun dan masih banyak lagi. Rumah pohonnya pun nanti akan dibuat lebih banyak lagi sehingga masyarakat bisa menginap di rumah pohon tersebut tentunya dengan biaya yang terjangkau.
Meskipun pembangunan kawasan belum banyak namun sudah tersedia satu rumah pohon, kamar mandi serta mushola. Karena memiliki area camp ataupun lapangan yang luas, kawasan hutan pinus Kebo Burangrang pun sudah menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berkegiatan di tempat tesebut seperti yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi, Paskibra Kabupaten Purwakarta dan yang terbaru sempat dikunjungi oleh Bupati Purwakarta, Ambu Anne Ratna Mustika dan Ibu Bupati ternyata sangat terkesan dengan keasrian hutan pinus tersebut.
Perjalanan dari kota Purwakarta ke Kebo Burangrang kurang lebih satu jam perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Di pertigaan Wanayasa, kita pilih arah ke Bojong kemudian tidak jauh dari pertigaan kita, arah kiri kita akan bertemu gapura bambu berwarna kuning.Â
Memasuki daerah tersebut sebetulnya sudah tidak asing lagi dengan masyarakat Purwakarta karena di daerah tersebut terdapat air terjun (curug) yang terkenal di Purwakarta yaitu Curug Cipurut. Sehingga jika ingin bertanya tentang Kebo Burangrang, pasti warga di daerah tersebut akan menjawab sebelum Curug Cipurut.
Memasuki daerah Sumurugul, kita akan menemukan rumah-rumah warga yang berbentuk panggung dan masih alami. Kini beberapa rumah warga tersebut ada yang dijadikan homestay atau sebagai tempat menginap bagi yang ingin berwisata di dua lokasi wisata di daerah tersebut.
Dari jalan desa, akses menuju Kebo Burangrang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua baik itu sepeda ataupun sepeda motor sedangkan kendaraaan beroda empat diparkir di area rumah warga.Â
Setelah menemukan gapura kecil, lalu kita akan berjalan kurang lebih 300 meter menuju lokasi dengan pemandangan kebun dan persawahan yang masih asri nan sejuk.Â
Dengan ciri khas rumah pohon yang terlihat, artinya perjalanan kita sudah sampai di kawasan ekowisata tersebut. Harga tiket masuknya sebesar 10 ribu rupiah sedangkan tiket kemping seharga 25 ribu rupiah
Ke depannya diharapkan pembangunan ekowisata ini berjalan sesuai rencana para pengelola dan diharapkan juga menjadi salah satu objek wisata favorit pilihan masyarakat terutama bagi yang suka berwisata di alam terbuka.Â
Dengan kita berwisata berarti kita juga membantu perekonomian warga di sekitar tempat wisata tersebut dan kembali membantu menggiatkan pariwisata yang hampir terpuruk di masa PSPB maupun PPKM.
Jangan lupa tetap jaga kebersihan dimanapun berada. Jangan hanya menjadi penikmat alam maupun menjadi pencinta alam namun kita juga harus mencintai dan menjaga alam tersebut.
Salam Pariwisata Purwakarta Istimewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI