Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Buku Bertanda Tangan Penulis, Koleksi Berharga yang Tidak Akan Dijual

5 Mei 2021   09:02 Diperbarui: 5 Mei 2021   09:18 1938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dokumentasi pribadi

Mengoleksi barang adalah suatu kegiatan yang dipilih oleh masyarakat kita sebagai sarana untuk melampiaskan dari sesuatu yang kita sukai secara positif tentunya. Mengoleksi sesuatu menghasilkan kesenangan dan kepuasan untuk diri sendiri tentunya.

Mengoleksi barang juga menjadi kegiatan bagus bagi anak-anak bahkan lebih bagus daripada anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadgetnya. Dalam ilmu parenting, mengoleksi barang bagi anak-anak adalah dalam rangka mencari identitas diri. Bahwa anak tersebut bisa memperlihatkan sesuatu yang disukainya kepada orang-orang yang berada di linkgkungannya apalagi jika lingkungan tersebut memberikan respon yang positif sehingga menambah rasa percaya diri anak terebut karena merasa dihargai dengan hobi yang dia lakukan.

Saya sendiri dari kecil mempunyai hobi membaca buku dan menulis diary karena saat itu dua benda itu adalah teman yang bisa menemani kesepian saya di rumah.

Buku adalah bagian hidup yang tidak terpisahkan. Buku adalah jendela dunia dimana kita bisa tahu apa pun yang terjadi di dunia ini melalui buku. Dari buku kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Buku bisa juga menjadi teman yang menyenangkan, bisa membawa kita ke dunia imajinasi dengan membayangkan cerita yang kita baca tersebut dan menganalisis hal yang terjadi dari apa yang kita baca.

Diary saya bisa menumpahkan apa yang saya rasakan dan tidak bisa saya ceritakan baik itu ke keluarga ataupun ke teman. Diary bisa menjadi obat terbaik dari rasa kesepian yang kita alami dan diary menjadi awal dari kebiasaan kita membuat cerita atau menjadi seorang penulis. Sejak SMP hingga SMA total saya memiliki 16 Diary.

Ketika kuliah saya justru merubah hobi saya. Saya mengagumi beberapa tokoh entah itu artis ataupun pemain sepakbola yang kemudian membuat saya mengoleksi apapun yang berhubungan dengan tokoh tersebut. Namun disaat usia sudah tidak dewasa walau terlambat akhirnya saya bisa menemukan satu kesimpulan bahwa mengagumi seseorang ternyata tidak harus mengoleksi apapun yang berhubungan dengan idola kita namun lebih ke hal postif yang bisa kita ambil dari idola kita kemudian bisa kita terapkan juga dalam kehidupan kita.

Di akhir selesai kuliah, saya jatuh cinta pada satu perpustakaan umum yang baru dibuka dna berada tidak jauh dari kost-an saya. Naluri membaca buku kembali hadir dan memang tidak bisa hilang begitu saja. Hobi membaca buku ternyata sudah melekat meski sempat pergi sesaat. Selesai kuliah dan mulai bekerja makin rajin berkunjung ke perpustakaan karena itu adalah tempat terbaik membaca buku tanpa harus membeli.

Dan ketika sudah bisa menyisihkan keuangan saya untuk membeli buku, saya pun mulai membeli beberapa buku khususnya novel remaja. Saya ingat betul novel pertama yang saya beli adalah novel karya penulis Dee Lestari yang berjudul Supernova, Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh. Setelah itu kemudian membeli beberapa buku yang memang ingin saya baca.

Koleksi buku saya sempat lumayan banyak namun kemudian dengan beberapa pertimbangan, beberapa buku saya sumbangkan baik itu ke perpustakaan daerah ataupun ke taman baca masyarakat. Dan kini total buku yang saya miliki hanya sekitar 50an buku.

Koleksi buku saya 100 persen adalah buku karya penulis Indonesia. Karena kemampuan Bahasa Inggris saya yang terbatas membuat saya lebih memilih membaca novel atau buku karya penulis negeri sendiri.

Meski hanya ada 50an buku, ada sekitar 30 buku telah ditanda tangani oleh penulisnya. Buku-buku tersebut bisa ditanda tangani oleh penulisnya baik itu melalui event pre-order peluncuran buku yang memang sifatnya selalu "limited edition" ataupun ketika pihak penerbit maupun penulisnya mengadakan talkshow disertai dengan kegiatan "book sign" bagi pembacanya. Selain novel maupun buku motivasi, ada juga majalah yang covernya di tandatangani oleh aktris yang menjadi cover majalah itu.

Koleksi buku bertanda tangan terbanyak adalah karya Dee Lestari yang merupakan penuis favorit saya. Diantara semua karyanya, hanya ada dua buku yang belum saya miliki yaitu "Partikel" dan dibalik layar Aroma Karsa". 

Lalu ada beberapa koleksi buku yang dicetak ulang setelah dibuat filmnya dan saya bisa mendapatkan tanda tangan para pemain filmnya ketika saya diundang untuk hadir ke premier film tersebut. 

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Ada satu buku yang juga punya nilai histori tinggi yaitu buku yang salah satu puisinya pernah hadir di film AADC2 "Tidak Ada New York Hari Ini" . Nilai histori tinggi karena meskipun buku itu belum ditanda tangani oleh penulisnya tetapi ada tanda tangan salah satu pemainnya yang memang sangat sulit sekali bisa mendapatkan tanda tangannya tersebut. Pemain tersebut adalah aktor Nicholas Saputra yang kemarin sempat viral karena rela antri bersama masyarakat lain untuk di vaksin.  

Ada kepuasan tersendiri ketika buku yang kita punya ataupun beli ditanda tangani langsung oleh penulisnya. Karena selain menjadi koleksi yang punya nilai tinggi namun juga karena buku itu sudah "diakui" oleh penulisnya sebagai karya dari penulis tersebut.

Bukan usaha yang mudah pula bisa mendapatkan buku bertanda tangan basah dari penulisnya. Harus siap bersaing dengan pembaca lain dan juga disaat peluncuran buku tersebut harganya lebih mahal dibanding dengan buku tanpa tanda tangan penulis. Selain itu karena berasal dari kota kecil yang di kotanya belum ada toko buku resmi, jadi harus ke luar kota untuk membeli buku ataupun untuk hadir ke talkshow buku. Benar-benar perlu usaha ekstra demi buku yang di tanda tangani penulis.

Karenanya saya menghargai dan menjaga betul koleksi buku tersebut. Buku tersebut tidak saya pinjamkan dan hanya boleh baca di tempat (di rumah saya). Bukan bermaksud pelit namun menjaga agar tidak hilang mengingat tidak mudah mendapatkan buku yang bertanda tangan penulisnya. Ada proses dan kenangan yang didapat dari buku yang ditanda tangani penulis dan itu tidak bisa tergantikan ataupun dipinjamkan bukunya.

Selain tanda tangan penulis, saya juga mempunyai satu buku yang isinya adalah tanda tangan dari beberapa tokoh terkenal namun belum banyak.

Selamat mengoleksi sesuatu yang kita suka dan membuat kita belajar menghargai sesuatu entah itu karya ataupun barang yang kita suka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun