Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karena Bersepeda, WNI dan WNA Malaysia Menjadi Saudara

20 Januari 2021   11:42 Diperbarui: 21 Januari 2021   10:18 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah pensiun, beliau lebih memilih melakukan perjalanan bersepeda keliling dunia. Bahkan beliau pernah bersepeda ke Mekkah dan beberapa negara di Eropa. Ketika mudanya beliau adalah penerjun payung dan kini beliau masih aktif sebagai pelatih terjun payung (skydiving) di negaranya. Cerita pengalaman beliau bisa dibaca di web ini hmetro.com.my/H. Abdul Karim Salleh, 7300 terjunan

Dokumentasi foto : www.hmetro.com.my
Dokumentasi foto : www.hmetro.com.my
Tidak semua warga negeri Jiran memperlakukan kita WNI dengan kurang baik begitu juga sebaliknya. Dan ini terasa ketika saya bisa menjalin silaturahmi dengan beliau Bapak atau Dato H. Abdul Karim. 

Sebelum melanjutkan perjalanan bersepeda ke Bandung, beliau berkata jika saya liburan ke Malaysia maka saya harus menghubungi Dato.

Karenanya ketika saya liburan ke Malaysia bareng keluarga di Tahun 2019, saya langsung menghubungi Dato dan Dato menemui saya di Hotel.

Pertemuan dengan Dato di Malaysia. Foto : dokumentasi pribadi
Pertemuan dengan Dato di Malaysia. Foto : dokumentasi pribadi
Selama tiga hari di Malaysia, saya sangat dijamu dan dimanjakan dengan kuliner Malaysia. Diajak mencicipi sate khasnya Malaysia. Saya diajak jalan-jalan oleh Dato dan cucunya ke Selangor tepatnya ke Pusat Pemerintahan Negara Malaysia. 

Padahal perjalanan dari rumah Dato ke hotel saya lumayan jauh sekitara 45 menitan namun Dato mau banget menemani saya. 

Saya pun lebih banyak berpisah dengan rombongan keluarga (tante dan sepupu) sementara kakak-kakak saya ikut jalan-jalan dengan saya dan Dato. Alhamdulilah pengeluaran trip saya selama di Malaysia berkurang karena beberapa kali makan dan diajak jalan-jalan gratis oleh Dato.

dok. pribadi
dok. pribadi
Sampai sekarang silaturahmi kami masih terjalin dengan baik. Dato sudah layaknya ayah kedua bagi saya. Bahkan ketika bapak saya meninggal, beliau menghubungi dan memberi support pada saya.

Karena pandemi, komunikasi hanya kami lakukan lewat media sosial maupun WhatsApp. Rencana Dato untuk touring sepedanya ke Nepal dan Indonesia di tahun ini pun terpaksa ditundanya padahal saya sudah tidak sabar mendengar cerita perjalanan touring sepedanya. Jika pandemi berakhir, saya pun ingin kembali mengunjungi Dato dan tentunya sambil travelling disana.

Kisah saya ini menjadi salah satu cerita bahwa tidak semua WNA dari Malaysia itu memperlakukan WNI Indonesia dengan tidak sopan atau ramah. kita bisa menjadi saudara dengan mereka. 

Begitupula gambaran WNI tidak semua WNI itu punya niatan tidak baik ke WNA Malaysia. Meskipun pengalaman waktu di Imigrasi di Malaysia saya ditanya macam-macam (Imigrasi Malaysia terkenal agak ketat ke Warga Indonesia), namun tidak menghalangi saya untuk kembali ke negara itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun