Mohon tunggu...
Mira berlianti Aisiyah
Mira berlianti Aisiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Untuk memenuhi tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Propaganda Politik di Media Sosial Twitter

29 April 2024   17:24 Diperbarui: 2 Mei 2024   20:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Twitter, sebuah platform di mana politisi dapat dengan mudah menyebarkan propaganda politik, menggunakan berbagai teknik untuk mempengaruhi opini publik.

"Platform media sosial telah menjadi medan pertempuran propaganda politik, dimana para politisi menggunakan Twitter untuk menyebarkan pesan mereka dan mempengaruhi opini publik".

"Penggunaan Twitter untuk propaganda politik kini menjadi hal yang lumrah, dan para politisi menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan pesan-pesan mereka dan mempengaruhi opini publik".

Di era kemajuan teknologi saat ini, rasanya sangat sulit memisahkan media dan politik. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat besar, apalagi di era munculnya jejaring sosial yang banyak diminati oleh masyarakat, seperti Twitter, Facebook, dan portal-portal bagi masyarakat untuk menggunakan kepentingannya, termasuk sebagai alat propaganda politik.

Media sosial memungkinkan Anda berkreasi karena lebih efektif dalam segala hal, termasuk jangkauan, menarik bagi semua khalayak, dan biayanya jauh lebih murah dibandingkan media tradisional.

Saat ini, propaganda politik yang sering terlihat di media sosial berkisar pada wacana dampak masa jabatan presiden selama tiga tahun, yang kini menimbulkan persepsi beragam di kalangan masyarakat, baik yang pro maupun kontra.

Meski masih dalam tahap pembahasan, namun sudah mendapat banyak reaksi dari elite politik dan masyarakat Indonesia.

Mardani Ali Sera, umumnya dikenal sebagai Mardani, adalah seorang politikus Indonesia yang berafiliasi dengan Partai Sejahtera dan Keadilan (PKS).

"Pembicaraan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode membuat kita semakin terbelakang dan setara," cuitnya di akun Twitter @Mardani Ali Sera.

Tweet Mardani tidak hanya menghambat kebangkitan kepemimpinan, tetapi juga bahaya terlalu lama berkuasa.  Tweet Mardani menegaskan bahwa ia mendukung propaganda  Presiden Joko Widodo bahwa ia akan menjabat untuk ketiga kalinya.

Melihat hasil wacana media sosial Twitter di atas, maka jenis propaganda politik dalam wacana tersebut adalah propaganda abu-abu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun