Mohon tunggu...
Miraa Sartikaa
Miraa Sartikaa Mohon Tunggu... Mahsiswa

Mahsiswa unikama

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Retorika

24 September 2025   21:32 Diperbarui: 24 September 2025   21:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Retorika adalah seni atau ilmu yang berbicara dan menulis secara efektif untuk mempengaruhi, membujuk, atau menginspirasi audiens. Kata "retorika" ini berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu 'rhtorik', yang berarti seni berbicara.

Retorika memiliki beberapa fungsi utama diantaranya adalah:


Fungsi Persuasi: Ini adalah fungsi yang paling dikenal, dan yang klasik  yaitu retorika, retorika dapat digunakan untuk meyakinkan atau membujuk audiens untuk menerima suatu ide, pendapat, atau tindakan.

Contohnya adalah kampanye pemilu, pidato politik, dan iklan.


Fungsi Informasi: Retorika dapat membantu menyusun dan menyajikan suatu informasi dengan cara yang jelas, terstruktur, dan menarik agar mudah dipahami oleh audiens.


Fungsi menghibur: Retorika digunakan untuk menarik perhatian dalam menciptakan kesenangan  dengan mempererat hubungan sosial. Dalam beberapa konteks, seperti pidato seremonial atau cerita, retorika juga dapat digunakan untuk menghibur audiens.


Edukasi: Retorika juga dapat membantu guru, atau pembicara dalam menyampaikan suatu materi pelajaran dengan cara yang efektif dan mudah untuk  dicerna.


Fungsi pendidikan: Retorika mengajarkan cara berpikir kritis dalam menganalisis suatu pesan-pesan yang diterima setiap hari dari media, politik, dan iklan.


Fungsi identitas dan komunitas: Dengan bahasa yang retoris (seperti dalam slogan, lagu kebangsaan, atau pidato bersama) hal ini dapat memperkuat suatu identitas kelompok dan rasa untuk memiliki suatu komunitas .

Retorika dan studi bahasa (Linguistik) memiliki hubungan yang sangat erat dan saling melengkapi. Jika linguistik cenderung fokus pada struktur bahasa,  maka retorika berfokus pada penggunaan bahasa dalam konteks yang nyata. Berikut retorika dibawah:

Analisis Wacana pada Retorika adalah alat utama dalam menganalisis wacana (teks lisan atau tulisan yang lengkap). Studi bahasa yang menggunakan konsep retorika adalah seperti:


1. Struktur Argumen: Bagaimana sebuah teks dibangun untuk meyakinkan pembaca (misalnya, seperti opini di media).

2. Gaya Bahasa: Pemilihan diksi, metafora, dan struktur kalimat untuk menciptakan efek tertentu.


3. Analisis Pidato Politik: Membongkar bermacam strategi bahasa yang yang dapat digunakan untuk politisi agar mendapatkan dukungan

Pragmatik:
Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna dalam konteks tertentu. Retorika dan pragmatik beririsan karena sama-sama peduli pada:

1. Tujuan Tuturan: Apakah sebuah ucapan bertujuan untuk meyakinkan, menginformasikan, atau menjanjikan sesuatu?


2. Prinsip Kerja Sama: Bagaimana penutur dan lawan tutur bekerja sama dalam komunikasi, dan kapan prinsip ini "dilanggar" untuk efek retoris (seperti ironi atau sarkasme).

Sosiolinguistik:
Sosiolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat. Retorika relevan karena:


1. Analisis Variasi Bahasa:

 Bagaimana gaya bahasa (register) berubah tergantung audiens, topik, dan situasi (misalnya, bahasa dalam pengadilan vs bahasa di warung kopi).


2. Kekuatan dan Ideologi: Retorika digunakan untuk menganalisis bagaimana bahasa dipakai oleh kelompok yang berkuasa untuk mempertahankan dominasi pada kelompok marginal untuk melakukan perlawanan.

Pengajaran Bahasa:
Keterampilan retorika sangat penting dalam pengajaran bahasa, baik pertama maupun kedua. Pembelajaran bahasa tidak hanya diajari oleh tata bahasa dan kosakata, tetapi juga:


1.Menulis Esai yang Argumentatif: Membangun tesis, menyusun argumen pendukung, dan menyimpulkan dengan baik.


2.Keterampilan Berbicara Publik: Bagaimana menyampaikan presentasi yang terstruktur dan menarik audiens.


3.Kompetensi Komunikatif: Kemampuan untuk menggunakan bahasa secara tepat sesuai dengan konteks budaya dan sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun