Mohon tunggu...
M Iqbal Arrasyid
M Iqbal Arrasyid Mohon Tunggu... Penggemar isu sosial budaya, Mahasiswa Antropologi

Saya memiliki kecenderungan mengikuti isu-isu sosial dan budaya di masyarakat, terutama yang sedang hangat. Menulis juga salah satu kegiatan mengisi kekosongan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Benarkah Kita Takluk pada Parkir Liar?

5 Januari 2025   08:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:10 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan saat melakukan penertiban terhadap kendaraan yang parkir liar di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Dokumentasi Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan via  Kompas.com)

Kota yang nyaman, aman, dan tertib dapat dicapai melalui penataan ruang kota yang lebih bijak, pembangunan fasilitas parkir yang memadai, dan penerapan hukum yang tegas terhadap pelanggar parkir liar.

Kesempatan yang Penuh Umpatan      

Terselip ironi dari kesemrawutan parkir liar. Bukan sekadar kendaraan yang berjajal serampangan, melainkan ada segelintir orang yang "bermain" demi keuntungan semata. Mereka adalah "penjaga lahan" dadakan yang mengklaim ruang publik sebagai lahan bisnis pribadi. 

Bayangkan, trotoar yang selayaknya menjadi hak pejalan kaki, oleh mereka digunakan sebagai lahan parkir berbayar yang dikelola secara ilegal.

Mereka beroperasi layaknya mafia, menguasai titik-titik strategis dengan tarif yang sering menguras dompet. Mereka juga tak segan mengintimidasi pemilik kendaraan yang enggan  membayar, bahkan sampai terjadi gesekan dan adu mulut yang mengganggu ketertiban umum. 

Mirisnya, praktik ilegal ini seolah dibiarkan dan kebal hukum. Bahkan ada kabar burung bahwa pihak berwenang turut andil dalam praktik ini.

Refleksi terhadap Parkir Liar

Judul artikel ini timbul dari pikiran yang jengah dengan fenomena parkir liar. Penyuguhan pemandangan yang kacau, seakan semuanya telah takluk pada kekuasaan para pelanggar. 

Refleksi ini menunjukkan keprihatinan dan frustrasi yang mendalam. Bagaimana mungkin ruang publik dirampas dan dieksploitasi oleh sekelompok orang tertentu?  Ke mana aparat yang seharusnya menjamin ketertiban dan keadilan?  

Apakah kita benar-benar telah kehilangan kemampuan untuk mengontrol keadaan, membiarkan parkir liar mendominasi kota dan menghancurkan tatanan kehidupan?

Pada akhirnya hal itu membawa kita untuk memerangi praktik ilegal tersebut dan menjadi cambuk dalam mengubah situasi. Pemerintah harus lebih tegas dalam mengelola kota dan menyediakan tempat parkir yang memadai.  

Aparat penegak hukum harus melakukan tindakan tegas terhadap individu yang melanggar hukum tanpa pandang bulu. 

Komponen tak kalah penting, masyarakat harus lebih sadar dan disiplin dalam berlalu lintas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun