Togar sedang merapikan pekarangan rumahnya dengan menanam berbagai tumbuhan. Rencananya dia akan menanam beberapa bunga, apotik hidup dan beberapa jenis sayur. Namun, Togar bingung bagaimana caranya tumbuhannya dapat bertumbuh dengan lebat seperti di daerah pegunungan.
"Sugeng Enjang, Togar.. Sibuk sekali kelihatannya.." sapa Slamet
"Eh Slamet! Ini aku sedang berkebun.. Tapi.." Togar kebingungan melanjutkan kalimatnya
"Kenapa Togar?" tanya Slamet
"Begini Slamet.. Padahal aku sudah pakai berbagai jenis pupuk, tapi kok hasilnya ga seperti yang aku temui saat pergi ke pegunungan ya?" tanya Togar
"Ternyata itu yang kamu bingungkan. Itu karena tanah di pegunungan sudah subur akibat terkena abu gunung api.." jelas Slamet
Sobat Minilemon, akhir-akhir ini kita sering mendengar beberapa daerah di Indonesia sedang terkena hujan abu akibat aktivitas gunung berapi.
Seperti yang ditemui kawan-kawan kita di Magelang (11/03/2023), akibat erupsi Gunung Merapi, mereka terkena Hujan Abu tipis.
Bagi sebagian orang, hujan abu ini cukup merepotkan loh karena mengotori pekarangan rumah. Namun sebagian justru melihat hujan abu ini sebagai hujan berkah loh.. Kok bisa?
Ternyata abu gunung berapi memiliki banyak manfaat loh, Sobat Minilemon. Penasaran manfaat apa saja yang dapat kita ambil dari abu ini? Yuk simak info berikut ini!
Sebagai bahan baku Skin-Care
Jarang yang mengetahui kalau Abu Gunung Api atau biasa disebut Abu Vulkanik ternyata bisa dimanfaatkan jadi produk kecantikan loh. Abu Vulkanik kaya akan mineral dan antioksidan yang membantu mencerahkan kulit. Kandungan ini membantu menenangkan kondisi kulit yang meradang seperti eksim, psoriasis dan bahkan ketombe. Di luar negeri penggunaan abu vulkanik sebagai bahan baku skin-care sudah mulai dikembangkan.
Seperti di Vanuatu, mereka sudah mengembangkan campuran bahan abu vulkanik, minyak kelapa murni dan minyak tamanu untuk sebuah produk perawatan kulit alami untuk kondisi kulit berjerawat, mencegah penuaan, eksim, dermatitis dan pigmentasi.
Namun, penggunaan abu vulkanik ini memerlukan proses panjang dan tak dapat digunakan tanpa campuran bahan-bahan lainnya seperti minyak kelapa. Untuk itu penggunaan abu vulkanik secara langsung ke wajah sangat tidak dianjurkan.Â
Mengusir Hama dan Gulma Musuk Petani
Serangga yang menjadi musuh petani tidak dapat hidup pada tingkat keasaman tertentu. Untuk itu, Abu Gunung Api dapat digunakan untuk dapat mengusir hama di lahan pertanian. Mengapa bisa begitu? Abu Vulkanik memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 4-4,3. Dengan kadar keasaman tersebut, tanah yang normalnya memiliki tingkat keasaman 6-7 akan turun menjadi 5-5,5. Dengan kondisi keasaman seperti ini, menjadikan serangga, hama, dan gulma yang biasanya merusak lahan pertanian ini sulit bertahan hidup. Sehingga pada ujungnya, mereka tidak dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Namun tingginya kadar asam ini justru menurunkan kesuburan tanah.Â
Sebagai campuran Beton
Banyak orang mengira kalau Abu Vulkanik berguna untuk lahan pertanian saja. Padahal, Abu Vulkanik dapat digunakan juga sebagai pengganti semen. Abu Vulkanik di tandai sebagai material murah yang melimpah. Hal ini dikarenakan komposisi kimia dan struktur atom amorfnya, dinilai sebagai material yang cocok untuk menggantikan bahan klinker semen Portlan yang digunakan sebagai pengikat dalam produksi semen. Sedangkan di Indonesia sendiri, pengaplikasian abu vulkanik pengganti semen ini di lakukan ke pembuatan beton. Bahkan adonan konstruksi dengan abu vulkanik dinilai dapat menanggung 150 kg persatuan beban.
Menyuburkan tanah
Untuk fakta terakhir, pasti sudah banyak orang tahu. Informasi mengenai abu gunung api yang menyuburkan tanah, sering kita dengar dari orang-orang terutama orang-orang yang tinggal di sekitar Gunung Berapi yang masih aktif. Bukti nyata adalah tanah disekitar gunung api biasanya digunakan sebagai lahan pertanian karena kesuburan tanahnya. Eiitsss.. tapi jika Sobat Minilemon cermati, di fakta nomor 2 menyebutkan bahwa abu vulkanik memiliki tingkat keasaman yang tinggi, yang dapat menurunkan kesuburan tanah. Loh.. jadi yang benar seperti apa?
Ternyata kesuburan yang disebabkan abu vulkanik melalui proses yang tidak cepat loh. Kadar keasaman dari abu vulkanik perlu dinormalisasi melalui proses ilmiah yakni pelapukan kimiari dengan bantuan air dan asam-asam organik yang ada dalam tanah. Proses pelapukan ini memerlukan waktu yang lama, bahkan dari ribuan sampai jutaan tahun jika menggunakan proses alami. Namun dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, kita tidak perlu menunggu lama untuk proses normalisasi ini. Sekarang kita sudah bisa menggunakan dolomit sebagai penetral buatan.
Begitulah manfaat dari Abu Gunung Api yang tak hanya bermanfaat untuk pertanian tapi juga di bidang kecantikan dan pembangunan. Ternyata alam menyimpan sejuta manfaat untuk memenuhi kebutuhan kita Sobat Minilemon. Untuk itu, yuk kita jaga alam kita!
Jangan lewatkan keseruan dan info menarik lainnya dari para Minilemon di instagram @minilemon_id atau cek di website : minilemon.id ya!
